MAKALAH STANDAR PENGELOLAAN LABORATORIUM DI SEKOLAH DARI ASPEK
STANDAR SARANA DAN PRASARANA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Salindeho (2010: 521)
Pilar-pilar utama dalam penyiapan tenaga kependidikan yang kompeten dan
profesional adalah dimilikinya sumberdaya manusia yang unggul, kurikulum yang standar,
perpustakaan yang memadai, dan laboratorium yang sesuai dengan tuntutan
kompetensi lulusan.
Koretsky, M (2011), dalam Subamia,
Artawan dan Wahyuni (2014: 448) menyebutkan dalam hasil penelitiannya bahwa
secara signifikan respon siswa meningkat pada kelompok yang diberikan model
eksperimen. Pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar siswa secara signifikan. Sementara
itu, Novianti, N.R. (2011), dalam Subamia, Artawan dan Wahyuni (2014: 448)
meyebutkan bahwa belajar IPA akan menghasilkan produk IPA itu sendiri, cara
berpikir ilmiah, dan sikap ilmiah. Ketiga hal tersebut dipelajari melalui kerja
ilmiah yang dilakukan melalui kegiatan eksperimen di laboratorium. Untuk
keperluan ini harus tersedia sarana dan prasarana laboratorium serta sistem
pengelolaan yang baik dan benar.
Oleh
karenanya, perlu upaya pemberdayaan tata kelola dan tata laksana laboratorium
untuk meningkatkan daya dukung laboratorium terhadap kualitas pembelajaran IPA.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu laboratorium?
2. Apa saja fungsi dari laboratorium?
3. Apa saja Jenis Laboratorium?
4. Bagaimana standar laboratorium yang baik?
5. Bagaiman cara mengadministrasikan alat dan bahan
laboratorium?
6. Bagaimana cara menjaga keselamatan kerja dan keamanan di
laboratoriur?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Laboratorium
Laboratorium,
yang sering disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya riset (penelitian)
ilmiah, eksperimen (percobaan), ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya,
laboratorium dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan
tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut
disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika, laboratorium biokimia,
laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.
Dengan
kata lain, laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai
macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan, dan pengujian ilmiah
sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai disiplin ilmu.
Pembelajaran atau riset-riset pengembangan ilmu tersebut dilakukan terhadap
berbagai macam ilmu yang telah dikenal sebelumnya, atau terhadap ilmu yang baru
dikenal. Pada dasarnya, secara fisik laboratorium juga dapat merujuk pada suatu
ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.[1]
2.2 Fungsi Laboratorium
Laboratorium
sebagai tempat dilakukan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta
pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi. Berikut ini beberapa fungsi
laboratorium yang paling utama.[2]
1.
Menyeimbangkan antara teori dan praktik
ilmu dan menyatukan antara teori dan praktik. Laboratorium adalah tempat untuk
menguji sebuah teori sehingga akan dapat menunjang pelajaran teori yang telah
diterima secara langsung. Dalam konteks itu, keduanya akan saling melengkapi,
yaitu teori akan dapat menjadikan pijakan (dasar) praktik dan penelitian,
sedangkan penilitian akan menguatkan argumentasi teori.
2.
Memberikan keterampilan kerja ilmiah
bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa, mahasiswa, dosen, ataupun
peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut
pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk
melakukan sebuah ekserimentasi.
3.
Memberikan dan memupuk keberanian para
peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan
seluruh praktisi keilmuan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4.
Menambah keterampilan dan keahlian para
peneliti dalam mempergunakan alat media yang tersedia di dalam laboratorium
untuk mencari dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset
atau pun eksperimentasi yang akan dilakukan.
5.
Memupuk rasa ingin tahu kepada para
peneliti mengenai berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk
selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah dengan cara penelitian, ujicoba,
maupun ekperimentasi. Hal ini akan dapat memupuk sikap ilmiah mereka sebagai
calon-calon ilmuwan di masa depan.
laboratorium (source: google) |
7.
Laboratorium dapat menjadi sumber
belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik, baik itu
masalah dalam pembelajaran, masalah akademik, maupun masalah yang terjadi di
tengah masyarakat yang membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium.
8.
Laboratorium dapat menjadi sarana
belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti, dan lain-lain
untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak sehingga
menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata. Hal ini akan sangat berguna
bagi individu-individu yang taraf berpikirnya normatif sehingga dapat
mengarahkan mereka kepada hal-hal yang lebih konkret (nyata). Oleh karena itu,
laboratorium sebenarnya menekankan perhatian terhadap ranah kognitif, ranah
psikomotorik, dan tanah afektif yang tentunya sangat diperlukan oleh setiap
orang.
Keterkaitan Pembelajaran Fisika Dengan Laboratorium[3]
Sarana
seperti peralatan demonstrasi, praktikum, eksperimen, atau peralatan
laboratorium yang lain diperlukan dalam menunjang
pembelajaran fisika. Menurut Newble dan Cannon (1989) sebagaimana yang dikutip
Maryunis (2000) untuk laboratorium Fisika ada tiga macam kegiatan yang dapat
dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu:
a.
Latihan terkontrol, tujuan utamanya
adalah membantu peserta didik mengembangkan keterampilan-
keterampilan dasar yang harus mereka miliki.
b.
Penyelidikan ekspeperimental bertujuan
untuk menstimulasi peserta didik agar mengenal dan mencoba melakukan proses
kegiatan ilmiah.
c.
Proyek penelitian, merupakan suatu
kegiatan yang dirancang untuk memberi bekal pengetahuan kepada peserta didik
mengenai penelitian yang sebenarnya yang kegiatannya banyak berbeda dengan
latihan atau eksperimen terkontrol.
Alangkah
idealnya kalau pelaksanaan kegiatan tersebut diatas disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah dengan peralatan yang ada di sekolah, sehingga para guru
dapat langsung mengelola dan mengembangkan laboratorium sekolah.
Dalam
pembelajaran fisika disekolah, kegiatan laboratorium (eksperimen) membutuhkan
waktu dan peralatan percobaan yang cukup, agar kegiatan laboratorium dapat
melibatkan siswa dalam melaksanakan kegiatan fisika atau kegiatan ilmiah. Oleh
karena itu, untuk kegiatan laboratorium, unit peralatan yang dibutuhkan paling
sedikit seperempat dari jumlah siswa satu kelas, bila dalam hal ini kegiatan
laboratorium dilaksanakan secara kelompok, dengan anggota kelompok empat siswa. Bila dalam satu
kelas ada empat puluh (40) siswa, sekurang-kurangnya diperlukan sepeluh (10)
unit peralatan eksperimen (Indrawati,2007).
Dalam
pembelajaran fisika, jika alat yang tersedia terbatas, maka sebaiknya diatasi
dengan demonstrasi. Untuk pelaksanaan demonstrasi fisika, unit peralatan yang
dibutuhkan untuk siswa satu kelas cukup
hanya satu unit saja. Dalam pembelajaran
fisika demonstrasi dapat digunakan untuk menunjukkan peristiwa atau
gejala fisika dengan membutuhkan waktu dan peralatan yang relatif efisien,
tetapi demonstrasi belum dapat memenuhi keterlibatan langsung setiap siswa
dalam melaksanakan pengamatan kejadianfisika.
Ukuran
peralatan demonstrasi fisika dapat berbeda atau lebih besar dari pada ukuran peralatan eksperimen fisika, tetapi
kualitas peralatan untuk demonstrasi dengan peralatan untuk eksperimen sama.
Keduanya harus dapat difungsikan sebagai peralatan untuk percobaan fisika.
2.3 Jenis-Jenis Laboratorium
Bila
dilihat dari segi jenisnya, terdapat beberapa jenis laboratorium yang akan
diulas secara panjang lebar dalam buku ini. Kali ini, kita akan menguraikannya
berdasarkan bagaimana cara mengelola dan mengembangkannya. [4]
1.
Laboratorium pendidikan, yaitu laboratorium
yang digunakan untuk pendidikan terutama tingkat SD, SMP, SMU, hingga perguruan
tinggi. Semua laboratorium jenis ini ditujukan untuk kelancaran proses kegiatan
belajar dan mengajar. Kegiatan penelitian di dalam laboratorium jenis ini
biasanya dilakukan oleh para guru/dosen dan pembelajar. Contoh dari
laboratorium jenis ini misalnya laboratorium IPA, laboratorium bahasa,
laboratorium IT, laboratorium kimia, laboratorium fisika, laboratorium
pertanian, laboratorium matematika, laboratorium kesehatan, laboratorium sains,
dan lain sebagainya.
2.
Laboratorium riset, yaitu laboratorium
yang digunakan oleh para praktisi keilmuan dalam upaya menemukan sesuatu untuk
meneliti suatu hal yang menjadi bidang keahliannya. Laboratorium ini bisa saja
meneliti tentang objek-objek sebagaimana yang ada dalam laboratorium
pendidikan, seperti hal-hal yang berkaitan dengan IPA, fisika, pertanian,
bahasa, matematika, kimia, kedokteran, sains, dan lain-lain. Tetapi, esensinya
tujuan laboratorium ini adalah untuk penelitian yang-umumnya-dilakukan oleh
para ilmuwan.
[1]Richard
Decaprio, Tips Mengelola laboratorium
Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013. hlm. 16-17
[3] Azhar, Pendidikan Fisika dan Keterkaitannya dengan Laboratorium, Jurnal Geliga
Sains 2, Pekanbaru: Universitas Riau, 2008, hlm.10
[4]Richard
Decaprio, Tips Mengelola laboratorium
Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013, Hlm. 24-25
1.4 Standar Laboratorium
1. Standar ISO
part
of quality management is assessment, measuring performance agains a standard or
benchmark. The concept of quality management requires that standards be set,
and again industry has been in the lead.
Using
a set of standards established by the United States of America military for the
manufacture and production of equipment, the ISO established standards for industrial manufacturing; we know
these standards as ISO standards.
The
ISO 9000 documents provide guidance for quality in manufacturing and service industries, and can be broadly applied
to many other kinds of organizations.
ISO 9001:2000 addresses general quality management system
requirements and applies to laboratories. There are two ISO standards
that are specific to laboratories:
-
ISO 15189:2007. Medical laboratories—particular
requirements for quality and competence. Geneva: International Organization for
Standardization, 2007.
-
ISO/IEC 17025:2005. General requirements for the
competence of testing and calibration laboratories. Geneva: International
Organization for Standardization, 2005.
Another
important international standards organization for laboratories is the Clinical
and Laboratory Standards Institute, or CLSI, formerly known as the National
Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS). CLSI uses a consensus
process involving many stakeholders for developing standards. CLSI developed
the quality management system model used in this handbook. This model is based
on 12 quality system essentials, and is fully compatible with ISO laboratory
standards.
CLSI
has two documents that are very important in the clinical laboratory:
-
A
quality management system model for health care; approved guideline—second
edition. CLSI/NCCLS document HS1-A2.Wayne, PA, NCCLS, 2004.
-
Application
of a quality management system model for laboratory services; approved
guideline—third edition. CLSI/NCCLS document GP26-A3. Wayne, PA, NCCLS, 2004.
There
are many other standards organizations, and many examples of laboratory standards. Some countries have established national laboratory
quality standards that apply specifically to laboratories within the country.
Some laboratory standards apply only to specific areas in the laboratory or
only to specific tests. The World Health
Organization has established standards for some specific programmes and areas.
Suatu
bagian dari manajemen mutu adalah penilaian, pengukuran kinerja terhadap
standar. Konsep manajemen mutu mengharuskan standar ditetapkan, dan lagi
industri yang memimpin.
Menggunakan
suatu standar yang ditetapkan oleh militer Amerika Serikat untuk pembuatan dan
produksi peralatan, standar ISO ditetapkan untuk industri manufaktur; kita
mengenal standar ini sebagai standar ISO.
Dokumen-dokumen
ISO 9000 menyediakan bimbingan untuk mutu dalam industri manufaktur dan jasa,
dan dapat secara luas diterapkan untuk berbagai jenis organisasi lainnya. ISO
9001:2000 memberikan persyaratan sistem manajemen mutu yang dibutuhkan dan
diterapkan dalam laboratorium. Ada dua standar ISO yang dikhususkan untuk
laboratorium:
·
ISO 15189:2007. Medical laboratories—particular requirements
for quality and competence. Geneva: International Organization for
Standardization, 2007.
·
ISO/IEC 17025:2005. General
requirements for the competence of testing and calibration laboratories.
Geneva: International Organization for Standardization, 2005.
Standar
ISO lain yang penting untuk laboratorium adalahClinical and Laboratory Standards Institute(Klinis dan Laboratorium
Standards Institute), atau dikenal CLSI, sebelumnya dikenal sebagaiNational Committee for Clinical Laboratory
Standards(Komite Nasional Standar Laboratorium Klinis) atau NCCLS. CLSI
menggunakan proses konsensus yang melibatkan banyak pemangku kepentingan untuk
mengembangkan standar. CLSI mengembangkan model sistem manajemen mutu yang
digunakan dalam buku ini. Model ini didasarkan pada 12 kualitas penting pada
sistem, dan sepenuhnya kompatibel dengan standar laboratorium ISO.
CLSI
memiliki dua dokumen yang sangat penting di laboratorium klinis:
·
A quality management
system model for health care; approved guideline—second edition. CLSI/NCCLS document HS1-A2. Wayne, PA, NCCLS, 2004.
·
Application of a
quality management system model for laboratory services; approved
guideline—third edition. CLSI/NCCLS document
GP26-A3. Wayne, PA, NCCLS, 2004.
Ada
banyak standar lain organisasi, dan banyak contoh standar laboratorium.
Beberapa negara telah menetapkan standar mutu laboratorium nasional yang
berlaku khusus untuk laboratorium di dalam negeri. Beberapa standar
laboratorium hanya berlaku untuk daerah-daerah tertentu di laboratorium atau
hanya untuk tes khusus. Organisasi Kesehatan Dunia telah menetapkan standar
untuk beberapa program dan bidang-bidang tertentu.[1]
2. Standar Sarana dan Prasarana
a. Pengertian Saranan dan Prasarana
Pertanyaan
yang secara logis muncul: “kalau kondisi umum persekolahan kita, yang jauh dari
standar, bahkan menurut standar yang ditetapkan oleh PP No. 19 Tahun 2005,
tidak akan mampu mengemban misi mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan
kebudayaan nasional, lalu apa makna dan wujud kehidupan bangsa yang cerdas dan
maju kebudayaan nasionalnya?” Dengan memahami makna kehidupan bangsa yang
cerdas dan maju kebudayaan nasionalnya, selanjutnya akan dapat dijawab
pertanyaan “wujud terselenggaranya satu sistem pendidikan nasional yang merata,
relevan dan bermutu.”[2]
Secara
etimologi (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai
tujuan. Prasarana pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah lapangan
olah raga dan sebaginya. Sedangkan sarana adalah alat langsung untuk mencapai
tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan
sebagainya.[3]
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan sarana
dan prasarana ruang laboratorium/tempat praktik adalah sebagai berikut[4]:
a.
Jumlah meja dan kursi praktik yang
pengaturannya atau penempatannya sesuai dengan kebutuhan.
b.
Alat laboratorium/tempat praktik sehabis
dipakai perlu disimpan dalam tempat khusus dan dicatat menurut jenis dan
golongan masing-masing.
c.
Daftar alat-alat/barang-barang disiapkan
dimeja petugas, agar bagi yang memerlukan mudah mengetahui ada tidaknya alat
atau barang yang dicari/dikehendaki.
d.
Alat pemadam kebakaran diletakkan
didekat temapt alat-alat atau barang, agar mudah bila menghadapi kemungkinan
terjadinya kebakaran.
e.
Tempat air/kran dan handuk atau kain,
diletakkan dekat kran/tempat air.
f.
Papan tulis diletakkan sesuai dengan
kondisi ruangan.
g.
Foto/gambar model/skema ditempatkan pada
dinding.
h.
Tempat sampah diletakkan dibagian depan.
i.
Dan sebagainya.
Sarana
pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan
dalam menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti
gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat media pengajaran. Adapun yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman,
kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara
langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran
biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut
merupakan sarana pendidikan.
Manajemen
sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan
prasarana pendidikan agar dapat memberikan konstribusi secara optimal dan
berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi
kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan
penghapusan serta pendataan.
Manajemen
sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang
bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi
guru maupun murid untuk berada disekolah. Di samping itu juga diharapkan
tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif,
kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru
sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.[5]
[1]WHO, CDC, and CLSI, Laboratory Quality Management System,
Lyon: World Heath Organization, 2011, hlm. 17
[2] Soedijarto, Landasan
dan Arah Pendidikan Nasional Kita, Jakarta : Kompas, 2008, hlm. 49
[3] Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan,
Jakarta : Studia Press, 2006, hlm. 91
[4] Ibid., hal 97-98
[5] E. Mulyasa, Manajemen
Berbasis Sekolah, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014, hlm. 49-50
a. Ketentuan Peraturan Pemerintah Tentang Sarana dan Prasarana Laboratorium[1]
§ SD/MI
Sebuah SD/MI
sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1.
Ruang kelas,
2.
Ruang perpustakaan,
3.
Laboratorium IPA,
4.
Ruang Pemimpin,
5.
Ruang Guru,
6.
Tempat beribadah,
7.
Ruang UKS,
8.
Jamban,
9.
Gudang,
10.
Ruang sirkulasi,
11.
Tempat bermain/ berolahraga
Laboratorium
IPA[2]
a.
Laboratorium IPA dapat memanfaatkan
ruang kelas.
b.
Sarana laboratorium IPA berfungsi
sebagai alat bantu mendukung kegiatan dalam bentuk percobaan.
c.
Setiap SD/MI dilengkapi sarana
laboratorium IPA seperti tercantum pada tabel 2.7
Tabel 2.7 Jenis, Ratio,
Deskripsi Sarana Laboratorium IPA
No
|
Jenis
|
Rasio
|
Deskripsi
|
1
|
Perabot
|
||
1.1
|
lemari
|
1 buah/sekolah
|
Kuat, stabil,
dan aman.
Ukuran memadai untuk
menyimpanseluruh alat peraga.
Tertutup dan
dapat dikunci.
Dapatmemanfaatkan lemari
yangterdapat di ruang kelas.
|
2
|
Peralatan Pendidikan
|
||
2.1
|
Model
kerangkamanusia
|
1 buah/sekolah
|
Tinggi
minimum 125 cm.
Mudah dibawa.
|
2.2
|
Model tubuh
manusia
|
1 buah/sekolah
|
Tinggi minimum 125 cm.
Dapat diamati dengan mudah oleh seluruh peserta didik.
Dapat dibongkar pasang.
Mudah dibawa.
|
2.3
|
Globe
|
1 buah/sekolah
|
Diameter minimum 40 cm.
Memiliki penyangga dan dapat diputar.
Dapat memanfaatkan globe yang terdapat diruang
perpustakaan.
|
2.4
|
Model tata
surya
|
1 buah/sekolah
|
Dapat mendemonstrasikan terjadinya fenomena gerhana.
|
2.5
|
Kaca pembesar
|
6 buah/sekolah
|
|
2.6
|
Cermin datar
|
6 buah/sekolah
|
|
2.7
|
Cermin cekung
|
6 buah/sekolah
|
|
2.8
|
Cermin
cembung
|
6 buah/sekolah
|
|
2.9
|
Lensa datar
|
6 buah/sekolah
|
|
2.10
|
Lensa cekung
|
6 buah/sekolah
|
|
2.11
|
Lensa cembung
|
6 buah/sekolah
|
|
2.12
|
Magnet batang
|
6 buah/sekolah
|
Dapat mendemonstrasikan gaya magnet
|
2.13
|
Poster IPA,
terdiri dari:
a.
Metamorfosis,
b.
Hewan langka,
c.
Hewan dilindungi,
d.
Tanaman khas indonesia
e.
Contoh ekosisten
f.
Sistem-sistem pernapasan hewan
|
1 set/sekolah
|
Jelas tebaca dan berwarna, ukuran minimal A1
|
§ SMP/MTs[3]
Kelengkapan
Prasarana Dan Sarana
Sebuah SMP/MTs
sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang UKS,
10. ruang organisasi kesiswaan,
11. jamban,
12. gudang,
13. ruang sirkulasi,
14. tempat bermain/berolahraga.
Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut
beserta sarana yang ada di setiap ruang diatur dalam setiap ruang sebagai
berikut.
Ruang
Laboratorium IPA[4]
a. Ruang laboratorium IPA berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang
memerlukan peralatan khusus.
b. Ruang laboratorium IPA dapat
menampung minimum satu rombongan belajar.
c. Rasio minimum luas ruang
laboratorium IPA 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan
belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang
laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m.
d. Ruang laboratorium IPA dilengkapi
dengan fasilitas untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan
mengamati obyek percobaan.
e. Tersedia air bersih.
f. Ruang laboratorium IPA dilengkapi
sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium IPA
No
|
Jenis
|
Rasio
|
Deskripsi
|
1.
|
Perabot
|
||
1.1
|
Kursi
|
1
buah/peserta didik,ditambah1 buah/guru
|
Kuat, stabil,
aman, dan mudahdipindahkan.
|
1.2
|
Meja peserta
didik
|
1 buah/7peserta didik
|
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran
memadai untuk menampungkegiatan peserta didik secaraberkelompok maksimum 7
orang.
|
1.3
|
Meja
demonstrasi
|
1 buah/lab
|
Kuat, stabil,
dan aman.
Luas meja
memungkinkan untukmelakukan demonstrasi danmenampung peralatan dan bahanyang
diperlukan.
Tinggi meja
memungkinkan seluruhpeserta didik dapat mengamatipercobaan yang
didemonstrasikan.
|
1.4
|
Meja
persiapan
|
1 buah/lab
|
Kuat, stabil,
dan aman.
Ukuran
memadai untuk menyiapkan materi
percobaan.
|
1.5
|
Lemari alat
|
1 buah/lab
|
Kuat, stabil,
dan aman.
Ukuran
memadai untuk menampung alat.
Tertutup dan
dapat dikunci.
|
1.6
|
Lemari Bahan
|
1 buah/lab
|
Kuat, stabil,
dan aman.
Ukuran
memadai untuk menampung bahan dan tidak mudah berkarat.
Tertutup dan
dapat dikunci.
|
1.7
|
Bak cuci
|
1 buah/2kelompok, ditambah 1 buah ruang persiapan.
|
Tersedia air bersih dalam jumlah memadai
|
2.
|
Peralatan pendidikan
|
||
2.1
|
Mistar
|
6 buah/lab
|
Panjang
minimum 50 cm,ketelitian 1 mm.
|
2.2
|
Jangka sorong
|
6 buah/lab
|
Ketelitian 0,1 mm.
|
2.3
|
Timbangan
|
3 buah/lab
|
Memiliki ketelitian berbeda.
|
2.4
|
Stopwatch
|
6 buah/lab
|
Ketelitian 0,2 detik
|
2.5
|
Rol meter
|
1 buah/lab
|
Panjang
minimum 5 m,ketelitian 1 mm.
|
2.6
|
Termometer
100 C
|
6 buah/lab
|
Ketelitian 0,5 derajat.
|
2.7
|
Gelas ukur
|
6 buah/lab
|
Keteltian 0,1 ml.
|
2.8
|
Massa logam
|
3 buah/lab
|
Dari jenis
yang berbeda,minimum massa 20 g.
|
2.9
|
Multimeter
AC/DC, 10 kilo ohm/volt.
|
6 buah/lab
|
Dapat
mengukur tegangan, arus, danhambatan.
Batas minimum
ukur arus100 mA-5 A.
Batas minimum
ukur teganganuntuk DC 100 mV-50 V.
Batas minimum
ukur teganganuntuk AC 0-250 V.
|
2.10
|
Batang magnet
|
6 buah/lab
|
Dilengkapi
dengan potonganberbagai jenis logam.
|
2.11
|
Globe
|
1 buah/lab
|
Memiliki penyangga
dan dapatdiputar.
Diameter
minimum 50 cm.
Dapat memanfaatkan
globe yangterdapat di ruang perpustakaan.
|
2.12
|
Model tata
surya
|
1 buah/lab
|
Dapat
menunjukkan terjadinyagerhana.
Masing-masing
planet dapat diputarmengelilingi matahari.
|
2.13
|
Garpu tala
|
6 buah/lab
|
Bahan baja,
memiliki frekuensiberbeda dalam rentang audio.
|
2.14
|
Bidang miring
|
1 buah/lab
|
Kemiringan
dan kekasaranpermukaan dapat diubah-ubah.
|
2.15
|
Dinamometer
|
6 buah/lab
|
Ketelitian
0,1 N/cm.
|
2.16
|
Katrol tetap
|
2 buah/lab
|
|
2.17
|
Katrol
bergerak
|
2 buah/lab
|
|
2.18
|
Balok kayu
|
3 macam/lab
|
Memiliki massa,
luas permukaan,dan koefisien gesek berbeda.
|
2.19
|
Percobaan
muai panjang
|
1 set/lab
|
Mampu
menunjukkan fenomena danmemberikan data pemuaianminimum untuk tiga jenis
bahan.
|
2.20
|
Percobaan
optik
|
1 set/lab
|
Mampu
menunjukkan fenomenasifat bayangan dan memberikan datatentang keteraturan
hubungan antarajarak benda, jarak bayangan, danjarak fokus cermin cekung,
cermincembung, lensa cekung, dan lensacembung.
Masing-masing
minimum dengantiga nilai jarak fokus.
|
2.21
|
Percobaan
rangkaian listrik
|
1 set/lab
|
Mampu
memberikan data hubunganantara tegangan, arus, danhambatan.
|
2.22
|
Gelas kimia
|
30 buah/lab
|
Berskala, volume 100 ml
|
2.23
|
Model molekul
sederhana
|
6set/lab
|
Minimum dapat
menunjukkan atomhidrogen, oksigen, karbon, belerang,nitrogen, dan dapat dirangkaimenjadi
molekul.
|
2.24
|
Pembakar
spirtus
|
6 buah/lab
|
Kaca, dengan sumbu dan tutup.
|
2.25
|
Cawan penguap
|
6 buah/lab
|
Bahan
keramik, permukaan dalam diglasir.
|
2.26
|
Kaki tiga
|
6 buah/lab
|
Dilengkapi
kawat kasa dan tingginya sesuai tinggi pembakar spiritus.
|
2.27
|
Plat tetes
|
6 buah/lab
|
Minimum ada 6 lubang
|
2.28
|
Pipa tetes +
karet
|
100 buah/lab
|
Ujung pendek
|
2.29
|
Mikroskop
monokuler
|
6 buah/lab
|
Minimum tinggi nilai dan dua nilai pembesar okuler.
|
2.30
|
Kaca pembesar
|
6 buah/lab
|
Minimum tia nilai jarak fokus.
|
2.31
|
Poster
genetika
|
1 buah/lab
|
Isi poster jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum
A1.
|
2.32
|
Model
kerangka manusia
|
1 buah/lab
|
Tinggi minimum 150 cm.
|
2.33
|
Model tubuh
manusia
|
1 buah/lab
|
Tinggi minimum 150 cm.
Organ tubuh terlihat dan dapat dilepaskan dari model.
Dapat diamati dengan mudah oleh seluruh peserta didik.
|
2.34
|
Gambar/model
pencernaan manusia
|
1 buah/lab
|
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan
berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang.
|
2.35
|
Gambar/model
sistem peredaran darah manusia
|
1 buah/lab
|
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan
berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang.
|
2.36
|
Gambar/model
sistem pernafasan manusia
|
1 buah/lab
|
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan
berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang
|
2.37
|
Gambar/model
jantung manusia
|
1 buah/lab
|
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan
berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang
|
2.38
|
Gambar/model
mata manusia
|
1 buah/lab
|
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan
berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang
|
2.39
|
Gambar/model
telinga manusia
|
1 buah/lab
|
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan
berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang
|
2.40
|
Gambar/model
tenggorokan manusia
|
1 buah/lab
|
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan
berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang
|
2.41
|
Petunjuk
percobaan
|
6 buah/percobaan
|
|
3
|
Media pendidikan
|
||
3.1
|
Papan tulis
|
1 buah/lab
|
Ukuran minimum 90 cm x 200 cm.
Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh
peserta didik melihatnya dengan jelas.
|
4
|
Perlengkapan lain
|
||
4.1
|
Kotak kontak
|
9 buah/lab
|
1 buah untuk tiap meja peserta didik, 2 buah untuk meja
demo, 2 buah untuk di ruang persiapan.
|
4.2
|
Alat pemadam
kebakaran
|
1 buah/lab
|
Mudah dioperasikan.
|
4.3
|
Peralatan P3K
|
1 buah/lab
|
Terdiri dari kotak P3K dan isinya tidak kadaluarsa
termasuk obat P3K untuk luka bakar dan luka terbuka.
|
4.4
|
Tempat sampah
|
1 buah/lab
|
|
4.5
|
Jam dinding
|
1 buah/lab
|
§ SMA/MA[5]
Kelengkapan
Prasarana Dan Sarana
Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki
prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium biologi,
4. ruang laboratorium fisika,
5. ruang laboratorium kimia,
6. ruang laboratorium komputer,
7. ruang laboratorium bahasa,
8. ruang pimpinan,
9. ruang guru,
10. ruang tata usaha,
11. tempat beribadah,
12. ruang konseling,
13. ruang UKS,
14. ruang organisasi kesiswaan,
15. jamban,
16. gudang,
17. ruang sirkulasi,
18. tempat bermain/berolahraga.
Ketentuan mengenai ruang-ruang
tersebut beserta sarana yang ada di setiap ruang diatur dalam standar tiap
ruang sebagai berikut.
Ruang Laboratorium Fisika[6]
a. Ruang laboratorium fisika berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara praktek yang
memerlukan peralatan khusus.
b. Ruang laboratorium fisika dapat
menampung minimum satu rombongan belajar.
c. Rasio minimum ruang laboratorium
fisika 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan
peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2
termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar
ruang laboratorium fisika minimum 5 m.
d. Ruang laboratorium fisika memiliki
fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan
mengamati obyek percobaan.
e. Ruang laboratorium fisika dilengkapi
sarana sebagaimana tercantum pada tabel 4.8.
No
|
Jenis
|
Rasio
|
Deskripsi
|
1
|
Perabot
|
||
1.1
|
Kursi
|
1
buah/peserta didik,ditambah1 buah/guru
|
Kuat, stabil,
aman, dan mudahdipindahkan.
|
1.2
|
Meja kerja
|
1 buah/7peserta didik
|
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran
memadai untuk menampungkegiatan peserta didik secaraberkelompok maksimum 7
orang.
|
1.3
|
Meja
demonstrasi
|
1 buah/lab
|
Kuat, stabil,
dan aman.
Luas meja
memungkinkan untukmelakukan demonstrasi danmenampung peralatan dan bahanyang
diperlukan.
Tinggi meja
memungkinkan seluruhpeserta didik dapat mengamatipercobaan yang
didemonstrasikan.
|
1.4
|
Meja
persiapan
|
1 buah/lab
|
Kuat, stabil,
dan aman.
Ukuran
memadai untuk menyiapkan materi
percobaan.
|
1.5
|
Lemari alat
|
1 buah/lab
|
Kuat, stabil,
dan aman.
Ukuran
memadai untuk menampung alat.
Tertutup dan
dapat dikunci.
|
1.6
|
Lemari Bahan
|
1 buah/lab
|
Kuat, stabil,
dan aman.
Ukuran
memadai untuk menampung bahan dan tidak mudah berkarat.
Tertutup dan
dapat dikunci.
|
1.7
|
Bak cuci
|
1 buah/2kelompok, ditambah 1 buah ruang persiapan.
|
Tersedia air bersih dalam jumlah memadai
|
2
|
Peralatan Pendidikan
|
||
2.1
|
Bahan dan Dasar Alat Ukur
|
||
2.1.1
|
Mistar
|
6 buah/lab
|
Panjang
minimum 50 cm,skala terkecil 1 mm.
|
2.1.2
|
Rolmeter
|
6 buah/lab
|
Panjang
minimum 10 m,skala terkecil 1 mm.
|
2.1.3
|
Jangka Sorong
|
6 buah/lab
|
Ketelitian
0,1 mm.
|
2.1.4
|
Mikrometer
|
6 buah/lab
|
Ketelitian
0,01 mm.
|
2.1.5
|
Kubus massa
sama
|
6 set/lab
|
Massa 100 g
(2%),4 jenis bahan.
|
2.1.6
|
Silinder
massa sama
|
6 set/lab
|
Massa 100 g
(2%),4 jenis bahan.
|
2.1.7
|
Plat
|
6 set/lab
|
Terdapat kail
penggantung,bahan logam 4 jenis.
|
2.1.8
|
Beban
bercelah
|
10 buah/lab
|
Massa antara
5-20 g,minimum 2 nilai massa,terdapat fasilitas pengait.
|
2.1.9
|
Neraca
|
1 buah/lab
|
Ketelitian 10
mg.
|
2.1.10
|
Pegas
|
6 buah/lab
|
Bahan baja
pegas, minimum 3 jenis.
|
2.1.11
|
Dinamometer
(pegas presisi)
|
6 buah/lab
|
Ketelitian
0,1 N/cm.
|
2.1.12
|
Gelas ukur
|
6 buah/lab
|
Bahan
borosilikat.
Volume antara
100-1000 ml.
|
2.1.13
|
topwatch
|
6 buah/lab
|
Ketelitian
0,2 detik.
|
2.1.14
|
Termometer
|
6 buah/lab
|
Tersedia
benang penggantung.
Batas ukur
10-110 oC.
|
2.1.15
|
Gelas beaker
|
6 buah/lab
|
Bahan
borosilikat.
Volume antara
100-1000 ml,terdapat tiga variasi volume.
|
2.1.16
|
Garputala
|
6 buah/lab
|
Bahan baja.
Minimum 3
variasi frekuensi
|
2.1.17
|
Multimeter
AC/DC 10 kilo ohm/volt
|
6 buah/lab
|
Dapat mengukur tegangan, arus dan hambatan.
Batas ukur arus minimum 100 mA-5 A.
Batas minimum ukur tegangan untuk DC 100 mV-50 V.
Batas minimum ukur tegangan untuk AC 0-250 V.
|
2.1.18
|
Kotak
potensiometer
|
6 buah/lab
|
Disipasi maksimum 5 watt.
Ukuran hambatan 50 Ohm.
|
2.1.19
|
Osiloskop
|
1 set/lab
|
Batas ukur 20 MHz, dua kanal, beroperasi X-Y, tegangan
masukan 220 volt, dilengkapi probe intensitas, tersedia buku petunjuk.
|
2.1.20
|
Generator
frekuensi
|
6 buah/lab
|
Frekuensi luaran dapat diatur dalam rentang audio.
Minimum 4 jenis bentuk gelombang dengan catu daya 220
volt.
Mampu menggerakkan speaker daya 10 watt.
|
2.1.21
|
Pengeras
suara
|
6 buah/lab
|
Tegangan masukan 220 volt, daya maksimum keluaran 10
watt.
|
2.1.22
|
Kabel
penghubung
|
1 set/lab
|
Panjang minimum 50 cm, dilengkapi plug diameter 4 mm.
Terdapat 3 jenis warna: hitam, merah dan putih,
masing-masing 12 buah.
|
2.1.23
|
Komponen
elektronika
|
1 set/lab
|
Hambatan tetap antara 1 Ohm - 1 M Ohm,disipasi 0,5 watt
masing-masing 30 buah, mencakup LDR, NTC, LED, transistor dan lampu neon
masing-masing minimum 3 macam.
|
2.1.24
|
Catu daya
|
6 buah/lab
|
Tegangan masukan 220 V, dilengkapi pengaman, tegangan
keluaran antara 3-12 V, minimum ada 3 variasi tegangan keluaran.
|
2.1.25
|
Transformator
|
6 buah/lab
|
Teras inti dapat dibuka.
Banyak lilitan antara 100-1000.
Banyak lilitan minimum ada 2 nilai.
|
2.1.26
|
Magnet U
|
6 buah/lab
|
|
2.2
|
Alat Percobaan
|
||
2.2.1
|
Percobaan
adwood atau Percobaan kereta dan pewaktu ketik
|
6set/lab
|
Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data GLB dan
GLBB.
Minimum dengan 3 kombinasi nilai massa beban.
|
6set/lab
|
Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data GLB dan
GLBB.
Lengkap dengan pita perekam.
|
||
2.2.2
|
Percobaan
papan luncur
|
6set/lab
|
Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data gerak
benda pada bidang miring.
Kemiringan papan dapat diubah, lengkap dengan katrol
dan balok.
Minimum dengan tiga nilai koefisien gesekan.
|
2.2.3
|
Percobaan
Ayunan Sederhana atau Percobaan Getaran Pada Pegas.
|
6set/lab
|
Mampu menunjukkan fenomena ayunan dan memberikan data
pada pengukuran percepatan gravitasi.
Minimum dengan tiga nilai panjang ayunan dan tiga nilai
massa beban.
|
6set/lab
|
Mampu menunjukkan fenomena ayunan dan memberikan data
pada pengukuran percepatan gravitasi.
Minimum dengan tiga nilai panjang ayunan dan tiga nilai
massa beban.
|
||
2.2.4
|
Percobaan
Hooke
|
6 set/lab
|
Mampu memberikan data untukmembuktikan hukum Hooke dan
menentukan minimum 3 nilai konstanta pegas.
|
2.2.5
|
Percobaan
Kalorimeter
|
6 set/lab
|
Mampu memberikan data untuk membuktikan hukum kekekalan
energi panas serta menentukan kapasitas panas kalorimeter dan kalor jenis
minimum tiga jenis logam.
Lengkap dengan pemanas, bejana dan kaki tiga, jaket
isolator, pengaduk dan termometer.
|
2.2.6
|
Percobaan
Bejana Berhubungan
|
6 set/lab
|
Mampu memberikan data untuk membuktikan hukum fluida
statik dan dinamik.
|
2.2.7
|
Percobaan
Optik
|
6 set/lab
|
Mampu menunjukkan fenomena sifat bayangan dan
memberikan data tentang keteraturan hubungan antara jarak benda,jarak
bayangan dan jarak fokus cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung, dan
lensa cembung.
Masing-masing minimum dengan tiga nilai jarak fokus.
|
2.2.8
|
Percobaan
Resonansi Bunyi atau Percobaan Sonometer
|
6 set/lab
|
Mampu menunjukkan fenomena resonansi dan memberikan
data kuantisasi panjang gelombang, minimum untuk tiga nilai frekuensi.
|
6 set/lab
|
Mampu memberikan data hubungan antara frekuensi bunyi
suatu dawai dengan tegangannya, minimum untuk tiga jenis dawai dan tiga nilai
tegangan.
|
||
2.2.9
|
Percobaan
Hukum Ohm
|
6 set/lab
|
Mampu memberikan data keteraturan hubungan antara arus
dan tegangan minimum untuk tiga nilai hambatan.
|
2.2.10
|
Manual
percobaan
|
6 buah/percobaan
|
|
3
|
Media pendidikan
|
||
3.1
|
Papan tulis
|
1 buah/lab
|
Ukuran minimum 90 cm x 200 cm.
Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh
peserta didik melihatnya dengan jelas.
|
4
|
Perlengkapan lain
|
||
4.1
|
Kotak kontak
|
9 buah/lab
|
1 buah untuk tiap meja peserta didik, 2 buah untuk meja
demo, 2 buah untuk di ruang persiapan.
|
4.2
|
Alat pemadam
kebakaran
|
1 buah/lab
|
Mudah dioperasikan.
|
4.3
|
Peralatan P3K
|
1 buah/lab
|
Terdiri dari kotak P3K dan isinya tidak kadaluarsa
termasuk obat P3K untuk luka bakar dan luka terbuka.
|
4.4
|
Tempat sampah
|
1 buah/lab
|
|
4.5
|
Jam dinding
|
1
buah/lab
|
[1] Permendiknas No. 24 Tahun
2007. hlm. 6
[2] Ibid., hlm 10-11
[3] Permendiknas No. 24 Tahun 2007,
hlm. 21
[5] Permendiknas No. 24 Tahun 2007,
hlm. 41
[6] Permendiknas No. 24 Tahun 2007,
hlm. 51-56
c. Letak dan Tata Ruang Laboratorium IPA[1]
Untuk
menunjang kegiatan proses belajar-mengajar dalam bidang ilmu pengetahuan alam,
fisika, bilologi dan kimia terutama disekolah lanjutan, selain memberikan bahan
atau materi pelajaran secara klasikal, maka diperlukan juga pembuktian dengan
realita (nyata) berupa praktikum. Kegiatan praktikum memerlukan wadah atau
tempat untuk melakukan eksperimen-eksperimen sekaligus meningkatkan daya nalar siswa.
Melalui latihan ini dibuktikan kebenaran teori-teori yang diberikan didalam
kelas dan juga merangsang suatu percobaan tertentu secara terpimpin atau
menemukan sendiri. Wadah atau tempat tersebut disebut laboratorium.
Pembangunan
laboratorium di sekolah sangat menunjang proses kegiatan belajar-mengajar, maka
untuk itu diperlukan ruangan yang cukup. Dengan demikian disain laboratorium
disesuaikan dengan kebutuhan.
Letak
laboratorium di sekolah pada umumnya agak sulit untuk menentukan tempat yang
tepat, karena lahan yang tersedia sangat terbatas. Luas laboratorium ilmu
pengetahuan alam di sekolah lanjutan disamping disesuaikan dengan lahan yang
ada, juga perlu diperhatikan jumlah siswa yang akan melaksanakan praktikum.
Ruangan yang harus ada pada laboratorium yang dikatakan cukup baik yakni
minimal mempunyai ruang untuk kegiatan belajar-mengajar (ruang praktikum);
ruang persiapan; ruang penyimpanan; ruang gelap; ruang timbang dan kebun
sekolah
Letak laboratorium terhadap lingkungan[2]
Menurut
buku Penuntun Perencanaan
Pembangunan yang diterbitkan oleh Proyek Penyediaan Fasilitas Laboratorium
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
persyaratan umum lokasi laboratorium dalam hubungannya dengan bangunan sekolah
yang ada jalan sebagai berikut:
a.
Tidak terletak di arah angin, untuk
menghindarkan pencemaran udara. Gas sisa-sisa reaksi kimia yang kurang sedap
agar tidak terbawa angin ke ruangan-ruangan lain.
b.
Mempunyai jarak cukup jauh terhadap
sumber air, untuk menghindari dari pencemaran sumber air.
c.
Mempunyai saluran pembungan sendiri,
untuk menghindarkan pencemaran saluran air penduduk.
d.
Mempunya jarak cukup jauh terhadap
bangunan yang lain, untuk memberikan ventilasi dan penerangan alami yang
optimum dan jarak minimal sama dengan tinggi bangunan terdekat, kira-kira 3
meter.
e.
Terletak pada bagian yang mudah
dikontrol dalam kompleks dalam hubungannya dengan pencegahan terhadap pencurian,
kebakaran dan sebagainya.
Dalam
buku petunjuk juga disebutkan persyaratan lain yang berhubungan dengan
pemilihan lokasi laboratorium. Persyaratan itu adalah persyaratan pembangunan
laboratorium terhadap sekolah yang telah ada:
a.
Tidak membongkar fasilitas lain yang
masih berfungsi sehingga menghilangkan fungsi tersebut, kecuali bila fisik
bangunan dari fasilitas itu telah dinyatakan secara teknis tidak dapat memenuhi
syarat-syarat keamanan (telah tua atau lapuk).
b.
Tidak memakai tanah yang berfungsi lain,
umpamanya lapangan olahraga, dengan garis sepadan bangunan sebagai ventilasi
alam.
Pengaturan Ruangan Laboratorium IPA
1.Laboratorium
Sebagaimana
disebutkan sebelumnya bahwa persyaratan umum untuk suatu laboratorium adalah
cukup luas. Berapankah luas suatu laboratorium ini dan bagaimanakah ukurannya?
Tim penyusun Buku Penuntun Perencanaan Pembangunan yang telah disebut di atas
mengambil ketentuan bahwa luas lantai labomorium di mana perlengkapan
laboratorium termasuk meja, kursi, lemari dan rak yang ada didalamnya ialah 100
m2 termasuk ruangan persiapan dan gudang. Luasnya ini didasarkan
atas perhitungan bahwa Iaboratorium tersebut dipakai oleh 40 siswa, yang
berarti tiap siswa menempati ruangan kira-kira 2,00 m2- 2,5 m2.
Laboratorium dengan ukuran inilah yang sekarang dibangun pada SMP dun SMA di
Indonesia.
Penentuan
luas lantai 100 m2 ini terutama didasarkan atas fasilitas dan biaya
yang sangat minim, di samping keperluan akan laboratorium pada sekolah-sekolah
yang sangat mendesak.
2. Ruang untuk Kegiatan Belajar-mengajar (Ruang
Praktikum)
Luas ruangan praktikum yang akan dipakai siswa
untuk melaksanakan proses belajar-mengajar lebih kurang 90 m2, tidak
termasuk ruangan persiapan dan ruangan gudang. Bentuk ruangan laboratorium yang
dipakai hendaknya jangan sampai mengakibatkan jarak pcnglihatan yang jauh bagi
siswa yang menyenangkan bagi siswa yang duduk di tepi, ke arah papan tulis.
Sebaiknya ruangan praktikum laboratorium, mengambil ukuran yang 90 m2
luas lantai, dengan panjang 11-12 m dan lebar8-9 m.
3. Ruangan Persiapan
Merupakan
ruangan yang digunakan untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam laboratorium, baik untuk percobaan yang akan dilakukan oleh
siswa maupun oleh guru sebelum melakukan demonstrasi. Ruangan ini juga dapat
berfungsi sebagai ruangan penyimpanan apabila laboratorium sekolah yang
bersangkutantidak memiliki ruangan penyimpanan tersendiri, letak ruangan
persiapan sebaiknya berdampingan dengan ruang laboratorium dan dinding
persekutuannya pada dinding tempat papan tulis digantungkan. Dari luas
laboratorium keseluruhannya, ruang persiapan seluas-luasnya lebih kurang 20 m2.
4. Ruang Penyimpan
(Gudang)
Sesuai
dengan namanya yaitu untuk penyimpanan alat-alat dan bahan-bahan yang jarang
dipakai dalam kegiatan sehari-hari sedangkan alat-alat dan bahan-bahan yang
sering dipakai diletakkan di dalam ruangan persiapan laboratorium. Perlu
diperhatikan agar alat dan bahan disimpan dalam ruangan yang terpisah untuk
menghindari terjadinya karat pada alat-alat. Dengan demikian penyimpanan
bahan-bahan yangberbahayadipisah dengan bahan-bahan lain yang kurang berbahaya.
Luas dari ruangan penyimpanan (gudang) tidak lebih dari 4 x 5 meter2,
karena diharapkan ruangan yang cukup untuk lemari dan rak-rak.
5. Ruang Timbang
Sesuai
dengan namanya ruang ini digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang akan
dipakai dalam percobaan yang akan dilaksanakan oleh siswa atau oleh guru yang
akan mendemonstrasikan. Sebaiknya bahan-bahan yang akan ditimbang, dikerjakan
oleh guru atau laboran, karena timbangan tersebut sangat sensitif dan perlu
ketelitian yang tinggi dari pemakainya. luas yang diharapkan lebih kurang 2 x 2
m2, supaya dapat bekerja dengan leluasa.
5. Ruang Gelap
Ruang
gelap adalah ruangan yangdapat digelapi secara permanen. Ruangan ini digunakan
terutama pada Percobaan-percobaan yang menghendaki sekatan cahaya-cahaya
matahari seperti pecobaan mengenai pengaruh cahaya matahari terhadap
pembentukan tepung, kegiatan fotografi dan beberapa percobaan cahaya. Rnang
gelap harus dilengkapi dengan listrik dan lampu khusus ruangan gelap, ventilasi
yang baik dan aliran air.
7. Kebun Sekolah dan
Rumah Kaca (Green House)
Fungsi
kebun sekolah adaiah untuk melakukan percobaan yang berhubungan dengan tanaman
dapat juga dipergunakan untuk memelihara hewan-hewan percobaan misalnya
kelinci. Percobaan yang ada hubungannya dengan pertumbuhan tanaman dapat
dilakukan juga di rumah kaca, sesuai dengan lahan yang tersedia dan yang ada.[3]
Semenara itu, Dalam
Richard (2013) menyatakan
Pengaturan ruangan laboratorium IPA adalah hal yang tidak kalah penting dalam
sistem pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Ada beberapa ruangan pokok
yang harus ada dalam sebuah laboratorium IPA yang menjadi syarat kelancaran
kegiatan di laboratorium. Ruangan-ruangan tersebut adalah sebagai berikut.[4]
1.
Ruang Utama, Ruangan ini berfungsi untuk kegiatan
penelitian, uji coba teori, praktikum, ataupun eksperimentasi. Ruangan ini juga
bisa dijadikan sebagai tempat praktik dan pengajaran teori.
2.
Ruang Penunjang, Ruangan ini berfungsi untuk tempat
kegiatan penelitian jika sewaktu-waktu diperlukan, atau jika sewaktu-waktu
ruangan utama penuh dengan peserta.
3.
Ruang Guru, Ruangan ini dikhususkan untuk para
pembimbing peserta kegiatan penelitian, para tenaga ahli, para guru IPA, serta
para pengelola laboratorium
4.
Ruang Laboran,Ruangan ini ditempati oleh para petugas
lapangan seperti koordinator laboratorium. Tetapi, para pengelola yang lain
juga bisa menempati ruangan ini.
Perlengkapan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam[5]
Suatu sekolah
yang mengajarkan ilmu pengetahuan alam hendaknya mempunyai laboratorium, karena
dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam siswa tidak hnaya sekedar mendengarkan
keterangan dari guru dari pelajaran yang diberikan, tetapi yang melakukan
kegiatan sendiri untuk mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang
dipelajari. Karena sifat kegiatan dari pelajaran ilmu pengetahuan alam tidak
dapat diajarkan tanpalaboratorium.
Sebagai tempat
melaksanakan pendidikan ilmu pengetahuan alam, laboratorium memerlukan
perlengkapan. Perlengkapan itu adalah:
1. Perabot
Yang
dimaksud dengan perabot ini adalah meja, kursi (baik untuk siswa maupun untuk
guru), lemari (untuk alat-alat bahan), dan rak. Perabot ini terdiri dari
bermacam-macam antara lain:
a.
Meja Demonstrasi
Meja
demonstrasi sangat diperlukan bagi suatu laboratorium, lebih-lebih jika ruang
praktek laboratorium itu digunakan juga untuk keperluan mengajar dan tidak
hanya untuk parktikum siswa saja.ukuran meja demonstrasi kira-kira 300-400 cm
panjang 80-90cm. lebar dan 90 cm tinggi. Meja ini biasanya dipasang secara
permanen dan dilengkapi dengan lemari-lemari atau rak-rak dibawah meja. Jarak
antara meja demonstrasi dan papan tulis hendaknya jangan terlalu sempit hingga
mengurangi kebebasan guru untuk melakukan kegiatan demonstrasi dan
tulis-menulis di papan tulis, tetapi juga jangan terlalu lebar. Antara kedua
meja ini cukup ada ruangan bagi siswa tidak untuk memperhatikan alat-alat yang
ada di atas meja demonstrasi itu setelah demonstrasi selesai. Kadang-kadang
jika jumloah siswa tidak terlalu banyak, guru dapat meminta siswa mengelilingi
meja demonstrasi untuk memperlihatkan lebih dekat apa-apa yang sedang
dikerjakan oleh guru.jarak antara kedua meja ini kira-kira 150 cm.
Meja demonstrasi bagian atas hendaknya
terbuat dari kayu yang cukup baik dengan tebal kira-kira 2,5- 3cm. Agar meja
ini tampak baik hendaknya dipelitur. Permukaan meja juga dapat dicat, dan
dipilih cat yang berwarna hitam. Ini biasanya dilakukan untuk meja-meja yang
digunakan untuk percobaan kimia, di mana bahan-bahan kimia merupakan penyabab
noda-noda pada meja. Meja-meja untuk percobaan biologi dan fisika biasanya
tidak dicat hitam.
Meja demonstrasi dilengkapi dengan bak
cuci dengan ukuran 54x35x20 cm3 (ukuran dalam) terbuat dari porselin.
Bak cuci ini diletakkan pada ujung kanan meja dipandang dari pihak guru jika
fasilitas memungkinkan dan alangkah baiknya jika pada meja demonstrasi ini
dipasang dua bak cuci dan diletakkan pada ujung keduanya.
Jika aliran gas pembakaran ada, maka pada
bagian tepi depan meja demonstrasi dipasang pipa gas yang masing-masing
mempunyai dua kran. Sedang stop kontak untuk sumber listrik dipasang pada sisi
meja pada pihak guru, akan lebih baik
jika sekedar sumber listrik dan sumber gas untuk keperluan dalam
laboratorium dipasang di bawah meja demonstrasi, dengan demikian mudah bagi
guru untuk mengontrol dan menjaga keamanannya.
b.
Meja Kerja (Praktikum) Siswa
Bentuk
kerja praktikum siswa yang digunakan bergantung pada jenis laboratorium.
Laboratorium kimia menghendaki meja praktikum siswa itu dipasang secara
permanen. Dengan meja yang permanen pemasangan aliran gas, listrik dan air
menjadi lebih mudah. Di samping itu meja yang permanen tidak mudah bergeser
oleh singgungan siswa yang sedang bekerja. Laboratorium fisika telah banyak
menghendaki bentuk meja yang tidak permanen artinya bentuk meja yang mudah
untuk dipindah-pindah. Bentuk meja demikian diperlukan bagi laboratorium fisika
karena beberapa percobaan fisika menghendaki meja yang lebih panjang atau lebih
lebar. Dengan meja yang mudah dipindah-pindahkan kebutuhan akan percobaan dapat
dipenuhi. Sedang laboratorium biologi biasanya tidak memerlukan bentuk meja
yang tertentu. Atas dasar uraian diatas maka disarankan untuk menggunakan meja
yang tidak permanen.
Tinggi meja praktikum siswa
bergantung juga pada jenis laboratoriumnya. Untuk laboratorium kimia diperlukan
meja yang tingginya tidak kurang dari 80 cm, sedangkan untuk laboratorium
fisika atau biodogi meja dengan ukuran 80 cm itu terlalu tinggi, lebih-lebih
untuk keperluan mikroskop dimana diperlukan meja yang tingginya kira-kira 70cm.
Atas dasar ini maka dapat digunakan meja yang seragam dengan tinggi 80 cm.
Untuk keperluan mikroskop dapat digunakan meja dinding dekat jendela. Seperti
juga meja demonstrasi meja kerja siswa bagian atasnya terbuat dari kayu yang
baik dengan tebal kira-kira 2,5-3cm. Panjang meja kerja siswa bergantung pada
lebar ruang laboratorium, sedang lebar meja bergantung pada cara menyusun. Ada
tiga cara untuk menyusun meja kerjasiswa.
Di
sampiug meja kerjasiswa terdapat pula meja dinding. Meja ini
ukurannyalebihsempit dan lebih rendah. Ukuran untuk meja dinding ialah tinggi
20 cm dan lebar 40-50 cm. Guna meja ini di samping sebagai tambahan ruang untuk
praktikum siswa juga dipakai sebagai tempat untuk menyimpan akuarium, terrarium
dan alat-aalat lainnya. Sedang meja dinding yang berdekatan dengan jendela
digunakan sebagai mejauntukmikroskop. Di bawah meja dindingdapatdipasanglemari
atau rakuntuk tempat menyimpan alat-alat. Pada meja dinding hendaknya dipasang
beberapa bak cuci. Pemasang bak cuci sangat penting terutama jika meja siswa
berbentuk tidak permanen, di mana padanyatidak dipasang bak cuci.
c.
Lemari
Ada
tiga jenis lemari yang digunakan dalam laboratorium yaitu: lemari biasa,
lemarigantung,dan lemari meja. Ketiga jenis lemari itu berfungsi sama yaitu
digunakan untuk tempat menyimpan alat bahan.
Lemari
gantung dipasang pada dinding bagian belakang ruang praktikum. Tinggi lemari
gantung kira-kira 60-100 cm dengan kedalaman 30 cm. Panjang lemari menurut
kebutuhan. Jatak lemari gantung dengan lantai kira-kira 160 cm. Lemari gantung
ini dilengkapi dengan pintusorong dari kaca.
Lemari juga dipasang pada meja. Pertama di
bawah meja dinding dan pada meja demonstrasi. Adanya lemari pada meja sangat
bermanfaat sekali karena berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat dan bahan.
Dengan demikian tidak semua alat akan berada di meja dan disimpan dalam gudang
atau ruang persiapan. Lemari pada meja hendaknya berpintu sorong dan terbuat
dari kayu atau triplek.
d.
Laci meja
Laci
meja sama pentingnya dengan lemari sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat.
Laci juga dapat dipakai untuk menyimpan buku siswa yang sedang melakukan
pekerjaan. Dengan demiki mereka tidak meletakkan bukunya pada meja yang basah
atau yang banyak alat-alat di atasnya. Ukuran laci meja antara 45-50 cm dengan
kedalaman kira-kira 10 cm.
e.
Bak Cuci pada Meja
Air
merupakan bahan yang sangat penting dalam laboratorium. Air tidak hanya dipakai
untuk beberapa percobaan tetapi air juga dipakai keperluan untuk cuci-mencuci
dan sebagai bahan pendingin. Air juga dipakai sebagai bahan pemadam kebakaran.
Karena banyak keperluan akan air inilah maka diperlukan bak cuci dan kran. Bak
cuci yang biasa digunakan terbuat dari teraso yang diglazum. Tetapi jenis bak
cuci ini tidak tahan lama karena mudah pecah juga dasar baknya mudah rusak
hingga bocor. Alangkah baiknya jika menggunakan bakcuci yang terbuat dari
porselin. Banyaklaboratorium sekolah yang sekarang sedang dibangun menggunakan
bak cuci dari plastik. Penggunaan bak cuci dari plastik tentu sangat kurang
baik. Karena di samping bahan plastik itu mudah pecah juga tidak tahan terhadap
bahan kimia dan benda-benda panas.
Laboratorium
yang hanya digunakan untuk praktikum fisika dan biologi tidak memerlukan bak
cuci pada setiap meja praktikum siswa. Terutama laboratorium fisika, adannya
bak cuci pada meja pratikum siswa justru lebih banyak mengganggu dari pada
gunanya. Tetapi ini tidak berani bahwa dalarn laboratorium Fisika tidak
diperlukan bak cuci. Untuk laboratorium tisika bak cuci ini dapat dipasang pada
mejasiswasangat diperlukan. Tetapi denganpemasangan bak cuci pada
mejapraktilrum siswa akan mengurangi sifatkeanekagunaan dari laboratorium
karena meja menjadi terlaluberatdan sukar untuk dipindahkan. Oleh sebab itu
disarankan bagi laboratorium yang aneka guna, pemasangan bak cuci hanya pada
meja demonstrasi (jika ada) dan pada meja dinding.
Setiap
bak cuci hendaknya dilengkapi dengan kran airyangujungpipa krannya
dapatdihubungkan dengan slang karet atau slang plastik. Tinggi kran ini
kira-kira 45 cm di atas dasar bak cuci.
Bak
cuci pada meja demonstrasi hendaknya dilengkapi dengan tiga buah kran, yang
satu tingginya kira-kira 60 cm di atas dasar bak cuci sedang dua lainnya
tingginya 45 cm dari dasar bak cuci. Ketiga ujung kran dapat dipasang slang
karet atau slang plastik.
f.
Rak
Di
samping lemari biasa dan lemari meja diperlukan rak-rak sebagai tempat
menyimpan alat-alat dan bahan. Rak yang digunakan untuk menyimpan botol-botol
yang barisi larutan lebarnya. Kira-kira 20 cm. Tinggi rak kira-kira 180 cm
sedang panjangnya menurut panjangnya tempat yang ada atau menurut kebutuhan.
Jarak rak yang terbawah dengan lantai kira-kira 40 cm. jarak ini diperlukan
agar pada bagian bawah rak dapat dipakai untuk menyimpan botol-botol yang
besar. Jarak rak yang satu dengan rak yang berikutnya makin ke atas makin
berkurang, sedangjarang rak teratas dengan rak yang di bawahnya kira-kira 20
cm.
Untuk
menyimpan boto-botol yang berisi zat padat dapat digunakan ukuran rak yang
sama. Hal ini dikehendaki keseragaman atau rak yang keanekagunaan. Tetapi jika
dikehendaki rak tersendiri dapatdiambil ukuran lebardan linggi yangsama dengan
rak untuk botol-botolyangberisi larutan, tetapi jarak lapisan rak yang satu
dengan yang lain kira-kim 30 cm. Jarang yang demikian digunakan karena biasanya
zat padat tidak dimasukkan ke dalam botol-botol yang besar.
Untuk
menyimpan alal-alat dan bahan di samping jenis rak yang disebut di atas, dalam
gudang diperlukan rak yang lebih besar kira-kira 90 cm dengan tinggi 180 cm.
Karena tinggi alat-alat dan botol itu sangat berbeda-beda maka jarak lapisan
rak yang satu dengan lainnya kira-kira 40cm. Pada sebelah kiri-kanan rak ini
hendaknya ada cukup ruangan bagi seseorang untuk menyimpan atau mengambil
barang yang dikehendaki. Rak yang berukuran lebar ini dapat dipakai untuk
menyimpan alat-alat dan bahan-hahan, termasuk pipa-pipa kaca, yang tidak sering
digunakan.
2) Panggung
Yang
dimaksud dengan panggung di sini ialah tempat yang ditinggikan di mana guru
berdiri dan meja demonstrasi terletak tinggi panggung ini kira-kira 20 cm.
Panggung ini hendaknya melebar ke kiri dan ke kanan melebihi panjang papan
tulis. Jika panggung ini hanya sepanjang papan tulis saja, guru akan mendapat
kaukaran berdiri jika akan menulis saja, guru akan mendapat kesukaran berdiri
jika akan menulis pada ujung papan. Jika di dalam laboratorium tidak ada meja
demonstrasi, adanya panggung di bawah papan tulis masih diperlukan. Lebarnya
harus tidak kurangdari 80 cm supayacukup ruangan bagi guru untuk berdiri di
atasnya, atau untuk melakukan tulis-menulis pada papan tulis. Dengan panggung
ini pula guru akan dengan mudah dapat mengawasi apa yang tcrjadi dalam seluruh
ruangan.
3) Papan Tulis
Ukuran
papan tulis hendaknya tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar. Ukuran
300 cm panjang dan 100 cm lebar sudah cukup. Papan tulis yang panjang hendaknya
terdiri dari dua atau tiga bagian, di mana bagian luamya dapat dilipat ke
dalam. Dengan papan tulis semacam ini maka gambar yang penting dan sukar dibuat
atau gambar grafik dapat dilukiskan pada bagian belakang papan tulis, yang
sewaktu-waktu dapat digunakan dengan melipat papan tulis saja.
Papan
tulis harus dipasang pada dinding yang tidak ada jendelanya, yaitu pada dinding
terpendek dari ruangan yang berbentuk persegi panjang. Jarak papan tulis bagian
bawah dengan lantai kira-kira 90 cm. Papan tulis bagian bawah dengan lantai
kira-kira 90 cm. Papan tulis hendaknya mendapat penerangan yang cukup baik.
Jika penerangan buatan sukar untuk diadakan maka masalah ini hendaknya mendapat
perhatian pada waktu akan membangun laboratrium. Hendaknyajuga diusahakan bahwa
jika siswa menghadap ke papan maka mereka mendapat penerangan dari sebelah
kiri.
Di
samping papan tulis yang dibicarakan di atas hendaknya di dalam laboratorium
ada papan tulis Iain yang ukurannya lebih kecil, untuk papan pengumuman dan
untuk menempelkan berkala serta guntingan-guntingan koran. Papan tulis ini
dipasang pada bagian dinding ruangan yang kosong, tetapi tempatnya dengan mudah
dapat dilihat oleh siswa.
4) Listrik
Tenaga
listrik sangat penting untuk laboratorium. Baik digunakan untuk penerangan maupun
untuk peroobaan-percobaan. Untuk percobaan biasanya digunakan listrik dengan
tegangan tendah ini dapat diperoleh dengan mengubah listrik dari PLN melalui
transformator dan pengarah arus. Jikalistrikdari PLN tidak ada disarankan
menggunakan generator (tips Honda300 atau 800). Sekedaruntuktegangan rendah
dapat digunakan aki atau baterai kering. Penggunaan ini mungkin masih
merepotkan karena aki ini setiap saat harus diisi kembali. Yang Iebih praktis
untuk mendapatkan listrik dengan tegangan rendah ialah menggunakan baterai
kering dengan langkah-langkah penghematan arus dilakukan yaitu disimpan
baik-baik. Untuk mengamanan arus listtik bolak-balik maupun searah, sebelum
dialirkan kemeja-meja praktikum siswa sebaiknyamelalui sakelaryangdipasangpada
bagian samping meja demonstrasi. Dengan demikian guru dapat dengan mudah
mengawasi penggunaan arus listrik.
Untuk
laboratorium SMA hendaknya diusahakan adanya arus listrik bertegangan 110 atau
220v. Karena banyak alat-alat yang digunakan untuk percobaan di SMA memerlukan
tegangan sebesar itu, misalnya lampu mikroskop, osiloskop, sumber tegangan,
pompa isap dan lain-lain.
[1]H.
Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium
IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993.
[2]H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta:
Depdikbud, 1993.
[3]H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta:
Depdikbud, 1993.
[5]H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta:
Depdikbud, 1993.
1. Standar Tenaga Laboratorium[1]
§ KUALIFIKASI
1.
Kepala LaboratoriumSekolah/Madrasah
Kualifikasi kepala
laboratorium Sekolah/Madrasah
adalah sebagaiberikut:
a.
Jalurguru
1)
Pendidikan minimal sarjana(S1);
2)
Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai
pengelolapraktikum;
3)
Memiliki sertifikat kepala laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.
b.
Jalurlaboran/teknisi
1)
Pendidikan minimal diploma tiga(D3);
2) Berpengalaman
minimal 5 tahun sebagai laboran atauteknisi;
3)
Memiliki sertifikat kepala laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.
2.
Teknisi LaboratoriumSekolah/Madrasah
Kualifikasi teknisi
laboratorium sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:
a.
Minimal lulusan program diploma dua (D2)
yang relevan dengan peralatan laboratorium, yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang ditetapkan
olehpemerintah;
b.
Memiliki sertifikat teknisi laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah.
3.
LaboranSekolah/Madrasah
Kualifikasi laboran
sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:
a.
Minimal lulusan program diploma satu
(D1) yang relevan dengan jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang ditetapkan olehpemerintah;
b.
Memiliki sertifikat laboran
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi yang ditetapkan olehpemerintah.
§ KOMPETENSI
1.
Kompetensi Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah
Dimensi Kompetensi
|
Kompetensi
|
Sub-Kompetensi
|
1. Kompetensi Kepribadian
|
1.1 Menampilkan diri sebagai
pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
|
2.1.1
Bertindak secara konsisten sesuai
dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia
2.1.2
Berperilaku arif
2.1.3
Berperilaku jujur
2.1.4
Menunjukkan kemandirian
2.1.5
Menunjukkan rasa percaya diri
2.1.6
Berupaya meningkatkan kemampuan diri
|
1.2 Menunjukkan komitmen
terhadap tugas
|
2.1.1
Berperilaku disiplin
2.1.2
Beretos kerja yang tinggi
2.1.3
Bertanggung jawab terhadap tugas
2.1.4
Tekun, teliti, dan hati-hati dalam melaksanakan tugas
2.1.5
Kreatif dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya
2.1.6
Berorientasi pada kualitas
|
|
2. Kompetensi Sosial
|
2.1 Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
|
2.2.1
Menyadari kekuatan dan kelemahan baik diri maupun stafnya
2.2.2
Memiliki wawasan tentang pihak lain
yang dapat diajak kerja sama
2.2.3
Bekerjasama dengan berbagai pihak
secara efektif
|
2.2 Berkomunikasi secara
lisan dan tulisan
|
2.2.1
Berkomunikasi dengan berbagai pihak
secara santun, empatik, dan efektif
2.2.2
Memanfaatkan berbagai peralatan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK)
|
|
3. Kompetensi Manajerial
|
3.1 Merencanakan kegiatan dan
pengembangan laboratorium sekolah/madrasah
|
3.2.1
Menyusun rencana pengembangan
laboratorium
3.2.2
Merencanakan pengelolaan laboratorium
3.2.3
Mengembangkan sistem
administrasi laboratorium
3.2.4
Menyusun prosedur operasi standar (POS) kerja laboratorium
|
3.2 Mengelola kegiatan
laboratorium sekolah/madrasah
|
3.2.1
Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru
3.2.2
Menyusun jadwal kegiatan laboratorium
3.2.3
Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium
3.2.4
Mengevaluasi kegiatan laboratorium
3.2.5
Menyusun laporan kegiatan laboratorium
|
|
3.3 Membagi
tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/ madrasah
|
3.3.1
Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran
3.3.2
Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran
3.3.3
Mensupervisi teknisi dan laboran
3.3.4
Membuat laporan secara periodik
|
|
3.4 Memantau
sarana dan prasarana laboratorium sekolah/madrasah
|
3.4.1 Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat laboratorium
3.4.2 Memantau kondisi dan keamanan bangunan laboratorium
3.4.3 Membuat laporan bulanan dan tahunan
tentang kondisi dan pemanfaatan laboratorium
|
|
3.5
Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium
sekolah/madrasah
|
3.5.1
Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium
3.5.2
Menilai hasil kerja teknisi dan laboran
3.5.3
Menilai kegiatan laboratorium
3.5.4
Mengevaluasi program laboratorium untuk perbaikan selanjutnya
|
|
4.Kompetensi
Profesional
|
4.1
Menerapkan gagasan, teori, dan prinsip kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
|
4.1.1
Mengikuti perkembangan pemikiran tentang pemanfaatan kegiatan
laboratorium sebagai wahana pendidikan
4.1.2
Menerapkan hasil inovasi atau kajian
laboratorium
|
4.2 Memanfaatkan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan penelitian
di sekolah/madrasah
|
4.2.1
Menyusun
a.
panduan/penuntun (manual)
praktikum
4.2.2
Merancang kegiatan laboratorium untuk
pendidikan dan penelitian
4.2.3
Melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kepentingan pendidikan
dan penelitian
4.2.4
Mempublikasikan karya tulis ilmiah hasil
kajian/inovasi
|
|
4.3 Menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
|
4.2.1
Menetapkan ketentuan mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja
4.2.2
Menerapkan ketentuan mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja
4.2.3
Menerapkan prosedur penanganan bahan berbahaya dan beracun
4.2.4
Memantau bahan berbahaya dan
beracun, serta peralatan keselamatan kerja
|
2.
Kompetensi Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah
Dimensi Kompetensi
|
Kompetensi
|
Sub-Kompetensi
|
1. Kompetensi Kepribadian
|
1.1
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
|
1.1.1
Bertindak secara konsisten sesuai
dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia
1.1.2
Berperilaku arif
1.1.3
Berperilaku jujur
1.1.4
Menunjukkan kemandirian
1.1.5
Menunjukkan rasa percaya diri
1.1.6
Berupaya meningkatkan kemampuan diri
|
1.2 Menunjukkan
komitmen terhadap tugas
|
1.2.1
Berperilaku disiplin
1.2.2
Beretos kerja yang tinggi
1.2.3
Bertanggung jawab terhadap tugas
1.2.4
Tekun, teliti, dan hati- hati dalam melaksanakan tugas
1.2.5
Kreatif dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya
1.2.6
Berorientasi pada kualitas
|
|
2. Kompetensi Sosial
|
2.1 Bekerja sama dalam pelaksanaan
tugas
|
2.1.1
Menyadari kekuatan dan kelemahan diri
2.1.2
Memiliki wawasan tentang pihak lain
yang dapat diajak kerja sama
2.1.3
Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif
|
2.2 Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
|
2.2.1
Berkomunikasi dengan berbagai pihak
secara santun, empatik, dan efektif
2.2.2
Memanfaatkan berbagai peralatan TIK untuk
berkomunikasi
|
|
3. Kompetensi
Administratif
|
3.1 Merencanakan pemanfaatan laboratorium sekolah/madrasah
|
3.1.1
Merencanakan kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium
3.1.2
Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam
merencanakan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium
3.1.3
Membuat daftar bahan,
peralatan, dan suku cadang yang diperlukan
laboratorium
3.1.4
Merencanakan kebutuhan bahan dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan
peralatan laboratorium
3.1.5
Merencanakan jadwal perawatan dan
perbaikan peralatan laboratorium
|
3.2 Mengatur
penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan suku cadang laboratorium
sekolah/madrasah
|
3.1.1
Mencatat bahan, peralatan, dan
fasilitas laboratorium dengan memanfaatkan
peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
3.1.2
Mengatur tata letak bahan,
peralatan, dan fasilitas laboratorium
3.1.3
Mengatur tata letak bahan,
suku cadang, dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan
laboratorium
|
|
4. Kompetensi Profesional
|
4.1 Menyiapkan kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
|
4.1.1
Menyiapkan petunjuk menggunaan
peralatan laboratorium
4.1.2
Menyiapkan paket bahan dan
rangkaian peralatan yang siap pakai untuk kegiatan praktikum
4.1.3
Menyiapkan penuntun kegiatan
praktikum
.
|
KOMPETENSI KHUSUS
|
||
Teknisi Laboratorium IPA, Fisika, Kimia, Biologi dan
Program Produktif SMK
|
||
4.1.4 Membuat peralatan praktikum sederhana
4.1.5 Membuat paket bahan siap pakai untuk kegiatan praktikum
|
||
Teknisi Laboratorium
Bahasa
|
||
4.1.6 Membuat rekaman audio visual dalam berbagai media untuk kepentingan pembelajaran
|
||
Teknisi
Laboratorium Komputer
|
||
4.1.7 Memelihara kelancaran jaringan komputer (LAN)
4.1.8 Mengoperasikan
program aplikasi sesuai dengan kebutuhan mata
pelajaran
|
||
4.2 Merawat peralatan dan bahan di laboratorium sekolah/madrasah
|
4.2.1 Mengidentifikasi kerusakan peralatan dan bahan
laboratorium
4.2.2 Memperbaiki kerusakan peralatan laboratorium
|
|
4.3 Menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
|
4.3.1 Menjaga kesehatan diri dan lingkungan
kerja
4.3.2 Menggunakan peralatan kesehatan dan
keselamatan kerja di laboratorium
4.3.3 Menangani bahan-bahan berbahaya dan
beracun sesuai dengan prosedur yang berlaku
4.3.4 Menangani limbah laboratorium sesuai
dengan prosedur yang berlaku
4.3.5 Memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan
|
3.
Kompetensi Laboran Sekolah/Madrasah
Dimensi Kompetensi
|
Kompetensi
|
Sub-Kompetensi
|
1.
Kompetensi Kepribadian
|
1.1
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
|
1.1.1
Bertindak secara konsisten sesuai
dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia
1.1.2
Berperilaku arif
1.1.3
Berperilaku jujur
1.1.4
Menunjukkan kemandirian
1.1.5
Menunjukkan rasa percaya diri
1.1.6
Berupaya meningkatkan kemampuan diri
|
1.2
Menunjukkan komitmen terhadap tugas
|
1.2.1
Berperilaku disiplin
1.2.2
Beretos kerja yang tinggi
1.2.3
Bertanggung jawab terhadap tugas
1.2.4
Tekun, teliti, dan hati-hati dalam melaksanakan tugas
1.2.5
Kreatif dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya
1.2.6
Berorientasi pada kualitas
|
|
2. Kompetensi
Sosial
|
2.1 Bekerja
sama dalam pelaksanaan tugas
|
2.1.1
Menyadari kekuatan dan kelemahan diri
2.1.2
Memiliki wawasan tentang pihak lain
yang dapat diajak kerja sama
2.1.3
Bekerjasama dengan berbagai pihak
secara efektif
|
2.2Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
|
2.1.1
Berkomunikasi dengan berbagai pihak
secara santun, empatik, dan efektif
2.1.2
Memanfaatkan berbagai peralatan TIK untuk
berkomunikasi
|
|
3.
Kompetensi Administratif
|
3.1
Menginventarisasi bahan praktikum
|
3.1.1
Mencatat bahan laboratorium
3.1.2
Mencatat penggunaan bahan laboratorium
3.1.3
Melaporkan penggunaan bahan laboratorium
|
3.2 Mencatat kegiatan praktikum
|
3.2.1
Mencatat kehadiran guru dan peserta didik
3.2.2
Mencatat penggunaan alat
3.2.3
Mencatat penggunaan penuntun praktikum
3.2.4
Mencatat kerusakan alat
3.2.5
Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum
secara periodik
|
|
4.
Kompetensi Profesional
|
4.1 Merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah
|
4.2.1
Menata ruang laboratorium
4.2.2
Menjaga kebersihan ruangan laboratorium
4.2.3
Mengamankan ruang laboratorium
|
4.2
Mengelola bahan dan peralatan laboratorium sekolah/madrasah
|
4.2.1
Mengklasifikasikan bahan dan peralatan praktikum
4.2.2
Menata bahan dan peralatan praktikum
4.2.3
Mengidentifikasi kerusakan bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium
4.2.4
Menjaga kebersihan alat laboratorium
4.2.5
Mengamankan bahan dan peralatan laboratorium
|
|
Khusus untuk
laboran biologi:
4.2.6
Merawat tanaman untuk kegiatan
praktikum
4.2.7
Memelihara hewan untuk praktikum
|
||
4.3 Melayani
kegiatan praktikum
|
4.3.1
Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun praktikum
4.3.2
Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun praktikum
4.3.3
Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan praktikum
4.3.4
Menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum
(lembar kerja, lembar rekam data, dan lain-lain)
|
|
4.4 Menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
sekolah/madrasah
|
4.4.1
Menjaga kesehatan diri dan lingkungan
kerja
4.4.2
Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium
4.4.3
Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan prosedur yang
berlaku
4.4.4
Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku
4.4.5
Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
|
[1] Permendiknas No. 26 Tahun 2008
1. Struktur Organisasi Laboratorium dan Fungsinya
a. Fungsi Struktur organisasi Laboratorium[1]
Organisasi laboratorium memiliki fungsi yang sangat
strategis dalam pengelolaan laboratorium. Berikut ini beberapa di antara
fungsi-fungsi strategis tersebut.
1.
Memperlancar
Perencanaan Praktik dan Penelitian di Laboratorium
Hal-hal
yang berkaitan dengan perencanaan kegiatan penelitian (praktik) di laboratorium
akan dapat dijalankan secara maksimal dengan adanya organisasi laboratorium. Struktur
organisasi laboratorium juga akan dapat mengarahkan rencana kerja atau kegiatan
penelitian serta rencana anggaran yang diperlukan, termasuk juga mengenai
teknis pelaksanaannya. Hal tersebut dapat dijalankan dengan berbagai macam cara
berikut ini.
a.
Rapat kegiatan para pengelola atau susunan
struktur organisasi laboratorium yang membicarakan rencana-rencana kegiatan penelitian
(praktik) di laboratorium serta mekanisme kegiatan praktik atau penelitian yang
akan dilakukan dengan satu atau lebih target yang akan dicapai.
b.
Rapat
anggaran kegiatan penelitian di laboratorium agar bisa menentukan berapa jumlah
anggaran yang diperlukan untuk kegiatan penelitian atau untuk suatu kegiatan
eksperimentasi di laboratorium.
2.
Memperlancar
Manajemen (Pengaturan) Kegiatan Penelitian dan Praktik di Laboratorium
Dengan adanya struktur organisasi laboratorium, seluruh kegiatan
penelitian akan berjalan berdasarkan manajemen yang kuat dan profesional
sehingga kegiatan penelitian akan berjalan dengan lancar. Jika manajemen
kegiatan di laboratorium berjalan dengan lancar, akan muncul sejumlah hal
positif berikut.
a.
Hubungan
yang berkesinambungan antarseluruh pengelola laboratorium, peneliti, termasuk
juga dengan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan laboratorium tersebut. Dengan
demikian, seluruh kegiatan akan berjalan lancar sesuai dengan harapan yang
diinginkan.
b.
Job
description yang jelas
dan yang mampu rnenjelaskan tugas dari masing-masing bagian yang bertugas di
laboratorium. Dengan demikian, seluruh individu yang terlibat dalam kegiatan
laboratorium akan mengerti fungsi dan kerjanya masing-masing dan seluruh
kegiatan penelitian (praktik) akan berjalan dengan penuh tanggung jawab.
c.
Koordinasi
yang efektif antara setiap individu (bagian) yang terlibat dalam kegiatan
penelitian (praktik) di laboratorium sehingga kegiatan di laboratorium dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
d.
Pengaturan
administrasi laboratorium yang baik dan benar. Misalnya, penataan dan pendataan
arsip serta inventaris organisasi laboratorium, penataan anggota atau peserta
penelitian (praktik) secara teratur, persyaratan keikutsertaan dalam kegiatan
penelitian yang simpel dan mudah, penyaluran keuangan yang bisa
dipertanggungiawabkan, dan lain sebagainya.
3.
Memperlancar
Pelaporan dan Pertanggungjawaban Seluruh Kegiatan di Laboratorium Sehingga
Mudah Dievaluasi
Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus ada dalam seluruh kegiatan di
laboratorium untuk menunjukkan sikap dan rasa tanggung jawab dari para
pengelola laboratorium kepada lembaga yang menaunginya ataupun kepada manajer
yang berada di pucuk pimpinan laboratorium tersebut. Wujud konkretnya adalah
sebagai berikut.
a.
Progress
report, yaitu laporan
pengembangan dan proses berjalannya kegiatan penelitian, praktik, dan
eksperimentasi di laboratorium (baik dari segi jumlah peserta, hasil yang
diperoleh, peralatan yang dipakai, dan hal-hal lainnya yang bersifat teknis
operasional).
b.
Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan penelitian secara keseluruhan, mulai dari
teknis operasional, keuangan, mitra kerja sama, dan lainlain.
4.
Mempermudah
Pengawasan (Controlling) Segala Kegiatan di Laboratorium
Pengawasan adalah salah satu unsur penting dalam
kegiatan di laboratorium. Salah satu tugas pengelola laboratorium yang tidak
boleh terlewatkan adalah melakukan pengawasan terhadap aktivitas laboratorium
ataupun realisasi kegiatan dan penggunaan anggaran laboratorium. Bila
pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan lancar, maka kegiatan praktik atau
pun penelitian di pengawasan akan berjalan lancar.
c. Jabatan dalam Organisasi Laboratorium dan Tugasnya[2]
Dalam Struktur organisasi laboratorium, terdapat
jabatan atau bagian yang harus diemban oleh para pengelola laboratorium.
Pengadaan struktur atau jabatan laboratorium ini sebenarnya tergantung
kebutuhan masing-masing. Jika kebutuhan kegiatan laboratorium sangat banyak,
tentu organisasi laboratorium membutuhkan struktur atau jabatan yang cukup
banyak.
Sebaliknya, jika kebutuhan kegiatan laboratorium
sedikit, maka struktur organisasi atau jabatan laboratorium cukup diisi dengan
beberapa jabatan saja. Tetapi, secara garis besar, ada beberapa jabatan yang
harus ada dalam setiap struktur organisasi laboratorium, apa pun jenis
laboratorium tersebut. jabatan-jabatan tersebut adalah:
Ø kepala laboratorium,
Ø supervisor,
Ø penanggung jawab teknis,
Ø koordinator laboratorium, dan
Ø laboran.
ltulah jabatan inti dari organisasi laboratorium.
Setiap laboratorium minimal harus memiliki struktur yang diisi oleh
jabatan-jabatan di atas untuk mengelola laboratorium. Ada pun tugas-tugas dari
bagian-bagian dalam struktur organisasi laboratorium adalah sebagai berikut.
1.
Tugas
Kepala Laboratorium
Dalam pengelolaan
laboratorium, kepala laboratorium memiliki tugas-tugas sebagai berikut:
a.
Memberi
tugas kepada penanggung jawab teknis, koordinator laboratorium, koordinator
peserta kegiatan di laboratorium (kegiatan penelitian, praktik,
eksperimentasi), dan memberi tugas kepada laboran. Selain itu, kepala
laboratorium harus meminta penanggungjawaban dari setiap bagian di bawahnya
mengenai pelaksanaan tugasnya masing-masing.
b.
Memberi
bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada petugas laboratorium. Oleh
karena itu, seorang kepala laboratorium harus memiliki keahlian tentang
kegiatan di laboratorium yang dipimpinnya. Tanpa keahlian ia tidak akan bisa
membimbing seluruh anak di bawahnya.
c.
Memberi
motivasi kepada para peserta yang terlibat dalam kegiatan laboratorium. Di
sinilah pentingnya seorang kepala laboratorium memahami fungsi dan tujuan dari
kegiatan laboratorium sehingga ia bisa memberi motivasi kepada seluruh peserta.
d.
Menyediakan
dana untuk keperluan operasional laboratorium. Dana ini tidak harus berasal
dari dana pribadi. Seorang kepala laboratorium bisa memperoleh dana dari
swadaya, sponsor, lembaga yang menaunginya, para peserta yang terlibat dalam
kegiatan laboratorium, ataupun dari sumber sumber lain yang tidak mengikat.
2.
Tugas
Supervisor
Seorang supervisor juga memiliki tugas yang cukup berat dalam
pengelolaan laboratorium. Peran kerja supervisor dalam pengelolaan laboratorium
ini berada di level tengah, yaitu di antara ketua laboratorium (para atasan
pembuat kebijakan) dan di antara para staf pelaksana rutinitas kegiatan
laboratorium. Dengan fungsi kerja yang berada di antara itu, maka tugas utama
supervisor adalah melakukan supervisi terhadap para staf pelaksana rutinitas
aktivitas laboratorium.
Adapun perincian tugasnya dalam pengelolaan laboratorium adalah sebagai
berikut.
a.
Melakukan
checklist day to day, yaitu selalu mengontrol kegiatan laboratorium setiap
hari.
b.
Memonitor
penataan barang-barang laboratorium, serta menjaga dan memonitor keutuhan
fungsi dari barang-barang laboratorium tersebut. Misalnya, memonitor lemari,
meja, kursi, komputer, LCD, dan lain sebagainya.
c.
Melakukan
pengecekan penerimaan peserta penelitian di laboratorium serta melakukan
pemantauan hasil penelitian, praktik, ataupun eksperimentasi yang dilakukan di
laboratorium.
d.
Mengawasi
kelancaran kegiatan penelitian, praktik, ataupun eksperimentasi yang dilakukan
di laboratorium.
e.
Melakukan
counseling dengan para bawahan di laboratorium.
3.
Tugas
Penanggung Jawab Teknis Laboratorium
Seorang penanggung jawab teknis laboratorium memiliki tugas yang
berkaitan langsung dengan kegiatan di laboratorium, khususnya yang berkaitan
dengan hal-hal teknis (bukan substansi kegiatan laboratorium). Penanggungjawab
teknis laboratorium harus mampu mengadministrasi segala kegiatan yang ada di
dalam laboratorium dengan baik. Hal ini supaya kegiatan di dalam laboratorium
dapat dikendalikan dan dapat terinventarisasi dengan baik. Adapun tugas-tugas
seorang
penanggung jawab teknis
laboratorium adalah sebagia berikut.
a.
Bertanggung
jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium. Contoh dari administrasilaboratorium di antaranya mencakup:
1)
Absensi,
2)
Kartu
peserta (jika diperlukan),
3)
Buku inventaris barang laboratorium,
4)
Buku noninventaris barang laboratorium,
5)
Buku peminjaman barang laboratorium,
6)
Jurnal
kegiatan praktik, penelitian, dan eksperimentasi di laboratorium,
7)
Buku
servis peralatan laboratorium,
8)
Buku stok barang laboratorium, dan
9)
Buku pemeriksaan peralatan praktik laboratorium.
b.
Bertanggung
jawab atas kelancaran kegiatan laboratorium. Sekecil apa pun kendala yang bisa
terjadi saat kegiatan laboratorium berjalan harus dihindari.
c.
Mengusulkan
pengadaan alat/bahan laboratorium Sebagai penanggung jawab teknis urusan
laboratorium, mereka memiliki wewenang untuk menambah peralatan laboratorium
dan menguranginya. Oleh karena itu, mereka harus mengecek semua peralatan
laboratorium agar bisa mengetahui mana yang perlu ditambah dan dikurangi.
4.
Tugas
Koordinator Laboratorium
Seorang koordinator laboratorium memiliki fungsi dan tugas yang sangat
strategis dalam pengelolaanlaboratorium. Adapun tugas-tugasnya dapat diuraikan
sebagai berikut.
a.
Mengkoordinir
para peserta, pelatih, dan pembimbing dalam kegiatan penelitian, praktik,dan
eksperimentasi di laboratorium.
b.
Koordinator
laboratorium juga memiliki tugas (wewenang) yang sama seperti penanggung jawab
teknis laboratorium, yaitu dalam hal pengusulan pengadaan alat/bahan
laboratorium kepada ketua laboratorium.
5.
Tugas
Laboran
Laboran adalah tenaga kependidikan yang bekerja di laboratorium dan
membantu proses penelitian, praktik, dan eksperimentasi di
laboratorium.Keberadaan laboran di suatu laboratorium sangatlah penting dalam
menentukan keberhasilan proses penelitian, praktik, dan ekperimentasi terhadap
sebuah objek tertentu. Untuk ini, seorang laboran seyogyanya memiliki hard skill dan soft
skills yang memadai.
Insisiatif, ketekunan, kreativitas, kecakapan, keterampilan serta pengetahuan
yang dikuasai oleh laboran sering kali membantu efisiensi dan efektivitas serta
produktivitas dari laboratorium, apa pun jenisnya.
Adapun tugas-tugas seorang
laboran dapat diuraikan sebagai berikut.
a.
Mengerjakan
administrasi laboratorium. Misalnya, laboran wajib mengabsen para peserta
penelitian, praktik, dan eksperimentasi (bukan menyediakan absensi).
b.
Mengatur
alat/bahan laboratorium. Misalnya, laboran harus menertibkan atau merapikan
kursi, meja, dan lemari, yang mana alat-alat itu diperlukan dalam kegiatan
penelitian, praktik, dan ekperimentasi di laboratorium.
c.
Bertanggung
jawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium serta perlengkapannya. Dalam
hal ini, seorang laboran harus datang ke laboratorium minimal 30 menit sebelum
kegiatan penelitian, praktik, dan eksperimentasi dilaksanakan. Sebab, ia punya
tugas untuk menyapu lantai laboratorium, membersihkan debu, mengecek LCD,
mengecek fungsi-fungsi peralatan laboratorium, dan lain sebagainya.
d.
Membantu
para pembimbing, guru, pelatih, selama kegiatan penelitian, praktik, dan
ekperiemntasi berlangsung-meskipun hal-hal itu tidak berkaitan dengan hal-hal
yang bersifat substantif.
artikel yang sangat bermanfaat, terima kasih penjelasannya
BalasHapusVisit UMA
Visit P2MAL
Apa yang dimaksud dengan sikap ilmiah para peneliti, dan bagaimana laboratorium berkontribusi dalam membentuk sikap ilmiah tersebut? Kunjungi Kami Telkom University
BalasHapusPembelajaran atau riset-riset pengembangan ilmu tersebut dilakukan terhadap berbagai macam ilmu yang telah dikenal sebelumnya? Tel U
BalasHapus