Welcome to "Belajar Asyik" Blog Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dua nikmat, yang manusia banyak tertipu dengannya : nikmat sehat dan waktu luang" (hadits shahih diriwayatkan oleh Al-Bukhari, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan lainnya)

Jumat, 14 Oktober 2016

LAPORAN KIMIA DASAR - RUMUS EMPIRIS SENYAWA DAN HIDRASI AIR


PERCOBAAN III
I.                  JUDUL PRAKTIKUM
RUMUS EMPIRIS SENYAWA DAN HIDRASI AIR
II.               HARI, TANGGAL
SABTU, 9 NOVEMBER 2013
III.           TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul senyawa tersebut.
2.      Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data untuk menghitung rumus empiris.
3.      Mempelajari sifat-sifat senyawa hidrat.
4.      Mempelajari reaksi bolak balik hidrasi.
5.      Menentukan presentase air di dalam suatu hidrat.
IV.           PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1.      Apakah yang disebut rumus empiris dan rumus molekul ?
Jawab :
-          Rumus empiris adalah perbandingan jumlah mol atom unsur-unsur dalam senyawa.
-          Rumus molekul adalah menggambarkan jumlah sebenarnya dari atom tiap unsur dalam molekul senyawa yang merupakan kelipatan bulat dari rumus empiris.
2.      Jika dalam 5 g tembaga klorida terdapat 2.35 g tembaga dan 2.65 g klorida. Tentukanlah rumus yang paling sederhana dari tembaga klorida tersebut.
Jawab :
Diketahui  : Massa Cu = 2,35 g, Ar Cu = 63,5
                    Massa Cl = 2.65 g, Ar Cl = 35,5
Ditanya     : rumus yang paling sederhana = …
Dijawab     : Mol Cu =  0,037 mol
                    Mol Cl =  0,075 mol
Mol Cu      : Mol Cl
0,037         : 0,075
1                                : 2
Jadi rumus empirisnya adalah CuCl2.
3.      Definisikan apa yang dimaksud dengan hidrat.
Jawab :
Hidrat adalah senyawa yang setiap satu molnya mengandung air atau senyawa yang tersusun karena adanya molekul air sebagai bagian komposisinya.
4.      Suatu sampel diketahui berupa hidrat yaitu Zink Sulfat (ZnSO4). Bila 3 g sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap, bobot yang tersisa adalah 1,692 g. Bagaimana rumus garam hidrat ini?
Jawab :
Diketahui  : Massa hidrat ZnSO4  = 3 g
                    Massa sisa                 = 1.692 g
                    Ar Zn                                    = 65,37
                    Ar S                           = 32
                    Ar O                          = 16
Ditanya     : Rumus Garam Hidrat = …
Dijawab     : ZnSO4 x n H2O à    ZnSO4                 +          H2O
                              3 g                   1,692 g            3-1,692=1,308 g
Mol ZnSO4               =  = 0,01 mol
Mol H2O               =  = 0,07 mol
Mol ZnSO4               :               Mol HO
0,01                       :           0,07
1          :           7
Jadi, rumus garam hidratnya adalah ZnSO4.7H2O
V.               LANDASAN TEORI
Rumus empiris suatu senyawa menyatakan nisbah terkecil jumlah atom yang terdapat dalam senyawa tersebut. Rumus sebenarnya untuk semua unsur dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Misalnya hidrogen peroksida mempunyai rumus nyata H2O2 ini berarti rumus empirisnya HO. Asetilena ialah gas yang digunakan untuk mengelas, dan benzena adalah pelarut cair. Sifat fisis dan kimia kedua zat ini berbeda, tetapi rumus empirisnya sama, yaitu CH. Rumus molekul asetilena CH2, sedangkan rumus molekul benzena C6H6.
Menurut sejarah rumus empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur-unsurnya. Ini merupakan langkah yang penting untuk menentukan daya gabung suatu unsur. Baru-baru ini, unsur sintetik lawrensium diketahui mempunyai daya gabung 3 berdasarkan percobaan rumus empiris lawrensium radioaktif bergabung dengan klorin membentuk lawrensium klorida dengan rumus LrCl3.
Beberapa unsur menunjukkan daya gabung lebih dari satu, sehingga rumus empiris senyawa bergantung pada bagaimana unsur itu bergabung. Misalnya besi dapat bereaksi dengan oksigen membentuk besi (II) oksida atau besi (III) oksida. Bergantung pada kondisi pembentukan senyawa. Dalam percobaan ini, pita magnesium akan dipanaskan dalam krus dan akan diubah menjadi oksida.
Beberapa reaksi yang dilakukan dilaboratorium kimia selalu berkenaan dengan larutan, bebrapa diantaranya bekerja dengan menggunakan air sebagai pelarut. Ketika air diuapkan, hasil reaksi dapat diisolasi, seringkali dalam bentuk padatan. Kadangkala bentuk padatan ini mengandung molekul air sebagai bagian dari komposisinya. Sebagai contoh, jika nikel (II) oksida (NiO) dilarutkan dalam larutan H2SO4 encer akan terbentuk NiSO4
NiO(s) + H2SO4(aq) à NiSO4(aq) + H2O(l)
Bila air diuapkan, terbentuklah kristal berwarna hijau gelap. Ketikka dianalisis kristal tersebut mengandung 6 mol air untuk setiap mol nikel (II) sulfat. Senyawa ini dinamakan hidrat atau garam hidrat, dan air yang ada merupakan bagian penting dari komposisinya yang terbentuk dan disebut air hidrat.
Beberapa bahan akan menyerap sedikit air jika ditempatkan diatmosfir yang mengandung banyak uap air. Penambahan air akan membentuk hidrat dan kehilangan air membentuk zat anhidrat, dan proses ini merupakan proses bolak balik. Sebagai contoh hidrat nikel (II) sulfat jika dipanaskan akan kehilangan air membentuk nikel (II) sulfat anhidrat. Nikel (II) sulfat anhidrat dapat dilarutkan kembali dalam air dan dikristalisasi-ulanh sebangai senyawa hidrat.
NiSO4.6H2O à NiSO4(s) + 6H2O(g)
Perubahan kimia pada reaksi kedua juga berlangsung spontan, tanpa tambahan panas atau tambahan larutan air. Pada kelembapan relatif tinggi zat anhidrat yang higroskopis dapat menyerap air dari atmosfer. Zat yang menyerap air sering digunakan sebgai zat pengering atau pengawet gas atau cairan. Jika jumlah air yang diserap terlalu besar, zat tersebut akan meleleh, dan dapat hilang secara spontan bila ditempatkan pada kelembaban yang rendah. Zat ini dinamakan zat pemekar (ofloresensi). Hal ini sering ditandai oleh hancurnya kristal hidrat yang terbentuk dari sebuk anhidrat padat.
Presentase air pada beberapa sampel dapat ditentukan secara tida langsung. Pemanasan akan menguapkan air dan jika ditimbang ulang terjadi penyusutan bobot contoh. Besarnya penyusutan merupakan bobot air yang ada, dan hal ini dianggap tak ada gas lain yang dihasilkan dalam proses ini. Jika dilakukan pada senyawa yang diketahui, rumus hidrat dapat diketahui (Epinur, dkk.2013:30-31).

Rumus empiris dari percobaan menentukan susunan (komposisi). Senyawa dari rumus kimia yang telah dipelajari dapat diperoleh banyak informasi, tetapi bagaimana rumus kimia ini diperoleh? Caranya sama dilakukan oleh dalton yaitu menyimpulkan rumus tersebut dari percobaan penentuan komposisi suatu senyawa.
Rumus yang paling sederhana mungkin disebut rumus empiris. Rumus empiris dapat digunakan untuk menghitung bobot rumus senyawa. Bobot molekul diperoleh dengan cara yang sama atau dengan melakukan suatu bilangan tertentu terhadap bobot rumus.
Rumus molekul dapat diperoleh dengan mengalikan semua. Bahwa (subsripts) dalam rumus empiris dengan bilangan pengali menghubungkan bobot molekul dengan bobot rumus (Suwandi.1995:20-21).

Rumus empiris memberikan jumlah mol (bukan saja perbandingan) setiap jenis atom dalam satu mol molekul senyawa, menentukan rumus molekul senyawa yang tidak diketahui memerlukan percobaan dilaboratorium dengan langkah umum sebagai berikut:
-          Analisis kualitatif : menentukan unsur yang terdapat
-          Penentuan rumus empiris melalui percobaan
Diketahui bahwa untuk menentukan rumus empiris senyawa maka persen komposisinya kemungkinan untuk mengidentifikasi senyawa melalui percobaan. Prosedur yang dilakukan sebagai berikut: pertama dengan analisis kimia kita akan memperoleh jumlah garam dari setiap unsur yang terkandung dalam suatu senyawa dengan massa tertentu. Kemudian ubah jumlah dalam gram menjadi jumlah dalam mol untuk tiap unsur. Akhirnya rumus empiris dari senyawa dapat ditentukan (Raymond Chang.2004:68).

Jika suatu zat meleleh artinya terjadi perubahan tingkat wujud dari fasa padat uap ke fasa cair. Perubahan ini bersifat resvible (bolak-balik) artinya es yang telah menjadi air itu dapat membeku kembali menjadi es seperti eadaan awal. Perubahan atau proses yang tidak bisa kembali lagi pada susunan semula (versible) seperti lilin terbakar dan seperti pada reaksi kimia susunan semua tertentu (Ahmad Hiskia.1986:23-24).

Senyawa hidrogen peroksida bagi komponen atom-atom terkecil yang disebut molekul, mengandung 2H dan 2O = HO2 tetap nisbah. Atom-atom terkecil yang (jumlah atom relatif) dari hidrogen oksigen HO. Kumpulan ini berdasar satuan rumus disebut rumus sederhana atau sebuah molekulnya disebut rumus molekul.
Terdapat 3 kemungkinan hubungan yang perlu dipertimbangkan:
1.      Rumus empiris dan rumus molekul dapat identik, seperti CCl4.
2.      Rumus molekul dapat merupakan penggandaan dari rumus empiris. Rumus molekul H2O adalah 2 kali rumus empiris HO.
3.      Suatu senyawa dalam keadaan padat dapat memiliki rumus empiris NaCl, MgCl2, atau NaNO3 dan tidak memiliki rumus molekul (Raip H Petrucci.1992:162-163).
VI.           ALAT DAN BAHAN
RUMUS EMPIRIS SENYAWA
a.       Alat
Ø  Cawan krus dan tutupnya
Ø  Neraca
Ø  Kertas tisu
Ø  Kaki tiga yang dilengkapi segitiga porselen
Ø  Pembakar bunsen
Ø  Penjepit krus
Ø  Pipet tetes
Ø  Gelas arloji
b.      Bahan
Ø  Pita Mg (10-15cm)
Ø  40 tetes air
Ø  0,5 g logam tembaga
Ø  10 ml asam nitrat 4 M
HIDRASI AIR
A.    Penentuan Kuantitatif Presentase Air dalam Senyawa Hidrat
a.       Alat
Ø  Cawan porselen dan tutupnya
Ø  Segitiga penyangga
Ø  Pembakar bunsen
Ø  Neraca
b.      Bahan
Ø  Detergen dan air suling
Ø  Larutan HNO3 6M
Ø  1 g sampel
B.     Reaksi Bolak-Balik Hidrat
a.       Alat
Ø  Spatula
Ø  Cawan Porselen
Ø  Kaca arloji
Ø  Pembakar bunsen
b.      Bahan
Ø  ½ spatula tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)
VII.        PROSEDUR KERJA
RUMUS EMPIRIS SENYAWA
Cawan Krus dan Tutupnya
-          Ditimbang hingga ketelitian 0,001 g dan dicatat bobotnya
Sepotong pita Mg (10-15cm)
-          Dibersihkan dengan kertas tisu untuk menghilangkan kotoran dan minyak
-          Digulung hingga masuk sesuai dengan dasar krus
-          Dimasukkan kedalam krus dan ditimbang
Krus dan isinya
-          Diletakkan diatas kaki tiga yang dilengkapi dengan segitiga porselen
-          Dipanaskan 20 menit dengan pembakar bunsen hingga dasar krus berpijar
-          Dibuka sedikit tutup krus agar udara dapat masuk dengan menggunakan penjepit krus
-          Dilanjutkan dengan pemanasan 20 menit lagi
-          Dimatikan bunsen dan dibiarkan dingin selama 15 menit, & ditetesi dengan
40 tetes air
-          Dipanaskan dalam keadaan tertutup dengan api kecil selama 5 menit hingga tidak ada asap yang timbul
-          Dimatikan bunsen dan didinginkan selama 15 menit dan ditimbang
-          Dilanjutkan pemanasan dengan api kecil (nyala biru) selama 20 menit dan dinginkan
-          Ditimbang krus dan tutupnya
Hasil Pengamatan
            Catatan : Bila Mg tidak tersedia dapat digunakan Cu dengan prosedur :
Cawan Penguap
-          Dipanaskan, didinginkan dan ditimbang serta ditambahkan
0,5 g logam tembaga
-          Dicampur dengan
10 ml asam nitrat 4M
-          Ditutup dengan gelas arloji
-          Dipanaskan sampai terbentuk kristal hitam
-          Pemanasan dilanjutkan kampai terbentuk kristal kekuning-kuningan
-          Didinginkan dalam suhu kamar
-          Ditimbang cawan penguap beserta isinya
-          Ditentukan rumus empiris dari oksida tembaga tersebut
Hasil pengamatan
            HIDRASI AIR
A.    Penentuan Kuantitatif Presentase Air dalam Senyawa Hidrat
Cawan Porselen
-          Dicuci dengan detergen dan air suling, lalu bilas dengan air suling kemudian HNO6M dan dibilas dengan air suling sekali lagi
-          Dikeringkan dan ditempatkan cawan pada segitiga penyangga
-          Diatur ketinggian kaki tiga sehingg bagian tengah cawan tepat pada bagian yang panas pada pembakar, penutup sedikit terbuka saat dipanaskan
-          Dipanaskan dengan hati-hati sampai bagian tengah cawan terlihat membara
-          Dipertahankan pemanasan selama 5 menit
-          Dihentikan pemanasan dan didinginkan pada suhu kamar 10-15 menit
-          Dijaga cawan dan tutupnya selalu dalam keadaan bersih dan ditimbang
1 g sampel
-          Dimasukkan kedalam cawan dan timbang beserta tutupnya
-          Diletakkan cawan pada segitiga dengan penutup sedikit tebuka sehingga uap dapat keluar
-          Dipanaskan selama 1 menit dengan pembakar dibawahnya
-          Kemudian naikkan panas hingga bagian atas cawan terlihat merah dan dibiarkan pemanasan selama 10 menit.
-          Dihentikan pemanasan, cawan ditutup, dibiarkan dingin pada suhu kamar kemudian ditimbang
-          Diulangi pemanasan sampai didapat bobot tetap, sampai didapatkan perbedaan bobot 2-3 mg.
-          Dihitung presentase air dalam contoh dan ditentukan rumus hidratnya
Hasil Pengamatan

B.     Reaksi Bolak-Balik Hidrat
½ spatula tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)
-          Dimasukkan kedalan cawan porselen
-          Diamati sampel dan dicatat warnanya
-          Ditutup dengan kaca arloji
-          Dipanaskan sampai contoh akan berubah menjadi pucat dan akhirnya putih
Catat Pengamatan
-          Dihentikan pemanasan, setelah dingin diteteskan air yang terkumpul pada kaca arloji kedalam cawan
Hasil Pengamatan

VIII.    DATA PENGAMATAN
SENYAWA MAGNESIUM

Bagaimana Mendapatkannya
Ulangan
I
Ulangan
II
1.      Bobot cawan krus + tutup
Menimbang
65,788 g

2.      Bobot cawan krus + magnesium
Menimbang
65,788 g

3.      Bobot magnesium
(2)-(1)
0,02 g

4.      Bobot cawan krus + tutup + magnesium oksida
Menimbang
65,88 g

5.      Bobot magnesium oksida
(4)-(1)
0,112 g

6.      Bobot oksida
(4)-(2)
0,090 g

7.      Bobot atom magnesium
Tabel berkala
24,3
24,3
8.      Bobot atom oksida
Tabel berkala
16,0
16,0
9.      Jumlah mol atom oksigen

0,00575

10.  Jumlah mol atom magnesium

0,05823

11.  Rumus empiris magnesium oksida

MgO2


SENYAWA TEMBAGA
·         Bobot cawan penguap                              = 18.148 gr
·         Bobot cawan penguap + tembaga             = 28.21 gr
·         Bobot cawan penguap + oksida tembaga = 32.182 gr
·         Bobot oksida tembaga yang diperoleh     = 14.042 gr
·         Tulis reaksi antara logam tembaga dengan asam nitrat

A.    AIR HIDRAT
1.      Massa cawan kosong + tutup                                      = 57.58 gr
2.      Massa cawan kosong + tutup + contoh                      = 57.6725 gr
3.      Massa cawan kosong + tutup + contoh pemanasan    = 57.5804 gr
4.      Massa contoh setelah pemanasan (bobot tetap)          = 0.0925 gr
5.      Massa contoh setelah pemanasan                                = 0.0004 gr
6.      Massa air yang hilang dari contoh                              = 0.0921 gr
7.      Presentase air yang hilang dari contoh                        = 99.56 %
8.      Massa molar senyawa anhidrat                                   = 159.5
9.      Rumus hidrat                                                              = CuSO4.H2O
B.     REAKSI BOLAK-BALIK HIDRASI
a.       Warna CuSO4.5H2O : biru muda
b.      Pada pemanasan CuSO4.5H2O terdapat/tidak terdapat air dalam kaca arloji : terdapat air
c.       Warna contoh setelah pemanasan adalah : putih
d.      Setelah pemanasan dan penambahan H2O terjadi warna : biru muda
e.       Persamaan reaksi :
CuSO4.5H2O à CuSO4 + 5H2O
CuSO4 + 5H2O à CuSO4.5H2O
IX.           PEMBAHASAN
A.    Rumus empiris senyawa
Sebelum melakukan praktikum hal pertama kali yang harus dilakukan adalah menyiapkan bahan dan alat-alat yang dibutuhkan, selanjutnya menimbang krus beserta bobot nya. Dari penimbangan itu, kami memperoleh massa nya sebesar 65.768 gr. Selanjutnya, memasukkan pita magnesium yang telah dibersihkan terlebih dahulu kedalam krus dan menimbangnya tanpa tutup, hasil massa nya yaitu 65.788 gr. Dari data yang diperoleh, akhirnya kami dapat mengetahui bobot magnesium, yaitu dengan cara berikut :
Bobot Mg  = krus setelah diisi Mg - sebelum diisi Mg
= 65.788 - 65.78
= 0.02 gr
Selanjutnya, krus yang berisi magnesium diletakkan diatas kaki tiga yang dilengkapi dengan segitiga porselen dengan memanaskannya pada bunsen (api biru) hingga krus berpijar. Pemanasan ini dilakukan selama 2 menit dengan tutup krus terbuka sedikit agar udara dapat masuk, sehingga logam Mg bereaksi dengan oksigen.
2 Mg + O2  2 MgO
Krus yang dipanaskan dengan tutup terbuka menyebabkan magnesium bereaksi dengan udara membentuk magnesium oksida. Selain itu, Mg juga bereakdi dengan nitrogen dioksida membentuk Mg nitrat.
Mg + NO2 Mg(NO2)2
Setelah pemanasan dilakukan selama 2 menit. Selanjutnya dinginkan selama 15 menit. Setelah dingin ditetesi dengan 40 tetes air kedalam cawan, kemudian dipanaskan lagi hingga air yang ada pada krus habis dan kering lalu ditimbang dan dapatlah hasilnya 65.88 gr. Jika bobot krus + tutup + MgO telah didapat, maka bobot magnesiym oksida dan oksida ditentukan.
Bobot MgO           = (4) – (1)
= 65.88 gr – 65.760 gr
= 0.112 gr
Bobot oksida         = (4) – (2)
                                = 65.88 gr – 65.788 gr
                                = 0.092 gr
Bobot atom Mg yang diperoleh dari table berkala sebesar : 24.3
Bobot atom oksida yang didapat dari table berkala sebesar: 16,0
Setelah data yang diperlukan diketahui, kami menghitung jumlah mol atom oksigen dan rumus empiris MgO yaitu :
Mol oksigen            =   
=
= 0.00575
    Mol Mg                   =
=
= 0.000823
   Jadi, rumus empiris MgO adalah :
               Mol Mg   = mol O
               0.000823 = 0.00575
                        1    :    7
   RE : (MgO7)11
1.      Senyawa Tembaga
Percobaan selanjutnya yaitu menentukan rumus empiris oksida tembaga. Mula-mula kami menimbang bobot cawan penguap. Hasil penimbangan yang diperoleh yaitu sebesar 18.140 gr. Selanjutnya kami memasukkan tembaga kedalam cawan penguap lalu ditimbang hingga diperoleh massanya 28.21 gr. Setelah itu, pada cawan yang berisi tembaga kami campurkan dengan 10 ml asam nitrat dan ditutup dengangelas arloji. Setelah semua logam tembaga larut, dipanaskan hingga terbentuk kristal hitam. Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk Kristal kekuning-kuningan, lalu ditimbang, bila sudah dinginkan dan didapatlah massanya sebesar 32.182 gr selama pemanasan logam tembaga bereaksi dengan asam nitrat dengan reaksi :
Cu + 2HNO3  Cu(NO3)2 + H2
Dari data tersebut dapat diperoleh bobot oksida tembaga dengan rumus :
v  Bobot CuO        = (Bobot cawan + CuO) – (Bobot cawan penguap)
= 32.182 gr – 18.140 gr
= 14.042 gr
v  Bobot Cu           = (Bobot cawan + tembaga) – (bobot cawan)
= 28.21 gr – 18.140 gr
= 10.07 gr
v  Bobot C             = (Bobot CuO – bobot Cu)
= 14.042 gr – 10.07 gr
= 3.972 gr
Setelah data yang diperlukan diketahui, maka kami dapat menghitung rumus empiris CuO :
Perbandingan mol Cu          : O
0.155               : 0.24825
                        1        :       2
RE : CuO2
B.     Air hidrat
Dari percobaan ini kami memperoleh data massa cawan kosong + tutup sebesar 57-58 gr dan massa cawan kosong + tutup + contoh dipanaskan lalu ditimbang hingga dihasilkan massa nya sebesar 57.5804 gr.
Setelah massa tersebut diketahui, maka kami dapat menentukan rumus hidratnya dengan menggunakan rumus :
v  Massa contoh setelah pemanasan        = data (3) – data (1)
= 57.804 gr – 57.58 gr
= 0.0004 gr
v  Massa air yang hilang dari contoh = massa contoh sebelum pemanasan – massa contoh setelah pemanasan = 0.0925 gr – 0.0004 gr = 0.0921 gr
v  % air yang hilang dari sampel
% air    = massa air yang hilang x 100 %
=  x 100 %
=  x 100 %
= 99.5 %
Massa molar senyawa hidrat dapat ditentukan berdasarkan massa atom penyusunnya sehingga Mr CuSO4 = 159.5 gr. Perhitungan terakhir adalah menentukan rumus senyawa empiris tersebut dan menentukan mol CuSO4 dan mol H2O :
Perbandingan mol CuSO4 : mol H2O
0.00000250783                 : 0.0005186
                                                      1    :        2000
CuSO4.2000H2O
C.     Refleksi bolak-balik
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, warna CuSO4.5H2O sebelum dipanaskan berwarna biru muda, lalu CuSO4.5H2O setelah dipanaskan dan terdapat air dalam kaca arloji dan warna nya berubah ketika dipanaskan air bunsen menjadi pudar dan memutih.
Selanjutnya kami menambahkan H2O akan membentuk hidrat dan berkurang atau hilangnya H2O akan membentuk senyawa anhidrat. Persamaan reaksi bolak-balik :
CuSO4.5H2O ↔ CuSO4 + 5H2O
X.               DISKUSI
A.    Rumus empiris senyawa Mg dan Cu serta air hidrat
Pada percobaan rumus empiris senyawa magnesium dan tembaga serta percobaan air hidrat           didapat hasil yang tidak akurat (tepat) dimana percobaan ini kami mendapatkan perhitungan rumus empiris senyawa magnesium adalah MgO2, senyawa tembaga adalah CuO2 dan percobaan air hidrat senyawa nya adalah CuSO4.2000H2O, seharusnya rumus empiris senyawa magnesium yang dapat adalah MgO dan rumus tembaga CuO karena secara teori kedua unsur nya sama-sama memiliki ion 2. Sedangkan untuk percobaan air hidrat senyawa yang diperoleh seharusnya CuSO4..5H2O. Kesalahan ini terjadi disebabkan :
1.      Percobaan yang dilakukan tidak sesuai prosedur seperti percobaan senyawa tembaga yang dilakukan, seharusnya senyawa tembaga dipansakan hingga mengkristal, namun kami memanaskannya tidak sampai mengkristal sehingga berpengaruh pada bobot oksida tembaganya.
2.      Tidak teliti dalam menimbang bobot-bobotnya, hal ini disebabkan salah dalam menggunakan alat timbangannya. Sehingga didapatkan hasil yang tidak akurat.
3.      Kesalahan terjadi oleh kami dikarenakan lalai dan kurang paham pada prosedur kerja.
B.     Reaksi bolak-balik hidrasi
            Pada percobaan reaksi bolak-balik hidrasi didapatkan hasil yang sesuai teori dimana CuSO4.5H2O adalah berwarna biru muda warna masih merupakan senyawa hidrat yang mengandung air. Saat pemanasan H2O dilepaskan terbukti dengan adanya air pada kaca arloji sehingga warna contoh setelah pemanasan dan penambahan H2O warna contohberubah menjadi biru muda dan reaksi ini dinamakan reaksi bolak-balik hidrasi dengan persamaan reaksi :
CuSO4.5H20 ↔ CuSO4 + 5H2O
XI.           PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1.      Bila logam Mg yang digunakan bobotnya berbeda-beda, apakah rumus empirisnya sma ? Jelaskan !
Jawab :
Ya, karena rumus empiris senyawa menyatakan jumlah atom terkecil yang terdapat dalam senyawa dan tidak tergantung pada massa unsur.
2.      Dari data dibawah ini, hitung rumus empiris senyawa, suatu senyawa sulfat dengan bobot 50 gr dipanaskan dengan kondisi tertentu, untuk menghasilkan senyawa sulfat dengan 100 gr. Bagaimana RE tersebut ?
Jawab :
Diketahui  : Bobot sulfur = 50 gr
Ditanya     : RE = …
Dijawab     :
Bobot O2           =  x massa sulfur oksigen
                       =  x 100 gr
                       = 50 gr
Perbandingan mol :
S                :           O
1.5625 : 3.125
1    : 2
Jadi, Rumus empirisnya adalah SO2
3.      Kenapa dipilih cawan porselin yang masih baik (utuh) untuk percobaan menentukan rumus hidrat ?
Jawab :
Karena cawan porselen tersebut tersebut akan digunakan untuk pemanasan, jika tidak dipilih yang baik, maka akan mempengaruhi zat itu waktu pemanasan (ada zat yang ikut tertimbang). Selain itu cawan porselen yang masih baik (utuh) dapat mengurangi kesalahan dalam menimbang untuk menentukan massa, baik sebelum pemanasan maupun sesudah pemanasan.
4.      Apa yang dimaksud dengan bobot tetap?
Jawab :
Bobot tetap adalah bobot yang didapat setelah beberapa kali pemanasan hingga tidak ada lagi perubahan lagi pada bobotnya.
5.      Apa tujuan menutup mulut tabung reaksi pada percobaan B? Jelaskan !
Jawab :
Agar air terkumpul dikaca arloji (tutup) pada saat pemanasan senyawa hidra. Air yang merupakan bagian struktur kristal hidrat akan menguap atau melepas sehingga tabung reaksi tersebut ditutup dan juga mengurangi terjadinya kontaminasi langsung dengan udara.
6.      Mengapa warna CuSO4 yang biru berubah menjadi putih pada pemanasan?
Jawab :
Karena CuSO4 mengandunghidrat (air), pada saat pemanasan air akan menguap sehingga warnanya berubah menjadi putih.
7.      Pemanasan harus dihentikan segera bila warna berubah menjadi cokelat atau hitam. Jelaskan maksud dan tujuan kalimat terebut.
Jawab :
Karena kadar air yang tersedia habis, hal ini dapat memicu pembakaran zat dan tidak ada lagi bobot tetap.
8.      Suatu senyawa hidrat mempunyai massa 1,632 g sebelum dipanaskan dan 1,008 g setelah dipanaskan. Hitunglah presentase air secara eksperimen pada hidrat.
Jawab :
Diketahui  : Massa sebelum pemanasan    = 1,632 g
                    Massa sesudah pemanasan    = 1,008 g
                    Massa air yang hilang            = 1,632 - 1,008 = 0,624 g
Ditanya     : % air = …
Dijawab     :
% air =  x 100%
=  x 100%
= 38,235%
9.      Tuliskan reaksi setimbang dari persamaan CuSO4.5H2O
Jawab :
CuSO4.5H2O à CuSO4 + 5H2O
XII.        KESIMPULAN
1.      Pada senyawa hidrat terjadi reaksi bolak balik. Dalam senyawa hidrat penambahan air akan membentuk senyawa hidrat.
2.      Presentasi air dalam hidrat yaitu:
% air =  x 100%
3.      Sifat-sifat senyawa hidrat yaitu:
Ø  Membentuk kristal
Ø  Mengandung molekul air
Ø  Mengalami reaksi bolak-balik
Ø  Dapat dipisahkan dengan cara pemanasan
4.      Reaksi bolak-balik hidrasi adalah reaksi dimana senyawa anhidrat dan air sebagai reaktan harganya sama besar dengan produk yang dihasilkan yaitu senyawa hidrat atau sebaliknya
Contoh : CuSO4.5H2O à CuSO4 + 5H2O
XIII.    DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Bandung: Erlangga
Epinur, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi
Hiskia, Ahmad. 1986. Buku materi pokok kimia I. Jakarta: Depdikbud
Petrucci, Raip. 1992. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Suwandi. 1995. Rumus Kimia. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar:
Write komentar