MAKALAH BUMI DAN ANTARIKSA
POSISI BENDA LANGIT
MELIPUTI SISTEM KOORDINAT HORIZON, EKUATOR, DAN EKLIPTIKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Horizon (google) |
Bumi dan antariksa merupakan ilmu yang mempelajari
alam semesta dalam cakupan tata surya dan lapisan-lapisan bumi seperti
litosfer, hidrosfer, atmosfer dan ruang angkasa di luar atmosfer bumi yang
disebut antariksa. Mulai dari pusat bumi sampai puncak atmosfer atau
rumbai-rumbai bumi (fringe of the earth).Pengetahuan tentang luar angkasa atau
antariksa telah menjadi perdebatan sejak lama, rasa ingin tahu dan penasaran
manusia mendorong mereka untuk terus melakukan penelitian tentang segala
sesuatu yang belum mereka temui atau belum terpecahkan khususnya yang berkaitan
dengan antariksa, karena begitu luasnya kajian tentang alam semesta yang belum
diketahui batasnya. Namun, sampai saat ini belum ada seorang manusia pun yang
dapat menembus langit tersebut dan pengetahuan manusia hanya sebatas di langit
pertama yang juga belum diketahui batasnya.
Berbagai pendapat dan hipotesis bermunculan dengan tujuan
memberikan informasi paling mutakhir dan valid. Keingintahuan ini terlihat dari
orang-orang Yunani kuno yang mempelajari astronomi, namun terkadang juga
digunakan untuk keperluan astrologi karena keterbatasan pengetahuan. Ilmu
astronomi khususnya pada penentuan posisi bintang sudah sejak lama
digunakan sebagai navigasi oleh nenek moyang manusia untuk berbagai keperluan
seperti peramalan musim dan pelayaran berdasarkan tata letak bintang di langit.
Seiring terus berkembangnya pengetahuan manusia tentang astronomi dengan
berbagai metode mulai dari pengamatan sederhana dengan perhitungan-perhitungan
tertentu hingga dibuatlah observatorium untuk mengamati bintang dan benda-benda
langit lainnya.
Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu
tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit
tersebut. Tata koordinat tersebut dikenal sebagai tata koordinat langit.
Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang berbeda
serta terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan
sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu sistem koordinat bergantung
pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat ingin digunakan untuk
waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai secara universal.
Dengan tata koordinat bola langit, kita dapat menentukan posisi benda langit
salah satunya adalah bintang. Dalam penulisan kali ini kelompok penulis akan
membahas tentang tata koordinat bola langit untuk menentukan posisi bintang,
berdasarkan titik pengamatan pada koordinat tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
Tata Koordinat Bola Langit Dalam Menentukan Posisi Benda Langit
Posisi suatu objek di langit dapat
didefinisikan sebagai posisi benda pada koordinat bola (system koordinat
bola langit).
Koordinat
pada muka Bumi
v Koordinat
di langit
Penentuan tempat – tempat di langit
a) Kutub utara langit
Karena dibumi itu tidak ada titik
yang kekal tempatnya terhadap bola langit, atau hanya bintang – bintang sejati
saja yang tak berpindah – pindah tempatnya, maka diambilah suatu titik dekat
bintang polaris dari rasi bintang Ursa minor, yang hampir – hampir tidak
mengikuti perputaran sehari – hari bintang sejati lainnya, untuk ditetapkan
sebagai titik pangkal. Peredarn semu ini disebabkan oleh rotasi bumi pada
porosnya. Dan titik yang tak ikut berputar ini disebut kutub utara langit
b) Kutub selatan langit
Adalah titik yang dapat dicari
dengan rasi bintang layang – layang bintang Zuiderkruis, orang Jawa menyebutnya
dengan nama bintang Gubug Penceng.
c) Sumbu Bumi
Garis khayal yang menghubungkan
kedua kutub disebut sumbu langit dan nampaknya seluruh bola langit dengan
bintang – bintangnya dan matahari berputar dari timur ke barat karena rotasi
bumi, dari barat ketimur (sebaliknya).
d) Khatulistiwa langit
Untuk menentukan letak suatu bintang
sebelah utara atau selatan (deklinasi), ditarik lingkaran (tegak lurus) pada
sumbu langit yang disebut khatulistiwa langit yang membagi dua sama besar bola
langit belahan selatan dengan layang – layang dan belakang utara dengan bintang
polaris tadi.
e) Absis dan Ordinat
1. Ordinat
Untuk mengetahui letak suatu titik,
begitu pula sesuatu bintang harus diketahui absis dan ordinatnya ordinat
bintang disebut deklinasi utara, dihitung dari 00 – 900
utara (positif) diatas bidang khatulistiwa langit 00 - 900
selatan (negatif). Jadi titik ordinat itu terletak deklinasi yang sejajar
dengan khatulistiwa langit.
2. Absis
Ordinat saja tidak dapat menentukan
letak bintang, karena bintang – bintang yang berdeklinasi 200 utara
itu misalnya, tak terhitung banyaknya, ialah tiap titik disepanjang lingkaran
deklinasi 200 utara.
v Koordinat
panjang dan lebar geografi
Koordina ini berguna untuk
menentukan kota tempat di bumi, digunakan panjang geografi (absis) dan geografi
(ordinat).
a) Garis-garis lintang
Garis – garis (lingkaran) yang
melintang dari barat ke timur disebut garis lingkaran lintang. Garis (lingkaran)
besar pada bola bumi membagi dua bagian sama besar dan bidangnya melalui pusat
bumi tegak lurus pada sumbu bumi disebut equator / Khatulistiwa . Khatulistiwa
membagi bumi kedalam dua belahan yang besar yaitu belahan bumi bagian utara dan
belahan bumi bagian selatan.
b) Garis-garis bujur
Disamping lingkaran lintang tersebut
melukiskan lingkaran yang membujur dari kutub utara kekutub selatan. Lingkaran
bujur atau Lingkaran Meridian. Lingkaran – lingkaran bujur ini merupakan
lingkaran – lingkaran yang bentuknya separuh dari lingkaran bujur dapat juga
disebut garis Meridian atau garis Bujur. Maka dari itu disebut pula meridian
Greenwich. Meridian dapat dibagi atas dua bagian :
(1) Dari 0 0
sampai 1800 ke arah timur meridian/ Bujur Timur
(B.T)
(2) Dari 0 0
sampai 1800 ke arah barat meridian / Bujur Barat (B.B)
c) Panjang geografi
Panjang gegrafi adalah busur
khatulistiwa di hitung dari 00 sampai 1800, disebut juga
garis Bujur, dan digunakan untuk menentukan letak kota/ tempat di sebelah barat
atau disebelah timur.
d) Lebar geografi
Lebar geografi adalah garis
lingkaran bumi yang sejajar dengan khatulistiwa, yang dihitung dari 00
di khatulistiwa sampai 900 dikutub bumi; juga disebut garis lintang,
dan digunakan untuk menentukan letak kota.
e) Bukti lebar geografi sama dengan tinggi kutub
Bukti Lebar Geografi sama dengan
tinggi kutub artinya, jika kutub langit diketahui, maka lebar geografi atau
lintang kota dapat diketahui. Sedangkan Tinggi Kutub merupakan busur dari
lengkung langit dihitung dari 00 sampai 900 , mulai dari
kutub sampai horison.
f) Penggunaan
Dalil “Lebar geografi = tinggi kutub
” ini digunakan para pelaut penjelajah untuk mengetahui dimana atau pada
lintang mana ia berada. Misalnya berada di tengah – tengah laut atau
padang pasir ini hanya dapat berlaku di belahan bumi utara saja dengan bintang
polaris yang nampak, sedangkan dibelahan selatan harus digunakan bintang Alfa
Centauri (α).
g) Lintang tengah dan meridian tengah
Suatu daerah atau negara dapat
ditentukan paralel tengah / lintang tengahnya dan merdian tengah / bujur
tengahnya.
Koordinat yang diperlukan untuk menggambarkan posisi suatu
benda langit disebut koordinat bola langit. Untuk menyatakan letak suatu benda
langit diperlukan suatu tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan
benda langit tersebut. Tata koordinat tersebut terdiri dari tata koordinat
horison, tata koordinat ekuator, tata koordinat ekliptika dan tata koordinat
galaktik. Namun dalam pembahasan kali ini akan diperkenalkan tata koordinat
horison dan tata koordinat ekuator, karena tata koordinat inilah yang paling
sering digunakan dalam astronomi.
Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan
sistem yang berbeda serta terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan
dalam penggunaan sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu sistem
koordinat bergantung pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat
ingin digunakan untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai
secara universal.
Koordinat langit diterjemahkan sebagai nilai dalam suatu
tatanan referensi yang dipergunakan untuk menentukan kedudukan benda langit
dalam bola langit. Sedangkan bola langit adalah sebuah bola dengan jari-jari
tak terhingga dan berpusat di pusat bumi, dari bumi semua benda langit diproyeksikan
ke bola langit. Ia adalah lingkaran khayal yang merupakan batas pandangan mata
pengamat ke angkasa tempat benda-benda langit yang seolah-olah menempel pada
langi. Sedangkan dalam keterangan lain disebutkan bahwa bola langit adalah
ruangan yang maha luas yang berbentuk bola yang dapat kita lihat sehari-hari
tempat matahari, bulan, dan bintang-bintang bergeser setiap saat.
Bintang-bintang itu dilihat seolah-olah berserak disebuah kulit bola sebelah
dalam, walaupun letak sesungguhnya sangat berjauhan.
Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan
suatu tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit
tersebut.
Dalam
menentukan posisi benda langit tentunya kita harus menentukan terlebih dahulu
tempat atau benda yang akan menjadi acuan dalam pengamatan sehingga, kita dapat
dengan mudah dala menentukan posisi benda yang akan diteliti. Tentunya dari
ketiga jenis koordinar bola langit yang akan dijelaskan untuk titik acuan di
tentukan oleh pengamat itu sendiri, artinya tergantung posisi sipengamat itu
sendiri berada di daerah mana dan disebelah mana.
Berikut ini akan dijelaskan
macam-macam tata koordinat bola langit.
A.
Sistem Koordinat Horizon
(Alt-Azimuth)
UTSB: Bidang
horizon
UZS :
Meridian langit
BZT :
Ekuator langit
Sistem koordinat horizon ini
adalah sistem koordinat yang paling sederhana dan paling mudah dipahami. Tetapi
sistem koordinat ini sangat terbatas, yaitu hanya dapat menyatakan posisi benda
langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda sistem koordinat ini
tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi benda langit
sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi itu sangat
diperlukan dan sistem koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan hubungan
dengan posisi sebelum dan sesudahnya.
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya
berdasarkan pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat
menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah
sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal
pengukuran adsorbsi cahaya bintang.
Bola langit dapat dibagi menjadi
dua bagian sama besar oleh satu bidang yang melalui pusat bola itu, menjadi
bagian atas dan bagian bawah. Bidang itu adalah bidang horisontal yang
membentuk lingkaran horizon pada permukaan bola, dan bagian atas adalah letak
benda-benda langit yang tampak, dan bagian bawahnya adalah letak dari
benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.
Horizon adalah batas pemandangan
atau kaki langit, merupakan pertemuan antara kaki langit dan permukaan bumi,
garis ini membentuk lingkaran dengan titik pusat dimana kita berdiri, sebagian
bola langit berada di atas dan sebagian lagi ada dibawah horizon, sehingga
dapat kita bayangkan bola langit yang besar dengan bumi dengan sebagai pusatnya
(seperti pada gambar di atas). Untuk memudahkan horizon dibagi atas 3 jenis
berdasarkan pandangan kita terhadap pandangan kita antara langit dan bumi.
1. Horizon Kodrat (alam)
Apabila kita berdiri disebuah
tanah yang luas dan datar atau ditengah samudra/laut, kita melihat seolah-olah
kubah langit bertemu dengan permukaan bumi. Perpotongan lengkung langit dengan
bidang datar ini disebut horizon kodrat. Horizon Kodrat akan berubah sesuai
dengan kedudukan dari si pengamat. Makin tinggi tempat si pengamat maka makin
rendah horizon kodrat.
2. Horizon Astronomi
Untuk menentukan letak
benda-benda dilangit maka kita harus menggunakan bidang datar yang tidak
brubah-ubah dan tidak tergantung kepada sipengamat. Horizon astronomi adalah
tempat bidang yang datar yang dibuat dari mata si pengamat sampai menyentuh
lengkung langit.
3. Horizon Sejati
Horizon sejati adalah bidang
datar yang ditarik memotong melalui titik pusat bumi dan memotong garis
vertikal tegak lurus (90').
Di samping ke-3 tersebut diatas
kita mengenal titik Zenit yang ada tepat diatas kita (tempat berdiri)
dan titik yang berada dibawah kaki kita terus menembus bola langit yang berada
dibawah disebut nadir, titik nadir dan zenith dihubungkan dengan garis lurus
melalui tempat kita berdiri dan tentu saja melalui pusat bumi.
·
Zenith adalah titik yang berada di bola
langit tepat diatas sipengamat, jika kita buat garis vertikal maka garis ini
akan membentuk sudut 90' (tegak lurus) dengan horizon sejati.
·
Nadir adalah titik yang berada
pada bola langit bawah, bila ditarik garis melalui pengamat ketitik ini
membentuk garis yang tegak lurus terhadap horizon sejati
·
Vertikal adalah garis atau bidang yang
berdiri tegak lurus dengan garis atau bidang sejati.
Pada sistem koordinat horizon,
letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan pengamat saja. Sistem
koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu bintang,
dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, sistem koordinat
horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang.
Sistem koordinat horizon memakai
bidang horizon sebagai bidang dasar terhadap mana posisi-posisi bintang–bintang
ditentukan. Untuk menyatakan posisi-posisi bintang di bola langit itu, maka
sistem koordinat horizon menggunakan dua buah unsur, yaitu:
1.
Tinggi bintang
2.
Azimuth bintang
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat
horizon adalah:
1.
Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur dari
selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti pada
gambar azimut bintang adalak 220°. Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara
ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda menuliskan keterangan tentang
ketentuan mana yang Anda gunakan.
2.
Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur
dari proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi
bintang diukur 0° – 90° jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0° – -90° jika
arahnya ke bawah.
Letak
bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak
bintang, lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui
bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).
Disetiap
tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang berbeda-beda
tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai lingkaran meridian
yang sama). Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi
yang melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering
disebut Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya Titik Selatan Sejati
(True South), yang mana letaknya berbeda dengan Kutub Utara Magnetik dan Kutub
Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum
jam akan mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar
perbedaan sudutnya sebesar 90o.
Dengan mengenal
istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami tata koordinat horison
dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h). Tinggi benda langit dapat
digambarkan pada bola langit dengan membuat lingkaran besar yang melalui
zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada horison (lingkaran vertikal),
diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.
Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2
versi:
- Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.
- Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur UTSB. Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat dari zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o
Cara melukiskan koordinat bola
langit, yakni :
- Buat lingkaran dengan jari-jari tertentu
- Buat garis tengah horizon dan vertical yang melalui pusat lingaran
- Buatlah lingkaran besar horizontal yang melalui garis horizontal
- Buatlah arah mata angin pada bidang horizontal.
Keuntungan
dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada penggunaannya yang
praktis, sistem koordinat yang sederhana dan secara langsung dapat dibayangkan
letak objek pada bola langit. Namun tedapat juga beberapa kelemahan pada Sistem
koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda maka horisonnya pun berbeda serta
terpengaruh oleh waktu dan gerak harian benda langit.
B.
Sistem Koordinat Ekuator
Di bawah ini
diberikan deskripsi istilah-istilah yang dipakai pada bola langit:
-
Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran
horison, yaitu Utara, Timur, Selatan dan Barat.
-
Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran
besar melalui kutub-kutub langit. Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat
kedudukan gerak semu tahunan Matahari. Perpotongan bidang orbit Bumi
(ekliptika) dengan bola langit.
-
Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit tempat bola
langit berotasi. Perpotongan bola langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di
belahan langit Selatan disebut Kutub Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit
Utara disebut Kutub Langit Utara (KLU).
Sistem koordinat ekuator adalah sistem
koordinat langit yang paling sering digunakan. Sistem koordinat ini merupakan
sistem koordinat yang bersifat geosentrik. Mirip dengan sistem koordinat geografi yang
dinyatakan dalam bujur dan lintang, sistem
koordinat ekuator dinyatakan dalam asensio rekta dan deklinasi. Kedua sistem
koordinat tersebut menggunakan bidang
fundamental yang sama, dan kutub-kutub yang sama. Ekuator
langit sebenarnya adalah perpotongan perpanjangan bidang
ekuator Bumi pada bola langit, dan kutub-kutub
langit sebenarnya merupakan perpanjangan poros rotasi Bumi (yang melewati
kutub-kutub Bumi) pada bola langit.
Tata koordinat ekuator ini juga merupakan sistem koordinat
yang paling penting dalam astronomi. Letak bintang-bintang, nebula, galaksi dan
lainnya umumnya dinyatakan dalam tata koordinat ekuator. Pada tata koordinat
ekuator, lintasan bintang di langit dapat ditentukan dengan tepat karena
faktor lintang geografis pengamat (φ) diperhitungkan, sehingga lintasan
edar bintang-bintang di langit (ekuator Bumi) dapat dikoreksi terhadap
pengamat. Sebelum menentukan letak bintang pada tata koordinat ekuator,
sebaiknya kita mempelajari terlebih dahulu sikap bola langit, yaitu posisi bola
langit menurut pengamat pada lintang tertentu.
Sistem koordinat ini dapat
menyatakan letak benda langit dalam skala waktu relatif panjang. Sekalipun
perubahan unsur-unsur koordinatnya relatif kecil terhadap waktu. Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit, setiap benda langit
selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang digambarkan
sebagai bola langit. Bola yang memuat bidang khayal tersebut disebut bola
langit. Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap bola langit sehingga setiap
pengamat di muka Bumi dianggap berada di pusat bola langit. Seperti halnya pada pembahasan mengenai bola pada umumnya, setiap lingkaran
pada bola langit yang berpusat di pusat bola dan membagi bola menjadi dua
bagian yang sama besar disebut lingkaran besar, sedangkan lingkaran lainnya
disebut lingkaran kecil.
Penggunaan dalam astronomi
Sistem
koordinat ekuator memungkinkan semua pengamat membumi untuk menggambarkan
lokasi tampak di langit cukup jauh obyek menggunakan pasangan yang sama nomor:
para kenaikan yang tepat
dan penolakan . Misalnya,
bintang yang diberikan telah kira-kira konstan koordinat ekuatorial.
Sebaliknya, dalam sistem koordinat horisontal
, posisi bintang di langit yang berbeda berdasarkan garis lintang dan bujur
geografis pengamat, dan terus berubah berdasarkan waktu.
Sistem
koordinat ekuator umumnya digunakan oleh teleskop dilengkapi dengan khatulistiwa gunung
dengan menggunakan lingkaran pengaturan
. Setting lingkaran dalam hubungannya dengan bagan bintang
atau ephemeris memungkinkan
teleskop yang akan mudah menunjuk ke objek dikenal di lingkup langit.
Selama
jangka waktu yang lama, presesi dan angguk kepala
efek mengubah orbit Bumi dan dengan demikian lokasi nyata dari bintang-bintang.
Demikian juga, gerak bintang-bintang
itu sendiri akan mempengaruhi koordinat mereka seperti yang terlihat dari Bumi.
Ketika mempertimbangkan pengamatan dipisahkan oleh interval waktu yang panjang,
maka perlu untuk menentukan suatu zaman
(sering J2000.0 , untuk data yang
lebih tua B1950.0 ) ketika
menentukan koordinat planet, bintang, galaksi, dll
Bintang
Waktu berada di puncak pada pengamat
meridian suatu (HA = 0 h), maka RA = LST Positif. Right Now vernal
equinox titik berada di puncak pada meridian m (LST = 0 h) ( sudut : RA, berlawanan
; HA dan LST, searah jarum jam
)
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator
adalah:
1) Bujur
suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA).
Sudut jam menunjukkan letak suatu bintang dari titik kulminasinya, yang diukur
dengan satuan jam (ingat,1h = 15°). Sudut jam diukur dari titik
kulminasi atas bintang (A) ke
arah barat (positif, yang berarti bintang telah lewat kulminasi sekian jam)
ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti tinggal sekian jam lagi bintang
akan berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0° – 360° dari titik A ke arah barat.
2) Lintang
suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (δ), yang diukur dari proyeksi
bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi. Tinggi bintang
diukur 0° – 90° jika arahnya menuju KLU dan 0° – -90° jika arahnya menuju KLS.
Dapat kita lihat bahwa deklinasi
suatu bintang nyaris tidak berubah dalam kurun waktu yang panjang, walaupun
variasi dalam skala kecil tetap terjadi akibat presesi orbit Bumi. Namun sudut
jam suatu bintang tentunya berubah tiap jam akibat rotasi Bumi dan tiap hari
akibat revolusi Bumi. Oleh karena itu, ditentukanlah suatu ordinat baku yang
bersifat tetap yang menunjukkan bujur suatu bintang pada tanggal 23 September
pukul 00.00, yaitu ketika titik Aries ^ tepat berkulminasi atas pada pukul 00.00 waktu lokal (vernal equinox).
Ordinat inilah yang disebut asensiorekta (ascencio recta) atau kenaikan
lurus, yang umumnya dinyatakan dalam jam. Faktor gerak semu harian bintang
dikoreksi terhadap waktu lokal (t) dan faktor gerak semu tahunan bintang
dikoreksi terhadap Local Siderial Time (LST) atau waktu bintang,
yaitu letak titik Aries pada hari itu. Pada tanggal 23 September LST-nya
adalah pukul 00h, dan kembali ke pukul 00h pada 23
September berikutnya sehingga pada tanggal 21 Maret, 21 Juni, dan 22 Desember LST-nya
berturut-turut adalah 12h, 18h, dan 06h. Jadi LST
dapat dicari dengan rumus :
Adapun hubungan LST, HA00
dan asensiorekta (α)
LST = α + HA00
Dengan t adalah waktu
lokal. Misal jika HA00 = +3h, maka sudut jam
bintang pada pukul 03.00 adalah +6h (sedang terbenam). Ingat, saat
kulminasi atas maka HA = 00h. Dengan demikian didapatkan
hubungan komplit bujur pada tata koordinat ekuator
LST + t = α + HAt
Patut diingat bahwa HA00 ialah
posisi bintang pada pukul 00.00 waktu lokal, sehingga posisi bintang pada
sembarang waktu ialah:
HAt = HA00 + t
Dengan α ordinat tetap, HAt ordinat tampak, LST
koreksi tahunan, dan t koreksi waktu harian. Contoh pada gambar di
bawah. Pada tanggal 21 Maret, LST-nya adalah 12h. Jadi letak
bintang R dengan koordinat (α,
δ) sebesar (16h,-50º)akan nampak di titik R pada pukul 00.00 waktu lokal.
Perhatikan bahwa LST diukur dari titik A kearah barat sampai pada titik Aries ^. Tampak bintang R berada pada bujur (HA00) -60° atau -4
jam. Jadi, bintang R akan berkulminasi atas di titik Ka pada pukul 04.00 dan terbenam di horizon pada pukul 10.00.
Asensiorekta diukur dari titik Aries berlawanan pengukuran LST sampai pada
proyeksi bintang di ekuator. Jadi telah jelas bahwa.
HA = LST – α
Dengan -xh = 24h
- xh
Lingkaran kecil KaKb merupakan lintasan gerak bintang,
yang sifatnya nyaris tetap. Untuk bintang R, yang diamati dari Ï• = 40° LS akan
lebih sering berada pada di atas horizon daripada di bawah horizon. Pembahasan
lebih lanjut pada bagian bintang sirkumpolar.
Tinggi bintang atau altitude,
yaitu sudut kedudukan suatu bintang dari horizon dapat dicari dengan aturan
cosinus segitiga bola. Tinggi bintang, a, yaitu
a = 90° -ζ
Di mana jarak zenit (ζ) dirumuskan dengan :
cos ζ = cos(90° – δ) cos(90° – Ï•)
+ s\in(90° – δ) sin(90° – Ï•) cosHA
Di bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah
yang dipakai pada bola langit:
o Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu
Utara, Timur, Selatan dan Barat.
o Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui
kutub-kutub langit.
o Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan
Matahari. Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.
o Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit tempat bola langit
berotasi. Perpotongan bola langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di belahan
langit Selatan disebut Kutub Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit Utara
disebut Kutub Langit Utara (KLU).
o Pada sistem koordinat ekuator, koordinat yang digunakan adalah koordinat
Aksensiorekta (?) dan Deklinasi (d). Aksensiorekta adalah panjang busur yang
dihitung dari titik Aries atau disebut juga dengan titik gamma (g) pada
lingkaran ekuator langit sampai ke titik kaki dengan arah penelusuran ke arah
timur, dengan rentang antara 0 s.d. 24 jam atau 00 s.d. 3600.
o Sedangkan deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki pada lingkaran
ekuator langit ke arah kutub langit sampai ke letak benda pada bola langit.
Deklinasi bernilai positif jika ke arah KLU dan bernilai negatif jika ke arah
KLS, dengan rentang antara 00 s.d. 900 atau 00 s.d. -900.
Dalam penggunaan sistem koordinat ekuator, terdapat
hubungan antara waktu matahari dengan waktu bintang (waktu sideris). Dimana
Waktu Menengah Matahari (WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Hubungan ini
tentunya berkaitan juga dengan tanggal-tanggal istimewa titik Aries terhadap
Matahari. Tanggal-tanggal istimewa tersebut adalah :
§ Sekitar tanggal 21 Maret (TMS), Matahari berimpit dengan Titik Aries. Jam 0
WMM = jam 12 waktu bintang.
§ Sekitar tanggal 22 Juni (TMP), saat Matahari di kulminasi bawah, titik
Aries berhimpit dengan titik Timur. Jam 0 WMM = jam 18 waktu bintang.
§ Sekitar tanggal 23 September (TMG), saat Matahari di kulminasi bawah, titik
Aries berada di titik kulminasi atas. Jam 0 WMM = jam 0 waktu bintang.
§ Sekitar tanggal 22 Desember (TMD), saat Matahari di kulminasi bawah, titik
Aries berhimpit dengan titik Barat. Jam 0 WMM = jam 06 waktu bintang.
Sudut antara kutub Bumi (poros
rotasi Bumi) dan horizon disebut tinggi kutub (φ) . Jika diperhatikan lebih
lanjut, ternyata nilai φ = ϕ, dengan φ diukur dari Selatan ke KLS jika pengamat
berada di lintang selatan dan φ diukur dari Utara ke KLU jika pengamat berada
di lintang utara. Jadi untuk pengamat pada Ï• = 90° LU lingkaran ekliptika akan
berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub lintang utara berimpit
dengan zenit, sedangkan pada Ï• = 90° LS lingkaran ekliptika akan berimpit
dengan lingkaran horizon, dan kutub lintang selatan berimpit dengan
zenit.
·
Gerak Harian
Benda Langit
Bola langit melakukan gerak semu
harian akibat gerak rotasi Bumi. Pengamatan permukaan Bumi dapat mengamati
benda langit bergerak berlawanan arah dengan arah gerak rotasi Bumi. Rotasi
Bumi arahnya dari barat ke timur, inilah yang menyebabkan seolah-olah benda
langit bergerak dari timur ke barat.
Oleh karena gerak harian bola
langit terjadi akibat gerak rotasi Bumi, maka periode gerak harian benda langit
sama dengan periode rotasi Bumi yaitu satu hari, yang umum dianggap satu hari
adalah 24 jam, sehingga dalam selang waktu itu Bumi telah berotasi sebesar
360o. Berikut ini diberikan hubungan waktu dan panjang busur yang ditempuh
benda langit dalam melakukan gerak harian:
24j = 3600
1j = 150
4m = 10
4d = 1
Lintasan gerak benda langit
sejajar dengan ekuator langit dengan kemiringan tergantung pada lintang
pengamat (?) di permukaan Bumi. Besarnya sudut kemiringan menunjukkan besarnya
jarak kutub (90o- ?) tempat pengamat berada. Lintasan gerak harian benda langit
di ekuator langit berbentuk lingkaran besar sedangkan di tempat lainnya
lingkaran kecil.
Kedua kutub langit itu yaitu KLU
dan KLS yang memiliki lintasan gerak harian berbentuk titik, sehingga tampak
diam diputari oleh seluruh benda-benda langit. Benda di belahan langit Utara
tampak mengedari KLU dan di belahan langit selatan tampak mengedari KLS. Kedua
kutub itu memiliki ketinggian yang berbeda di permukaan Bumi, tergantung
lintang pengamat dipermukaan Bumi. Tempat di belahan Bumi Utara, letak KLU
berada di atas horison dengan ketinggian sama dengan besarnya lintang pengamat
dan KLS berada di bawah horison. Sebaliknya tempat di belahan Bumi Selatan,
letak KLS berada di atas horison dengan ketinggian sama dengan besarnya lintang
pengamat dan KLU berada di bawah horison.
·
Penentuan Waktu
Sideris
Waktu sideris atau waktu bintang
didasarkan kepada kala rotasi bumi terhadap acuan bintang. Seperti halnya pada
hari matahari, satu hari sideris dibagi menjadi 24 jam, tetapi panjang harinya
sendiri lebih pendek sekitar 4 menit dibandingkan hari matahari. Adanya
perbedaan panjang hari sideris dengan hari matahari menyebabkan bintang-bintang
termasuk titik gamma setiap hari mencapai meridian pengamat lebih cepat sekitar
4 menit dari hari sebelumnya. Dengan lain perkataan, titik gamma bergerak
sepanjang lingkaran ekuator ke arah barat sekitar 1 derajat busur setiap
harinya.
Adapun cara menentukan waktu sideris adalah sebagai
berikut :
- Tentukan selisih hari terhadap
salah satu dari 4 tanggal patokan terdekat yakni: 21 Maret, 22 Juni, 23
September atau 22 Desember.
- Tentukan perbedaan waktu titik
Aries dengan Matahari selama selisih waktu no.1 di atas dengan mengalikan
setiap beda 1 hari sebesar 4 menit.
- Tentukan jam 0 WMM waktu setempat
yang bersesuaian dengan waktu sideris pada tanggal yang bersangkutan dengan
menambahkan (jika melewati salah satu tanggal patokan di atas) atau
mengurangkan (jika mendahului) dengan selisih waktu no. 2 di atas yang paling
dekat dengan tanggal patokan terdekat yang dipakai.
·
Patokan tanggal
hubungan Waktu Sideris (Siderial Time) dengan Waktu Matahari Menengah
·
Tentukan waktu
sideris jam yang diinginkan dengan menambahkan dengan WMM pada jam yang
ditentukan.
C. Sistem Koordinat Ekliptika
Ekliptika adalah jalur
yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem koordinat tertentu.
Ekliptika pada benda langit merupakan suatu bidang edar berupa garis khayal
yang menjadi jalur lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi suatu titik
pusat sistem tata surya.
Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang
diperlukan adalah bujur ekliptika atau ecliptic longitude dan lintang ekliptika
atau ecliptic latitude. Tata koordinat di Bidang Kosmografi di dalam astronomi,
tata koordinat langit adalah tata koordinat yang digunakan untuk memetakan
posisi di langit. Umumnya digunakan dua koordinat yang didefinisikan pada dua
lingkaran besar acuan pada bola langit dan dinyatakan dalam satuan sudut. Kedua
lingkaran besar tersebut adalah:
a.
Bidang Fundamental yaitu lingkaran besar yang tegak lurus garis penghubung
kedua kutub tata koordinat. Koordinat pertama dihitung dari bidang fundamental
ke arah kutub atau sebaliknya.
b. Lingkaran bujur nol yaitu lingkaran besar yang melewati kedua kutub tata koordinat dan didefinisikan sebagai titik awal. Koordinat kedua dihitung dari lingkaran bujur nol ke lingkaran bujur obyek.
b. Lingkaran bujur nol yaitu lingkaran besar yang melewati kedua kutub tata koordinat dan didefinisikan sebagai titik awal. Koordinat kedua dihitung dari lingkaran bujur nol ke lingkaran bujur obyek.
Pada sistem koordinat ekliptika, bumi menjadi pusat
koordinat karena koordinat tata bola langit merupakan proyeksi dari tata
koordinat Bumi. Matahari dan planet-planet lainnya nampak bergerak mengitari
bumi. Bidang datar xy adalah bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika
heliosentrik.
Bidang eliptika membentuk sudut 23,50 terhadap bidang
equator. Akibatnya kita mengamati, seolah-olah Matahari bergeser sekali ke
belahan langit utara dan sekali ke belahan langit selatan dalam waktu satu
tahun. Pergeseran posisi ini menyebabkan pergantian musim.
Lingkaran ekliptika dan lingkaran equator, berpotongan di dua titik yaitu vernal equinox pada tanggal 21 Maret dan Autumnal equinox tanggal 23 September. Lintang ekliptika (β) didefinisikan sebagai jarak busur dari proyeksi benda langit pada lingkaran ekliptika hingga benda langit tersebut. Rentang nilai β adalah -900 (Kutub Ekliptika Selatan, KES) hingga 900 (Kutub Ekliptika Utara, KEU). Bujur ekliptika (λ) didefinisikan sebagai jarak busur dari titik kearah Timur (seperti arah pengukuran asensiorekta pada lingkaran equator) hingga proyeksi benda langit pada lingkaran ekliptika. Rentang nilai λ adalah 00 hingga 3600.Seandainya bumi dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang edar yang dilalui oleh benda-benda langit seperti planet dan matahari untuk mengelilingi bumi. Dan bila Matahari dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang yang terbentuk sebagai lintasan orbit bumi yang berbentuk elips dengan Matahari berada pada titik pusat elips tersebut.
Lingkaran ekliptika dan lingkaran equator, berpotongan di dua titik yaitu vernal equinox pada tanggal 21 Maret dan Autumnal equinox tanggal 23 September. Lintang ekliptika (β) didefinisikan sebagai jarak busur dari proyeksi benda langit pada lingkaran ekliptika hingga benda langit tersebut. Rentang nilai β adalah -900 (Kutub Ekliptika Selatan, KES) hingga 900 (Kutub Ekliptika Utara, KEU). Bujur ekliptika (λ) didefinisikan sebagai jarak busur dari titik kearah Timur (seperti arah pengukuran asensiorekta pada lingkaran equator) hingga proyeksi benda langit pada lingkaran ekliptika. Rentang nilai λ adalah 00 hingga 3600.Seandainya bumi dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang edar yang dilalui oleh benda-benda langit seperti planet dan matahari untuk mengelilingi bumi. Dan bila Matahari dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang yang terbentuk sebagai lintasan orbit bumi yang berbentuk elips dengan Matahari berada pada titik pusat elips tersebut.
Ekliptika dan equator / khatulistiwa langit saling
berpotongan membentuk sudut 23,50 pada horizon dengan titik
perpotongan sebagai titik musim semi (Aries)dan titik musim rontok (R).
Untuk menentukan posisi benda langit pada tata koordinat ekliptika yaitu dengan
menggunakan pangjang astronomi dan lebar astronomi.
Sama halnya dengan sistem ekuator, sistem koordinat
ekliptika juga merupakan sistem yang tetap tidak dipengaruhi oleh gerak semu
harian bumi. Sistem ini biasanya digunakan untuk menentukan kedudukan benda
benda langit anggota tata surya seperti satelit, planet dan matahari karena
anggota tata surya kedudukannya tetap berada di selatan ekliptika.
Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang
diperlukan adalah bujur ekliptika atau ecliptic longitude dan lintang
ekliptika atau ecliptic latitude.
Sistem koordinat Ekliptika atau sistem koordinat gerhana merupakan sistem koordinat alam semesta yang
menggunakan Ekliptika (berekliptika)
sebagai satah asasi. Ekliptik ini
adalah rute matahari yang muncul
mengikuti seluruh Bola langit sepanjang
tahun. Ia juga merupakan persilangan antara satah orbit Bumi dengan bola
langit. Sudut lintang nya dipanggil
lintang Ekliptika atau lintang cakrawala (diwakili oleh β) yang diukur positif
ke arah utara. Sudut panjang nya pula
disebut garis bujur Ekliptika atau panjang cakrawala (diwakili oleh λ) yang
diukur ke arah timur dari 0° sampai 360°. Seperti jarak hamal dalam Sistem koordinat ekuator, garis bujur
Ekliptika 0° mengarah ke arah matahari dari bumi di ekuinoks musim semibelahan
bumi utara. Pilihan ini membuat koordinat bintang tetap tunduk pada
liukan ekuinoks, agar kala
referensi harus dinyatakan selalu.
- Lingkaran primer dalam sistem koordinat Ekliptika, SK-ekl. adalah lingkaran Ekliptika atau disebut Ekliptika.
- Lingkaran Ekliptika merupakan lingkaran besar hasil perpotongan bidang Ekliptika (bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari) dengan Bola langit.
- Titik kutub lingkaran Ekliptika adalah titik Kutub Utara Ekliptika (KEU) dan titik Kutub Selatan Ekliptika (KES).
- Dalam SK-ekl, posisi benda langit (*) digambarkan dalam λ dan β.
- λ adalah bujur SK-ekl, yang diukur dari titik Aries (γ) ke posisi * sepanjang bidang ekliptika ke arah timur.
- β adalah lintang SKH, yang diukur dari bidang ekliptika. Positif (+) untuk diatas bidang ekliptika, dan negatif (-) untuk dibawah bidang ekliptika.
- Titik Aries merupakan salah satu titik potong antara ekuator langit dengan lingkaran Ekliptika (atau disingkat dengan nama Ekliptika), tempat menyeberang Matahari dari belahan langit selatan ke belahan langit utara
- Lintang dan bujur Ekliptika titik Aries masing-masing adalah nol derajat (β Aries = 0° dan λ Aries = 0°).
- Ekliptika dengan Ekuator Langit membentuk sudut kemiringan ekliptika, e, sebesar 23°.5 .
- Bujur Ekliptika sebuah benda langit mempunyai harga 0° <= λ<= 360° (<= : kurang dari atau sama dengan) atau bila dinyatakan dalam jam adalah 0 jam <= λ <= 24 jam.
- Harga lintang Ekliptika sebuah benda langit terletak antara +90° (titik Kutub Utara Ekliptika) dari -90° (titik Kutub Selatan Ekliptika) atau -90° <= β <= +90°.
Berikut ini
dibahas beberapa sistem koordinat yang penting dalam ilmu hisab, yaitu:
- Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate).
- Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate).
- Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik (Geocentric Equatorial Coordinate).
- Sistem Koordinat Horison (Horizontal Coordinate).
Keempat sistem koordinat di atas termasuk ke dalam koordinat bola.
Sebenarnya masih ada sistem koordinat lainnya, seperti Sistem Koordinat Ekuator
Toposentrik (Topocentric Equatorial Coordinate) namun Insya Allah dibahas pada
kesempatan lain.
Sekilas, banyaknya sistem koordinat di atas bisa membuat rumit.
Namun pembagian sistem koordinat di atas berasal dari benda langit manakah yang
dijadikan pusat koordinat, apakah bidang datar sebagai referensi serta
bagaimana cara mengukur posisi benda langit lainnya. Penting pula untuk
diketahui bahwa seluruh benda langit dapat dianggap seperti titik. Bisa pula
dianggap seperti benda yang seluruhnya terkonsentrasi di pusat benda tersebut.
Jika kita memperoleh jarak bumi-bulan, maka yang dimaksud adalah jarak antara
pusat bumi dengan pusat bulan.
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik dan Sistem Koordinat
Ekliptika Geosentrik sebenarnya identik. Yang membedakan keduanya hanyalah
manakah yang menjadi pusat koordinat. Pada Sistem Koordinat Ekliptika
Heliosentrik, yang menjadi pusat koordinat adalah matahari (helio = matahari).
Sedangkan pada Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik, yang menjadi pusat
koordinat adalah bumi (geo = bumi). Karena itu keduanya dapat digabungkan
menjadi Sistem Koordinat Ekliptika. Pada Sistem Koordinat Ekliptika, yang
menjadi bidang datar sebagai referensi adalah bidang orbit bumi mengitari
matahari (heliosentrik) yang juga sama dengan bidang orbit matahari mengitari
bumi (geosentrik).
Sistem
Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate)
Pada koordinat
ini, matahari (sun) menjadi pusat koordinat. Benda langit lainnya seperti bumi
(earth) dan planet bergerak mengitari matahari. Bidang datar yang identik
dengan bidang xy adalah bidang ekliptika yatu bidang bumi mengitari matahari.
Sistem
Koordinat Ekliptika Heliosentrik
- Pusat koordinat: Matahari (Sun).
- Bidang datar referensi: Bidang orbit bumi mengitari matahari (bidang ekliptika) yaitu bidang xy.
- Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE), didefinisikan sebagai sumbu x.
- Koordinat:
§ r
= jarak (radius) benda langit ke matahari
§ l
= sudut bujur ekliptika (ecliptical longitude), dihitung dari VE berlawanan
arah jarum jam
§ b
= sudut lintang ekliptika (ecliptical latitude), yaitu sudut antara garis
penghubung benda langit-matahari dengan bidang ekliptika.
Sistem
Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate)
Pada sistem
koordinat ini, bumi menjadi pusat koordinat. Matahari dan planet-planet lainnya
nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy adalah bidang ekliptika, sama
seperti pada ekliptika heliosentrik.
Sistem
Koordinat Ekliptika Geosentrik
- Pusat Koordinat: Bumi (Earth)
- Bidang datar referensi: Bidang Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari matahari, yang sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi) yaitu bidang xy.
- Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE) yang didefinisikan sebagai sumbu x.
- Koordinat:
- Jarak benda langit ke bumi (seringkali diabaikan atau tidak perlu dihitung)
- Lambda = Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit menurut bumi, dihitung dari VE.
- Beta = Lintang Ekliptika (Ecliptical Latitude) benda langit menurut bumi yaitu sudut antara garis penghubung benda langit-bumi dengan bidang ekliptika
Sistem
Koordinat Ekuator Geosentrik
Ketika bumi
bergerak mengitari matahari di bidang Ekliptika, bumi juga sekaligus berotasi
terhadap sumbunya. Penting untuk diketahui, sumbu rotasi bumi tidak sejajar
dengan sumbu bidang ekliptika. Atau dengan kata lain, bidang ekuator tidak
sejajar dengan bidang ekliptika, tetapi membentuk sudut kemiringan (epsilon)
sebesar kira-kira 23,5 derajat. Sudut kemiringan ini sebenarnya tidak bernilai
konstan sepanjang waktu. Nilainya semakin lama semakin mengecil. Masalah ini
Insya Allah akan dibahas pada kesempatan lain.
Sistem
Koordinat Ekuator Geosentrik
- Pusat koordinat: Bumi
- Bidang datar referensi: Bidang ekuator, yaitu bidang datar yang mengiris bumi menjadi dua bagian melewati garis khatulistiwa
- Koordinat:
§ jarak
benda langit ke bumi.
§ Alpha
= Right Ascension = Sudut antara VE dengan proyeksi benda langit pada bidang
ekuator, dengan arah berlawanan jarum jam. Biasanya Alpha bukan dinyatakan
dalam satuan derajat, tetapi jam (hour disingkat h). Satu putaran penuh = 360
derajat = 24 jam = 24 h. Karena itu jika Alpha dinyatakan dalam derajat, maka
bagilah dengan 12 untuk memperoleh satuan derajat. Titik VE menunjukkan 0 h.
§ Delta
= Declination (Deklinasi) = Sudut antara garis hubung benda langit-bumi dengan
bidang ekliptika.Nilainya mulai dari -90 derajat (selatan) hingga 90 derajat
(utara). Pada bidang ekuator, deklinasi = 0 derajat.
Seringkali,
Alpha (right ascension) dinyatakan dalam bentuk H (hour angle). Hubungan antara
Alpha dengan H adalah H = LST – Alpha.
Disini, LST
adalah Local Sidereal Time, yang sudah penulis bahas sebelumnya pada tulisan
tentang Macam-Macam Waktu (/syariah/ilmu-hisab/macam-macam-waktu.htm)
Sistem
Koordinat Horison
Pada sistem
koordinat ini, pusat koordinat adalah posisi pengamat (bujur dan lintang) yang
terletak di permukaan bumi. Kadang-kadang, ketinggian pengamat dari permukaan
bumi juga ikut diperhitungkan. Bidang datar yang menjadi referensi seperti
bidang xy adalah bidang horison (bidang datar di sekitar pengamat di permukaan
bumi).
Sistem
Koordinat Horison
- Pusat koordinat: Pengamat di permukaan bumi
- Bidang datar referensi: Bidang horison (Horizon plane)
- Koordinat:
§ Altitude/Elevation
= sudut ketinggian benda langit dari bidang horison. h = 0 derajat berarti
benda di bidang horison. h = 90 derajat dan -90 derajat masing-masing
menunjukkan posisi di titik zenith (tepat di atas kepala) dan nadir (tepat di
bawah kaki).
§ A
(Azimuth) = Sudut antara arah Utara dengan proyeksi benda langit ke bidang
horison.
Jarak benda
langit ke pengamat dalam sistem koordinat ini seringkali diabaikan, karena
telah dapat dihitung sebelumnya dalam sistem koordinat ekliptika.
D. Gerak Benda Langit Di Lihat Dari
Tempat Yang Berbeda
Bumi kita berputar seperti gasing.
Gerak putar Bumi pada sum vcg6 bu
putarnya ini dinamakan gerak rotasi. Untuk menyelesaikan satu putaran (satu
periode rotasi), dibutuhkan waktu 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak rotasi Bumi
inilah yang menyebabkan terjadinya siang dan malam dan pergerakan semu
benda-benda langit.
Gerak semu langit adalah gerak yang
kita amati dari Bumi, dimana benda-benda langit terlihat terbit di timur dan
tenggelam di barat. Gerak semu ini teramati karena Bumi kita yang ber-rotasi
dengan arah sebaliknya, dari barat ke timur. Lintasan gerak benda-benda langit
yang terbit di timur dan terbenam di barat, dinamakan lintasan harian benda
langit. Lintasan harian ini terlihat berbeda jika kita mengamatinya dari
lintang berbeda. Jika kita berada tepat di khatulistiwa, kita akan mengamati
lintasan haria benda-benda langit tersebut, tegak lurus terhadap horizon /
ufuk.
Jika kita berada di bumi belahan
selatan (sebelah selatan khatulistiwa), kita akan mengamati lintasan harian
benda-benda langit tidak lagi tegak lurus terhadap horizon, tapi condong ke
arah utara. Besarnya kemiringan lintasan harian ini tergantung sejauh mana kita
dari khatulistiwa. Semakin ke arah selatan, maka garis lintasan gerak harian
benda-benda langit akan semakin condong ke arah utara. Begitu juga sebaliknya
jika kita bergerak ke arah utara. Semakin ke utara dari khatulistiwa, maka
semakin besar kecondongan lintasan harian benda-benda langit itu ke arah
selatan.
Gerak semu langit tidak sama
periodenya dengan gerak Matahari di langit (diamati dari Bumi). Gerak semu
langit periodenya 23 jam 56 menit 4.1 detik, sedangkan gerak harian Matahari di
langit periodenya 24 jam. Terdapat perbedaan sekitar 4 menit. Perbedaan ini
menyebabkan penampakan langit sedikit berbeda dilihat pada jam yang sama tiap
harinya. Sebagai contoh: misalnya sebuah bintang hari in terbit pukul 18:00
sore. Maka keesokan harinya ia akan terbit pukul 17:56, lusa pkul 17:52, dst.
Bintang itu akan terbit 4 menit lebih cepat dari hari sebelumnya. Karena itu,
perlahan-lahan penampakan langit akan bergeser dari hari ke hari. Kira-kira
enam bulan dari sekarang, bagian langit yang berada di atas kepala kita pada
(misalnya) jam 9 malam, akan berada di bawah kaki kita. Dengan kata lain, jika
kita mengamati langit dengan waktu pengamatan yang terpisak 6 bulan,kita akan
mengamati dua belahan bola ulangit yang berbeda.
Objek-objek
langit seperti Matahari, Bulan, dan planet-planet, memiliki geraknya sendiri
diantara bintang-bintang. Matahari bergerak secara perlahan ke arah timur
relatif terhadap bintang-bintang. Karena itu, untuk menyelesaikan satu putaran
mulai dari misalnya posisi tepat di atas kepala kita, terbenam, terbit, kembali
di atas kepala kita, matahari membutuhkan waktu 24 jam (selang waktu sehari
semalam). Bintang-bintang membutuhkan waktu sama dengan periode rotasi Bumi,
23j 56m 4.1d.
Bulan
membutuhkan waktu sedikit bervariasi, kira-kira 50 menit lebih panjang dari 24
jam. Planet-planet bergerak di langit dengan kecepatan yang lebih besar lagi
variasinya, tergantung pada seberapa dekat planet tersebut ke Matahari, dan
dimana posisinya (dalam orbitnya) relatif terhadap Bumi.
Dari penjelasan di atas dapat ke
tiga koordinat bola langit tersebut dapat ditentukan perbedaannya sebagai
berikut:
Sistem
|
Bidang
Acuan
|
Arah
Acuan
|
Lintang
|
Bujur
|
Horison
|
Bidang
Horison
|
Titik
Utara
|
Tinggi:
h
+ :kearah Zenit
- kearah Nadir
|
Azimut
: A
Ke Timur
0-3600
|
Ekuator
|
Ekuator
Langit
|
Vernal
Equnox
|
Deklinasi:
+: ke arah KLU
-: kea rah KLS
|
Asensioreta:
Ke Timur 0-24 jam
|
Eliptikal
|
Bidang
Eliptikal
|
Vernal
Equnox
|
Lintang:
+: kearah KEU
- : kearah KES
|
Bujur
: l
ke Timur 0-360o
|
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Bola langit merupakan suatu ruang berbentuk bola di mana
semua benda langit tampak atau diproyeksikan pada bidang melengkung
tersebut.Untuk menentukan posisi atau letak benda-benda langit digunakan koordinat-koordinat
tertentu yang disebut dengan tata kooerdinat bola langit. tata koordinat bola
langit terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat equator, dan tata
koordinat ekliptika.
Kumpulan sejumlah besar bintang dalam kesatuan akibat gravitasi
disebut galaksi. Galaksi terdiri dari ratusan bintang (baik bintang ganda
maupun bintang tunggal), Cluster, nebula, planet dan medium antar bintang.
Galaksi berdasarkan bentuk dibedakan menjadi tiga yaitu galaksi eliptikal
(bentuknya elips), galaksi spiral, dan galaksi tidak beraturan.
Untuk memudahkan dalam menentukan posisi dan letak suatu
benda langit maka diperlukan yang sebut dengan koordinar bola langit. Koordinar
bola langit ini dibagi menjadi tiga yaitu koordinat Horizon, koordinat Ekuator,
dan koordinat Eliptikal. Dari ketiga jenis koordinat bola langit ini yang
sering digunakan yaitu koordinat ekuator sehingga disebut koordinat geosentrik.
Koordinat horizon mudah untuk dilukis tetapi hanya dapat digunakan pada waktu
dan tempat tertentu saja (dalam kurun waktu yang pendek). Koordinat ekuator
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, tetapi cara melukisnya cukup
rumit.
Saran
Untuk
memahami isi dari tata koordinat bola langit dalam menentukan posisi bintang
dan benda-benda langit lainnya, disarankan untuk membaca referensi yang telah
teruji validitasnya guna memberi kemudahan dalam mempelajari tata
koordinat-koordinat tertentu, karena diperlukan pemahaman yang mendalam dan
pengetahuan yang mendasar baik dari segi geografis maupun matematis.
Dengan
semakin canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para astronom semakin terus
melakukan penelitian mengenai berbagai benda yang ada dilangit. Oleh sebab itu,
kita sebagai mahasiswa cukup dengan banyak menggali informasi mengenai keberadaan
benda-benda langit. Tentunya kita juga perlu mengetahui dan memahami serta
mampu menggambarkan posisi benda langit tersebut berada.
DAFTAR PUSTAKA
An-Najjar, Zaghlul 2000. Pembuktian
Sais dalam Sunnah. Jakarta: Ammzah
Fabian. Candra. 2002. Kosmologi
Stady Struktur Asal Mula Alam Semesta
L. Malasan, Hakim 2000. Jagad Raya. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan: The Golden Web LTD
Tjasyono, Bayong. 2008. Ilmu
Kebumian dan Kebumian. Departemen Pendidikan Nasional:Rosda.
Winardi Sutantyo. 1984. Astrofisika,
Mengenal Bintang. Bandung: Penerbit ITB
Astronomy for amateurs, 1969 oleh
James Muirden (anggota royal astronomical society), diterbitkan oleh Cassel
& Co Ltd
http://www.eramuslim.com/peradaban/ilmu-hisab/mengenal-sistem-koordinat.html
http://fisika-astronomy.blogspot.co.id/2012/11/sistem-dan-tata-koordinat-benda-langit.html
Mantap artikelnya gan. Jangan lupa main ke Lentera Mania
BalasHapusSukses slalu gan