I.
Judul : Analog Function Generator (AFG)
II. Hari/Tanggal :
III.Tujuan :
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah:
1. Dapat
mengenal bagian Function Generator Dan fungsinya.
2. Dapat menyelidiki hubungan frekuensi dengan
output
IV. Landasan Teori
Figure. Analog Function Generator (source: google) |
According to Herre, et al
(2004: 2), Joint – stero coding denotes audio coding techniques which code two
( or more ) audio channels jointly in order to achieve a higher coding
efficiency than would be possible by separate coding of the channels. Generally
speaking, both inter- channel redundancy and inter- channel irrelevance is
exploited for reducting the bitrate. in the following two most commonly used
such techniques are described. Stero
coding was introduced for low bitrate audio coding in. A matrixing operation
similar to the approach used in FM stereo transmitting the left and right
signal, the normalized sum and difference signals are used which are referred
to as middle ( M ) and side ( S ) channel. The matrixing operation is carried
out on the spectral coefficients of the channel signals and can be thus
performed in a frequency selective fasion.
Menurut Budi (2013:128-134), kenyataannya gelombang pulsa dengan satu komponen dan satu frekuensi adalah
tidak ada. Gelombang nyata terdiri dari berbagai gelombang atau komponen
gelombang Dengan frekuensi berbeda-beda. Karena itu gelombang nyata merupakan
superposisi gelombang - gelombang normal. Secara umum dalam super posisi gelombang dapat
terbentuk peristiwa :
a. Modulasi
b. Super
posisi yang membentuk denyut.
Secara
sederhana modulasi didefinisikan sebagai proses yang menumpang gelombang
pertama pada gelombang kedua. Jadi, gelombang modulasi memerlukan gelombang
pembawa yang biasanya memiliki frekuensi yang lebih tinggi, sedangkan super
posisi yang membentuk denyut akan membentuk gelombang grup.
Modulasi
gelombang terbagi menjadi dua, yaitu :
1.
Modulasi amplitudo
2.
Modulasi frekuensi.
Dalam
modulasi amplitudo, gelombang modulasi dipancarkan sebagai alunan amplitudo
gelombang pertama, sedangkan modulasi frekuensi, frekuensi gelombang modulasi
disisipkan kedalam frekuensi pembawanya.
Modulasi
amplitudo, gelombang AM merupakan gelombang modulasi pita sisi ditambah dengan
komponen pembawanya dan dapat ditulis sebagai berikut:
Modulasi
Frekuensi, pada modulasi frekuensi, sudutfase gelombang berubah menurut pola
perubahan gelombang modulasi. Karena itu modulasi ini bersifat tidak linier dan
dapat dinaikkan dengan prinsip super posisi.
Frekuensi suatu gelombang menunjukkan seberapa
cepat gelombang bergetar bolak - balik di sekitar titik setimbangnya. Semakin
besar frekuensi gelombang maka semakin cepat dia berosilasi di sekitar titik
setimbang. Dan akibatnya makin cepat gelombang merambat dalam medium yang
dilaluinya (Ishaq, 2007:07).
Alat pengukur jarak sudah banyak di kembangkan
sekarang ini. Pada dasarnya alat pengukur jarak adalah alat untuk mengetahui
beberapa jarak atau berapa panjang jarak atau benda. Alat pengukur jarak yang
biasa adalah penggaris atau meteran, dalam bidang pengembangan alat ukur jarak
sudah banyak diteliti diantaranya rancang bangun generator pulsa gelombang
ultrasonik dan implementasinya untuk mengukur jarak antara dua objek. Rancang
bangun alat ukur tinggi badan berbasis mikrokontroller AT 89552 dengan sensor
ultrasonik pink. Menunjukkan hubungan antara waktu interval dengan jarak bidang
pantul. Sedangkan dalam penelitian ini akan menggunakan modulasi gelombang yang
dimanfaatkan sebagai alat pengukur jarak yang akan membandingkanantara jarak
bidang pantul dengan tegangan. Modulasi adalah proses penggabungan sinyal
informasi yang akan dikirim menunjukkan hasil modulasi dari Quardrature Phase
Shif Keying (QPSK) dimana merupakan proses modulasi dengan pergeseran 4 fasa
tahapan informasi Digital. Pada penelitian modulasi ini yang digunakan
menggunakan Audio Frekuensi Geggnerator (AFG) yang di modulasi. Alat tersebut
sering digunakan pembelajaran fisika terutama dalam praktikum fisika dasar,
elektronika dasar, elekktronika Digital, dan praktikum - praktikum yang lainnya
(Nuryanto, 2012 : 127).
Generator
sinyal standar sering digunakan untuk pengukuran penguat, lebar bidang
(bandwith), perbandingan sinyal terhadap derau (signal to noise ratio) dan
sifat – sifat rangkaian lainnya. Pengolahan sinyal terdiri dari rangkaian pasif
menggunakan komponen - komponen pasif
sebagai penyusunannya, seperti : resistor, kapasitor, maupun induktor.
Kelemahan dari rangkaian pasif adalah energy yang terbuang cukup banyak dan ukurannya
cenderung lebih besar. Sebaiknya untuk rangkaian aktif kelebihannya adalah
lebih kompak, panduan komponen –
komponen pasif jumlahnya sedikit ( resistor dan penguat solid state diskrit
lainnya ) dan juga memperkuat atau paling tidak mempertahankan amplitudo sinyal
masukkan (Fatkhurrozi, 2009 : 50).
Menurut
Halliday (2010: 447 – 449), amplitudo adalah besar dari perpindahan
maksimum elemen – elemen dari posisi tersebut. Panjang gelombang λ dari suatu
gelombang adalah jarak ( sejajar dengan arah rambat gelombang ) antara
pengulangan dari muka gelombang sebuah panjang gelombang umum di tandai. Yang
mana dari suatu gelombang pada waktu t =
0. Periode getaran T dari suatu gelombang menjadi waktu yang di perlukan
sembarang elemen dawai. Untuk bergerak sejauh satu getaran penuh. Frekuensi f suatu
gelombang di tentukan sebagai
dan itu berhubungan dengan
frekuensi sudut ω dengan :
f
=
=
.
V. Alat dan Bahan
1. Function Generator AFG
2. Osiloskop
3. Probe
VI.
Prosedur Kerja
1. Siapkan AFG dan
Osiloskop, Dan pastikan dalam keadaan kondisi baik.
2. Hubungkan kedua probe
dari AFG dan CRO .
3. Gunakan frekuensi 50 Hz,
100 Hz, 300Hz, 500Hz, dan 1000Hz. Amati gelombang yang terbentuk.
4. Gambarlah hubungan
grafik frekuensi dan output yang terbentuk
VII. Analisis Data
a. Persamaan mencari Amplitudo
A =
b.
Persamaan mencari tegangan efektif
Vrms =
c. Persamaan mencari Vpp
Osiloskop
Vpp
= Vout
Vpp
= Div x
d.
Persamaan mencari waktu
t
=
x Div
VIII.
Hasil
No.
|
Frekuensi
(Hz)
|
Vpp AFG
(volt)
|
Vpp Osiloskop
(volt)
|
Amplitudo
(m)
|
Vrms
(m/s)
|
Gambar gelombang yang
terbentuk
|
1.
|
50,812
|
2,1
|
4
|
57,3066
|
40,522
|
|
2.
|
100
|
2,0
|
4
|
-28,777
|
-20,348
|
|
3.
|
300
|
2,1
|
4
|
-9,828
|
-6,949
|
|
4.
|
500
|
2,1
|
4
|
-6,221
|
-4,399
|
|
5.
|
1000
|
2,1
|
4
|
-4,061
|
-2,872
|
Grafik
tabel hasil percobaan hubungan Vpp AFG
dengan frekuensi
IX.
Pembahasan
Function
generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan atau membangkitkan
gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk gelombang
pulsa. Function generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi.
Generator utama menyediakan gelombang output sinus, kotak atau gelombang segitiga dengan rangkuman
frekuensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator modulasi menghasilkan menghasilkan
bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan rangkuman frekuensi 0,01 Hz
sampai 10KHz. Generator sinyal input dapat digunakan sebagai amplitudo
modulation ( AM ) atau frequency Modulation ( FM ). Selubung ( envelope ) AM
dapat diatur dari 0
sampai 100
,
FM dapat diatur frekuensi pembawaannya hingga
.
Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5Hz
sampai 20MHz atau lebih tergantung
rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih dengan
memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi (frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur
berkisar antara 0,1 V – 20 Vp-p ( tegangan puncak ke puncak ) kondisi
tanpa beban, dan 0,1 V – 10 Vp-p ( volt
peak to peak (tegangan puncak ke puncak ) ). Dengan beban besar 50 Ω . Output utama di tetapkan
oleh SYNC Output.
Function
generator juga memiliki pengertian sbuah instrument terandalkan yang memberi
suatu pilihan beberapa bentuk terandalkan yang memberi suatu pilihan beberapa
bentuk gelombang yang frekuensi – frekuensinya di atur sepanjang rangkuman (
range ) yang lebar. Bentuk – bentuk yang lazim digunakan adalah sinusoidal,
segitiga, persegi, dan gigi gergaji. Frekuensi bentuk – bentuk gelombang ini
dapat bisa di atur dari stu hertz sampai beberapa ratus kilo hertz ( khz) bahkan
sampai mega hertz (mhz). Generator fungsi juga bagian dari peralatan atau
software uji coba elektronik yang digunakan untuk menciptakan gelombang
listrik. Gelombang ini bisa berulang – ulang atau satu kali yang dalam kasus
ini semacam sumber pemicu di perlukan, secara internal ataupun eksternal. Tipe
lain dari generator fungsi adalah sub – sistem yang menyediakan output
sebanding terhadap beberapa input fungsi matematika. Contohnya, output berbentuk kesebandingan dengan akar
kuadrat dari input. Alat seperti itu digunakan dalam sistem pengendalian umpan
dan komputer analog.
Generator
fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar dari semua
Outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang di muat dan dilepas
secara berulang – ulang dari sumber arus konstan. Hal ini menghasilkan ramp
voltase menanjak dan menurun secara linier. Ketika voltase Output mencapai
batas atas dan batas bawah, proses pemuatan dan pelepasan dibalik menggunakan
komperator. Menghasilkan gelombang segitiga linier. Dengan arus yang bervariasi
dan ukuran kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat dihasilkan.
Bagian
– Bagian Function Generator yaitu :
1. Saklar
daya ( power switch) : untuk menyalakan generator sinyal, sambungan generator
sinyal ke tegangan jala – jala, lalu tekan saklar daya ini.
Pengatur
frekuensi : tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range
frekuensi yang telah dipilih.
Indikator
frekuensi : menunjukkan nilai frekuensi sekarang.
2. terminal output TTL/CMOS : terminal yang
menghasilkan keluaran yang kompatibel dengan TTL/CMOS.
3. Duty
function : tarik dan putartombol ini untuk mengukur duty cycle gelombang.
4. Selector
TTL/CMOS : ketika tombol ini ditekan , terminal ouput TTL/CMOS akan
mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika tombol
ini ditarik, maka besarnya tegangan
kompatibel output ( yang akan keluar dari terminal output ttl/cmos dapat di
atur antara 5 – 15 Vpp, sesuai besarnya tegangan yang kompatibel dengan CMOS.
5. DC
OFF SET : Untuk memberikan OFF SET (
Tegangan DC ) pada sinyal + / - tarik dan putar searah jarum jam untuk
mendapatkan level tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran
dari generator sinyal adalah murni teganan AC.
6. Amplitude
Output : Putar searah jarum jam untuk
mendapatkan tegangan output yang maksimal, dan kebalikannya untuk output jika
tombol ditarik, maka output akan diperlemah sebesar 20Db.
7. Selektor
fungsi : Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk gelombang
output yang diinginkan.
8. Terminal
output utama : Terminal yang mengeluarkan sinyal output utama.
9. Tampilan
pencacah ( counter display) : Tampilan nilai frekuensi dalam format 6 x 0,3”
10. Selektor
range frekuensi : Tekan tombol yang relevan untuk memilih range frekuensi yang
dibutuhkan.
11. Pelemah
20Db :Tekan tombol untuk mendapatkan output tegangan yang diperlemah sebesar
20dB.
Pada saat praktikum, frekuensi yang di berikan
tidak sama saat output di osiloskop. Jika kita menurunkan atau menaikkan
gelombang frekuensinya akan menjadi berbeda di Function Generator. Ini di
sebabkan kedua alat ukur ini memiliki rentang gelombang frekuensi yang berbeda.
Tapi selisih yang ada pada osiloskop dan AFG tidak terlalu signifikan.
X.
Pertanyaan
1.
Kenapa Vpp Osiloskop berbeda dengan Vpp di
AFG?
Jawab
:
Karena
Vpp di AFG langsung tertera di monitor
pada AFG.
Sedangkan Vpp Osiloskop dicari
menggunakan
rumus
: Vpp = Div x
Contoh: f = 50 Hz
Vpp
= Div x
= 2 Div x
=
4 volt.
XI. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Bagian
– bagian dan fungsi dari analog function Generator :
1. Saklar
daya ( power switch) : untuk menyalakan generator sinyal, sambungan generator
sinyal ke tegangan jala – jala, lalu tekan saklar daya ini.
Pengatur frekuensi
: tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range frekuensi yang
telah dipilih.
Indikator frekuensi
: menunjukkan nilai frekuensi sekarang.
2. terminal output TTL/CMOS : terminal yang
menghasilkan keluaran yang kompatibel dengan TTL/CMOS.
3. Duty
function : tarik dan putartombol ini untuk mengukur duty cycle gelombang.
4. Selector
TTL/CMOS : ketika tombol ini ditekan , terminal ouput TTL/CMOS akan
mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika tombol
ini ditarik, maka besarnya tegangan
kompatibel output ( yang akan keluar dari terminal output ttl/cmos dapat di
atur antara 5 – 15 Vpp, sesuai besarnya tegangan yang kompatibel dengan CMOS.
5. DC
OFF SET : Untuk memberikan OFF SET (
Tegangan DC ) pada sinyal + / - tarik dan putar searah jarum jam untuk
mendapatkan level tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran
dari generator sinyal adalah murni teganan AC.
6. Amplitude
Output : Putar searah jarum jam untuk
mendapatkan tegangan output yang maksimal, dan kebalikannya untuk output jika
tombol ditarik, maka output akan diperlemah sebesar 20dB.
7. Selektor
fungsi : Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk gelombang
output yang diinginkan.
8. Terminal
output utama : Terminal yang mengeluarkan sinyal output utama.
9. Tampilan
pencacah ( counter display) : Tampilan nilai frekuensi dalam format 6 x 0,3”
10. Selektor
range frekuensi : Tekan tombol yang relevan untuk memilih range frekuensi yang
dibutuhkan.
11. Pelemah
20dB :Tekan tombol untuk mendapatkan output tegangan yang diperlemah sebesar
20dB.
Hubungan
frekuensi dengan Output yang terbentuk, Semakin besar frekuensi maka Vpp-nya
semakin besar Sebaliknya, Semakin kecil frekuensi maka Vpp-nya juga semakin
kecil.
Budi, Esmar. 2013. Gelombang. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Fatkhurrozy, Bagus., dkk. 2009. Rancang
Bangun Audio Generator untuk Frekuensi 20Hz – 10KHz Berbasis Mikrokontroler
AT89S52. Jurnal teknika. Vol.32.
No.02. Hal. 50.
Halliday, David,. dkk. 2010. Fisika Dasar I Jilid I Edisi 7. Jakarta
: Penerbit Erlangga.
Herre, J., C. Faller., S. Disch.,
C.Ertel., J. Hilpert., A.Hoelzer., K. Linzmeier., C. Spenger., and P. Kroon.
2004. Spatial Audio Coding : Next –
Generation Efficient and Compatible Coding Of Multi – Channel Audio. Convention Paper. Vol. 117th.
No. 01st. page 02 of 13.
Ishaq, Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Bandung : Graha
Ilmu.
Nuryanto., dkk. 2012. Rancang Bangun Alat
Ukur Jarak Memanfaatkan Modulasi Gelombang Bunyi. Jurnal Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dan Inkuiri. Vol. 03.
No. 03. Hal. 127.
Tidak ada komentar:
Write komentar