Welcome to "Belajar Asyik" Blog Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dua nikmat, yang manusia banyak tertipu dengannya : nikmat sehat dan waktu luang" (hadits shahih diriwayatkan oleh Al-Bukhari, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan lainnya)

Senin, 10 Oktober 2016

MAKALAH STANDAR PENGELOLAAN LABORATORIUM DI SEKOLAH DARI ASPEK STANDAR SARANA DAN PRASARANA


MAKALAH STANDAR PENGELOLAAN LABORATORIUM DI SEKOLAH DARI ASPEK STANDAR SARANA DAN PRASARANA






BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Menurut Salindeho (2010: 521) Pilar-pilar utama dalam penyiapan tenaga kependidikan yang kompeten dan profesional adalah dimilikinya sumberdaya manusia yang unggul, kurikulum yang standar, perpustakaan yang memadai, dan laboratorium yang sesuai dengan tuntutan kompetensi lulusan.
Koretsky, M (2011), dalam Subamia, Artawan dan Wahyuni (2014: 448) menyebutkan dalam hasil penelitiannya bahwa secara signifikan respon siswa meningkat pada kelompok yang diberikan model eksperimen. Pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.  Sementara itu, Novianti, N.R. (2011), dalam Subamia, Artawan dan Wahyuni (2014: 448) meyebutkan bahwa belajar IPA akan menghasilkan produk IPA itu sendiri, cara berpikir ilmiah, dan sikap ilmiah. Ketiga hal tersebut dipelajari melalui kerja ilmiah yang dilakukan melalui kegiatan eksperimen di laboratorium. Untuk keperluan ini harus tersedia sarana dan prasarana laboratorium serta sistem pengelolaan yang baik dan benar.
Oleh karenanya, perlu upaya pemberdayaan tata kelola dan tata laksana laboratorium untuk meningkatkan daya dukung laboratorium terhadap kualitas pembelajaran IPA.

1.2 Rumusan Masalah                                              

1.      Apa itu laboratorium?
2.      Apa saja fungsi dari laboratorium?
3.      Apa saja Jenis Laboratorium?
4.      Bagaimana standar laboratorium yang baik?
5.      Bagaiman cara mengadministrasikan alat dan bahan laboratorium?
6.      Bagaimana cara menjaga keselamatan kerja dan keamanan di laboratoriur?

 

BAB II

PEMBAHASAN


2.1    Pengertian Laboratorium

Laboratorium, yang sering disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.
Dengan kata lain, laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan, dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai disiplin ilmu. Pembelajaran atau riset-riset pengembangan ilmu tersebut dilakukan terhadap berbagai macam ilmu yang telah dikenal sebelumnya, atau terhadap ilmu yang baru dikenal. Pada dasarnya, secara fisik laboratorium juga dapat merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.[1]

2.2    Fungsi Laboratorium

Laboratorium sebagai tempat dilakukan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi. Berikut ini beberapa fungsi laboratorium  yang paling utama.[2]
1.        Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan praktik. Laboratorium adalah tempat untuk menguji sebuah teori sehingga akan dapat menunjang pelajaran teori yang telah diterima secara langsung. Dalam konteks itu, keduanya akan saling melengkapi, yaitu teori akan dapat menjadikan pijakan (dasar) praktik dan penelitian, sedangkan penilitian akan menguatkan argumentasi teori.
2.        Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa, mahasiswa, dosen, ataupun peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan sebuah ekserimentasi.
3.        Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4.        Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat media yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset atau pun eksperimentasi yang akan dilakukan.
5.        Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah dengan cara penelitian, ujicoba, maupun ekperimentasi. Hal ini akan dapat memupuk sikap ilmiah mereka sebagai calon-calon ilmuwan di masa depan.
laboratorium (source: google)
6.        Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium. Artinya, orang yang menemukan kebenaran ilmiah dalam penelitian di laboratorium akan lebih percaya diri dengan kebenaran tersebut karena telah melewati proses ilmiah yang sangat ketat, teliti, dan objektif sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila banyak orang yang menjadikan laboratorium sebagai proses akhir pengujian sebuah kebenaran.
7.        Laboratorium dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik, maupun masalah yang terjadi di tengah masyarakat yang membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium.
8.        Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata. Hal ini akan sangat berguna bagi individu-individu yang taraf berpikirnya normatif sehingga dapat mengarahkan mereka kepada hal-hal yang lebih konkret (nyata). Oleh karena itu, laboratorium sebenarnya menekankan perhatian terhadap ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan tanah afektif yang tentunya sangat diperlukan oleh setiap orang.

Keterkaitan Pembelajaran Fisika Dengan Laboratorium[3]

Sarana seperti peralatan demonstrasi, praktikum, eksperimen, atau peralatan laboratorium yang lain diperlukan dalam  menunjang pembelajaran fisika. Menurut Newble dan Cannon (1989) sebagaimana yang dikutip Maryunis (2000) untuk laboratorium Fisika ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu:
a.          Latihan terkontrol, tujuan utamanya adalah membantu peserta didik mengembangkan keterampilan- keterampilan dasar yang harus mereka miliki.
b.          Penyelidikan ekspeperimental bertujuan untuk menstimulasi peserta didik agar mengenal dan mencoba melakukan proses kegiatan ilmiah.
c.          Proyek penelitian, merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk memberi bekal pengetahuan kepada peserta didik mengenai penelitian yang sebenarnya yang kegiatannya banyak berbeda dengan latihan atau eksperimen terkontrol.
Alangkah idealnya kalau pelaksanaan kegiatan tersebut diatas disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dengan peralatan yang ada di sekolah, sehingga para guru dapat langsung mengelola dan mengembangkan laboratorium sekolah.
Dalam pembelajaran fisika disekolah, kegiatan laboratorium (eksperimen) membutuhkan waktu dan peralatan percobaan yang cukup, agar kegiatan laboratorium dapat melibatkan siswa dalam melaksanakan kegiatan fisika atau kegiatan ilmiah. Oleh karena itu, untuk kegiatan laboratorium, unit peralatan yang dibutuhkan paling sedikit seperempat dari jumlah siswa satu kelas, bila dalam hal ini kegiatan laboratorium dilaksanakan secara kelompok, dengan  anggota kelompok empat siswa. Bila dalam satu kelas ada empat puluh (40) siswa, sekurang-kurangnya diperlukan sepeluh (10) unit peralatan eksperimen (Indrawati,2007).
Dalam pembelajaran fisika, jika alat yang tersedia terbatas, maka sebaiknya diatasi dengan demonstrasi. Untuk pelaksanaan demonstrasi fisika, unit peralatan yang dibutuhkan untuk siswa satu kelas  cukup hanya satu unit saja. Dalam pembelajaran  fisika demonstrasi dapat digunakan untuk menunjukkan peristiwa atau gejala fisika dengan membutuhkan waktu dan peralatan yang relatif efisien, tetapi demonstrasi belum dapat memenuhi keterlibatan langsung setiap siswa dalam melaksanakan pengamatan kejadianfisika.
Ukuran peralatan demonstrasi fisika dapat berbeda atau lebih besar dari pada  ukuran peralatan eksperimen fisika, tetapi kualitas peralatan untuk demonstrasi dengan peralatan untuk eksperimen sama. Keduanya harus dapat difungsikan sebagai peralatan untuk percobaan fisika.

2.3    Jenis-Jenis Laboratorium

Bila dilihat dari segi jenisnya, terdapat beberapa jenis laboratorium yang akan diulas secara panjang lebar dalam buku ini. Kali ini, kita akan menguraikannya berdasarkan bagaimana cara mengelola dan mengembangkannya. [4]
1.      Laboratorium pendidikan, yaitu laboratorium yang digunakan untuk pendidikan terutama tingkat SD, SMP, SMU, hingga perguruan tinggi. Semua laboratorium jenis ini ditujukan untuk kelancaran proses kegiatan belajar dan mengajar. Kegiatan penelitian di dalam laboratorium jenis ini biasanya dilakukan oleh para guru/dosen dan pembelajar. Contoh dari laboratorium jenis ini misalnya laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium IT, laboratorium kimia, laboratorium fisika, laboratorium pertanian, laboratorium matematika, laboratorium kesehatan, laboratorium sains, dan lain sebagainya.
2.      Laboratorium riset, yaitu laboratorium yang digunakan oleh para praktisi keilmuan dalam upaya menemukan sesuatu untuk meneliti suatu hal yang menjadi bidang keahliannya. Laboratorium ini bisa saja meneliti tentang objek-objek sebagaimana yang ada dalam laboratorium pendidikan, seperti hal-hal yang berkaitan dengan IPA, fisika, pertanian, bahasa, matematika, kimia, kedokteran, sains, dan lain-lain. Tetapi, esensinya tujuan laboratorium ini adalah untuk penelitian yang-umumnya-dilakukan oleh para ilmuwan.


[1]Richard Decaprio, Tips Mengelola laboratorium Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013. hlm. 16-17
[2]Ibid., hlm. 17-19
[3] Azhar, Pendidikan Fisika dan Keterkaitannya dengan Laboratorium, Jurnal Geliga Sains 2, Pekanbaru: Universitas Riau, 2008, hlm.10
[4]Richard Decaprio, Tips Mengelola laboratorium Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013, Hlm. 24-25




1.4    Standar Laboratorium

1.         Standar ISO

part of quality management is assessment, measuring performance agains a standard or benchmark. The concept of quality management requires that standards be set, and again industry has been in the lead.
Using a set of standards established by the United States of America military for the manufacture and production of equipment, the ISO established standards for industrial manufacturing; we know these standards as ISO standards.
The ISO 9000 documents provide guidance for quality in manufacturing and service industries, and can be broadly applied to many other kinds of organizations. ISO 9001:2000 addresses general quality management  system  requirements and applies to laboratories. There are two ISO standards that are specific to laboratories:
-            ISO 15189:2007. Medical laboratories—particular requirements for quality and competence. Geneva: International Organization for Standardization, 2007.
-            ISO/IEC 17025:2005. General requirements for the competence of testing and calibration laboratories. Geneva: International Organization for Standardization, 2005.
Another important international standards organization for laboratories is the Clinical and Laboratory Standards Institute, or CLSI, formerly known as the National Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS). CLSI uses a consensus process involving many stakeholders for developing standards. CLSI developed the quality management system model used in this handbook. This model is based on 12 quality system essentials, and is fully compatible with ISO laboratory standards.
CLSI has two documents that are very important in the clinical laboratory:
-                 A quality management system model for health care; approved guideline—second edition. CLSI/NCCLS document HS1-A2.Wayne, PA, NCCLS, 2004.
-                 Application of a quality management system model for laboratory services; approved guideline—third edition. CLSI/NCCLS document GP26-A3. Wayne, PA, NCCLS, 2004.
There are many other standards organizations, and many examples of laboratory standards. Some countries have established national laboratory quality standards that apply specifically to laboratories within the country. Some laboratory standards apply only to specific areas in the laboratory or only to specific tests. The World Health Organization has established standards for some specific programmes and areas.

Suatu bagian dari manajemen mutu adalah penilaian, pengukuran kinerja terhadap standar. Konsep manajemen mutu mengharuskan standar ditetapkan, dan lagi industri yang memimpin.
Menggunakan suatu standar yang ditetapkan oleh militer Amerika Serikat untuk pembuatan dan produksi peralatan, standar ISO ditetapkan untuk industri manufaktur; kita mengenal standar ini sebagai standar ISO.
Dokumen-dokumen ISO 9000 menyediakan bimbingan untuk mutu dalam industri manufaktur dan jasa, dan dapat secara luas diterapkan untuk berbagai jenis organisasi lainnya. ISO 9001:2000 memberikan persyaratan sistem manajemen mutu yang dibutuhkan dan diterapkan dalam laboratorium. Ada dua standar ISO yang dikhususkan untuk laboratorium:
·         ISO 15189:2007. Medical laboratories—particular requirements for quality and competence. Geneva: International Organization for Standardization, 2007.
·         ISO/IEC 17025:2005. General requirements for the competence of testing and calibration laboratories. Geneva: International Organization for Standardization, 2005.
Standar ISO lain yang penting untuk laboratorium adalahClinical and Laboratory Standards Institute(Klinis dan Laboratorium Standards Institute), atau dikenal CLSI, sebelumnya dikenal sebagaiNational Committee for Clinical Laboratory Standards(Komite Nasional Standar Laboratorium Klinis) atau NCCLS. CLSI menggunakan proses konsensus yang melibatkan banyak pemangku kepentingan untuk mengembangkan standar. CLSI mengembangkan model sistem manajemen mutu yang digunakan dalam buku ini. Model ini didasarkan pada 12 kualitas penting pada sistem, dan sepenuhnya kompatibel dengan standar laboratorium ISO.
CLSI memiliki dua dokumen yang sangat penting di laboratorium klinis:
·         A quality management system model for health care; approved guideline—second edition. CLSI/NCCLS document HS1-A2. Wayne, PA, NCCLS, 2004.
·         Application of a quality management system model for laboratory services; approved guideline—third edition. CLSI/NCCLS document GP26-A3. Wayne, PA, NCCLS, 2004.
Ada banyak standar lain organisasi, dan banyak contoh standar laboratorium. Beberapa negara telah menetapkan standar mutu laboratorium nasional yang berlaku khusus untuk laboratorium di dalam negeri. Beberapa standar laboratorium hanya berlaku untuk daerah-daerah tertentu di laboratorium atau hanya untuk tes khusus. Organisasi Kesehatan Dunia telah menetapkan standar untuk beberapa program dan bidang-bidang tertentu.[1]

2.      Standar Sarana dan Prasarana

a.         Pengertian Saranan dan Prasarana

Pertanyaan yang secara logis muncul: “kalau kondisi umum persekolahan kita, yang jauh dari standar, bahkan menurut standar yang ditetapkan oleh PP No. 19 Tahun 2005, tidak akan mampu mengemban misi mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional, lalu apa makna dan wujud kehidupan bangsa yang cerdas dan maju kebudayaan nasionalnya?” Dengan memahami makna kehidupan bangsa yang cerdas dan maju kebudayaan nasionalnya, selanjutnya akan dapat dijawab pertanyaan “wujud terselenggaranya satu sistem pendidikan nasional yang merata, relevan dan bermutu.”[2]
Secara etimologi (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Prasarana pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah lapangan olah raga dan sebaginya. Sedangkan sarana adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.[3]
            Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan sarana dan prasarana ruang laboratorium/tempat praktik adalah sebagai berikut[4]:
a.       Jumlah meja dan kursi praktik yang pengaturannya atau penempatannya sesuai dengan kebutuhan.
b.      Alat laboratorium/tempat praktik sehabis dipakai perlu disimpan dalam tempat khusus dan dicatat menurut jenis dan golongan masing-masing.
c.       Daftar alat-alat/barang-barang disiapkan dimeja petugas, agar bagi yang memerlukan mudah mengetahui ada tidaknya alat atau barang yang dicari/dikehendaki.
d.      Alat pemadam kebakaran diletakkan didekat temapt alat-alat atau barang, agar mudah bila menghadapi kemungkinan terjadinya kebakaran.
e.       Tempat air/kran dan handuk atau kain, diletakkan dekat kran/tempat air.
f.       Papan tulis diletakkan sesuai dengan kondisi ruangan.
g.      Foto/gambar model/skema ditempatkan pada dinding.
h.      Tempat sampah diletakkan dibagian depan.
i.        Dan sebagainya.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan konstribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta pendataan.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada disekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.[5]


[1]WHO, CDC, and CLSI, Laboratory Quality Management System, Lyon: World Heath Organization, 2011, hlm. 17
[2] Soedijarto,  Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, Jakarta : Kompas, 2008, hlm.  49
[3] Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta : Studia Press, 2006, hlm. 91
[4] Ibid., hal 97-98
[5] E. Mulyasa,  Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014, hlm. 49-50




a.      Ketentuan Peraturan Pemerintah Tentang Sarana dan Prasarana Laboratorium[1]

§  SD/MI
Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1.      Ruang kelas,
2.      Ruang perpustakaan,
3.      Laboratorium IPA,
4.      Ruang Pemimpin,
5.      Ruang Guru,
6.      Tempat beribadah,
7.      Ruang UKS,
8.      Jamban,
9.      Gudang,
10.  Ruang sirkulasi,
11.  Tempat bermain/ berolahraga

Laboratorium IPA[2]
a.       Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas.
b.      Sarana laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu mendukung kegiatan dalam bentuk percobaan.
c.       Setiap SD/MI dilengkapi sarana laboratorium IPA seperti tercantum pada tabel 2.7
Tabel 2.7 Jenis, Ratio, Deskripsi Sarana Laboratorium IPA
No
Jenis
Rasio
Deskripsi
1
Perabot


1.1
lemari
1 buah/sekolah
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai  untuk  menyimpanseluruh alat peraga.
Tertutup dan dapat dikunci.
Dapatmemanfaatkan  lemari  yangterdapat di ruang kelas.
2
Peralatan Pendidikan


2.1
Model kerangkamanusia
1 buah/sekolah
Tinggi minimum 125 cm.
Mudah dibawa.
2.2
Model tubuh manusia
1 buah/sekolah
Tinggi minimum 125 cm.
Dapat diamati dengan mudah oleh seluruh peserta didik.
Dapat dibongkar pasang.
Mudah dibawa.
2.3
Globe
1 buah/sekolah
Diameter minimum 40 cm.
Memiliki penyangga dan dapat diputar.
Dapat memanfaatkan globe yang terdapat diruang perpustakaan.
2.4
Model tata surya
1 buah/sekolah
Dapat mendemonstrasikan terjadinya fenomena gerhana.
2.5
Kaca pembesar
6 buah/sekolah

2.6
Cermin datar
6 buah/sekolah

2.7
Cermin cekung
6 buah/sekolah

2.8
Cermin cembung
6 buah/sekolah

2.9
Lensa datar
6 buah/sekolah

2.10
Lensa cekung
6 buah/sekolah

2.11
Lensa cembung
6 buah/sekolah

2.12
Magnet batang
6 buah/sekolah
Dapat mendemonstrasikan gaya magnet
2.13
Poster IPA, terdiri dari:
a.    Metamorfosis,
b.    Hewan langka,
c.    Hewan dilindungi,
d.   Tanaman khas indonesia
e.    Contoh ekosisten
f.     Sistem-sistem pernapasan hewan
1 set/sekolah
Jelas tebaca dan berwarna, ukuran minimal A1

§  SMP/MTs[3]
Kelengkapan Prasarana Dan Sarana
Sebuah SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1.      ruang kelas,
2.      ruang perpustakaan,
3.      ruang laboratorium IPA,
4.      ruang pimpinan,
5.      ruang guru,
6.      ruang tata usaha,
7.      tempat beribadah,
8.      ruang konseling,
9.      ruang UKS,
10.  ruang organisasi kesiswaan,
11.  jamban,
12.  gudang,
13.  ruang sirkulasi,
14.  tempat bermain/berolahraga.

Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada di setiap ruang diatur dalam setiap ruang sebagai berikut.

Ruang Laboratorium IPA[4]
a.      Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.
b.     Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan belajar.
c.      Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m.
d.     Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.
e.      Tersedia air bersih.
f.      Ruang laboratorium IPA dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium IPA
No
Jenis
Rasio
Deskripsi
1.
Perabot


1.1
Kursi
1 buah/peserta didik,ditambah1 buah/guru
Kuat, stabil, aman, dan mudahdipindahkan.
1.2
Meja peserta didik
1 buah/7peserta didik
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menampungkegiatan peserta didik secaraberkelompok maksimum 7 orang.
1.3
Meja demonstrasi
1 buah/lab
Kuat, stabil, dan aman.
Luas meja memungkinkan untukmelakukan demonstrasi danmenampung peralatan dan bahanyang diperlukan.
Tinggi meja memungkinkan seluruhpeserta didik dapat mengamatipercobaan yang didemonstrasikan.
1.4
Meja persiapan
1 buah/lab
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menyiapkan  materi percobaan.
1.5
Lemari alat
1 buah/lab
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menampung alat.
Tertutup dan dapat dikunci.
1.6
Lemari Bahan
1 buah/lab
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menampung bahan dan tidak mudah berkarat.
Tertutup dan dapat dikunci.
1.7
Bak cuci
1 buah/2kelompok, ditambah 1 buah ruang persiapan.
Tersedia air bersih dalam jumlah memadai
2.
Peralatan pendidikan


2.1
Mistar
6 buah/lab
Panjang minimum 50 cm,ketelitian 1 mm.
2.2
Jangka sorong
6 buah/lab
Ketelitian 0,1 mm.
2.3
Timbangan
3 buah/lab
Memiliki ketelitian berbeda.
2.4
Stopwatch
6 buah/lab
Ketelitian 0,2 detik
2.5
Rol meter
1 buah/lab
Panjang minimum 5 m,ketelitian 1 mm.
2.6
Termometer 100 C
6 buah/lab
Ketelitian 0,5 derajat.
2.7
Gelas ukur
6 buah/lab
Keteltian 0,1 ml.
2.8
Massa logam
3 buah/lab
Dari jenis yang berbeda,minimum massa 20 g.
2.9
Multimeter AC/DC, 10 kilo ohm/volt.
6 buah/lab
Dapat mengukur tegangan, arus, danhambatan.
Batas minimum ukur arus100 mA-5 A.
Batas minimum ukur teganganuntuk DC 100 mV-50 V.
Batas minimum ukur teganganuntuk AC 0-250 V.
2.10
Batang magnet
6 buah/lab
Dilengkapi dengan potonganberbagai jenis logam.
2.11
Globe
1 buah/lab
Memiliki  penyangga  dan  dapatdiputar.
Diameter minimum 50 cm.
Dapat memanfaatkan globe yangterdapat di ruang perpustakaan.
2.12
Model tata surya
1 buah/lab
Dapat menunjukkan terjadinyagerhana.
Masing-masing planet dapat diputarmengelilingi matahari.
2.13
Garpu tala
6 buah/lab
Bahan baja, memiliki frekuensiberbeda dalam rentang audio.
2.14
Bidang miring
1 buah/lab
Kemiringan dan kekasaranpermukaan dapat diubah-ubah.
2.15
Dinamometer
6 buah/lab
Ketelitian 0,1 N/cm.
2.16
Katrol tetap
2 buah/lab

2.17
Katrol bergerak
2 buah/lab

2.18
Balok kayu
3 macam/lab
Memiliki massa, luas permukaan,dan koefisien gesek berbeda.
2.19
Percobaan muai panjang
1 set/lab
Mampu menunjukkan fenomena danmemberikan data pemuaianminimum untuk tiga jenis bahan.
2.20
Percobaan optik
1 set/lab
Mampu menunjukkan fenomenasifat bayangan dan memberikan datatentang keteraturan hubungan antarajarak benda, jarak bayangan, danjarak fokus cermin cekung, cermincembung, lensa cekung, dan lensacembung.
Masing-masing minimum dengantiga nilai jarak fokus.
2.21
Percobaan rangkaian listrik
1 set/lab
Mampu memberikan data hubunganantara tegangan, arus, danhambatan.
2.22
Gelas kimia
30 buah/lab
Berskala, volume 100 ml
2.23
Model molekul sederhana
6set/lab
Minimum dapat menunjukkan atomhidrogen, oksigen, karbon, belerang,nitrogen, dan dapat dirangkaimenjadi molekul.
2.24
Pembakar spirtus
6 buah/lab
Kaca, dengan sumbu dan tutup.
2.25
Cawan penguap
6 buah/lab
Bahan keramik, permukaan dalam diglasir.
2.26
Kaki tiga
6 buah/lab
Dilengkapi kawat kasa dan tingginya sesuai tinggi pembakar spiritus.
2.27
Plat tetes
6 buah/lab
Minimum ada 6 lubang
2.28
Pipa tetes + karet
100 buah/lab
Ujung pendek
2.29
Mikroskop monokuler
6 buah/lab
Minimum tinggi nilai dan dua nilai pembesar okuler.
2.30
Kaca pembesar
6 buah/lab
Minimum tia nilai jarak fokus.
2.31
Poster genetika
1 buah/lab
Isi poster jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimum A1.
2.32
Model kerangka manusia
1 buah/lab
Tinggi minimum 150 cm.
2.33
Model tubuh manusia
1 buah/lab
Tinggi minimum 150 cm.
Organ tubuh terlihat dan dapat dilepaskan dari model.
Dapat diamati dengan mudah oleh seluruh peserta didik.
2.34
Gambar/model pencernaan manusia
1 buah/lab
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang.
2.35
Gambar/model sistem peredaran darah manusia
1 buah/lab
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang.
2.36
Gambar/model sistem pernafasan manusia
1 buah/lab
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang
2.37
Gambar/model jantung manusia
1 buah/lab
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang
2.38
Gambar/model mata manusia
1 buah/lab
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang
2.39
Gambar/model telinga manusia
1 buah/lab
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang
2.40
Gambar/model tenggorokan manusia
1 buah/lab
Jika berupa gambar, maka isinyajelas terbaca dan berwarna denganukuran minimum A1.
Jika berupa model, maka dapat dibongkar pasang
2.41
Petunjuk percobaan
6 buah/percobaan

3
Media pendidikan


3.1
Papan tulis
1 buah/lab
Ukuran minimum 90 cm x 200 cm.
Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas.
4
Perlengkapan lain


4.1
Kotak kontak
9 buah/lab
1 buah untuk tiap meja peserta didik, 2 buah untuk meja demo, 2 buah untuk di ruang persiapan.
4.2
Alat pemadam kebakaran
1 buah/lab
Mudah dioperasikan.
4.3
Peralatan P3K
1 buah/lab
Terdiri dari kotak P3K dan isinya tidak kadaluarsa termasuk obat P3K untuk luka bakar dan luka terbuka.
4.4
Tempat sampah
1 buah/lab

4.5
Jam dinding
1 buah/lab


§  SMA/MA[5]
Kelengkapan Prasarana Dan Sarana
Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1.      ruang kelas,
2.      ruang perpustakaan,
3.      ruang laboratorium biologi,
4.      ruang laboratorium fisika,
5.      ruang laboratorium kimia,
6.      ruang laboratorium komputer,
7.      ruang laboratorium bahasa,
8.      ruang pimpinan,
9.      ruang guru,
10.  ruang tata usaha,
11.  tempat beribadah,
12.  ruang konseling,
13.  ruang UKS,
14.  ruang organisasi kesiswaan,
15.  jamban,
16.  gudang,
17.  ruang sirkulasi,
18.  tempat bermain/berolahraga.
Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada di setiap ruang diatur dalam standar tiap ruang sebagai berikut.

Ruang Laboratorium Fisika[6]
a.      Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.
b.     Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum satu rombongan belajar.
c.      Rasio minimum ruang laboratorium fisika 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar ruang laboratorium fisika minimum 5 m.
d.     Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.
e.      Ruang laboratorium fisika dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel 4.8.
No
Jenis
Rasio
Deskripsi
1
Perabot


1.1
Kursi
1 buah/peserta didik,ditambah1 buah/guru
Kuat, stabil, aman, dan mudahdipindahkan.
1.2
Meja kerja
1 buah/7peserta didik
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menampungkegiatan peserta didik secaraberkelompok maksimum 7 orang.
1.3
Meja demonstrasi
1 buah/lab
Kuat, stabil, dan aman.
Luas meja memungkinkan untukmelakukan demonstrasi danmenampung peralatan dan bahanyang diperlukan.
Tinggi meja memungkinkan seluruhpeserta didik dapat mengamatipercobaan yang didemonstrasikan.
1.4
Meja persiapan
1 buah/lab
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menyiapkan  materi percobaan.
1.5
Lemari alat
1 buah/lab
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menampung alat.
Tertutup dan dapat dikunci.
1.6
Lemari Bahan
1 buah/lab
Kuat, stabil, dan aman.
Ukuran memadai untuk menampung bahan dan tidak mudah berkarat.
Tertutup dan dapat dikunci.
1.7
Bak cuci
1 buah/2kelompok, ditambah 1 buah ruang persiapan.
Tersedia air bersih dalam jumlah memadai
2
Peralatan Pendidikan


2.1
Bahan dan Dasar Alat Ukur


2.1.1
Mistar
6 buah/lab
Panjang minimum 50 cm,skala terkecil 1 mm.
2.1.2
Rolmeter
6 buah/lab
Panjang minimum 10 m,skala terkecil 1 mm.
2.1.3
Jangka Sorong
6 buah/lab
Ketelitian 0,1 mm.
2.1.4
Mikrometer
6 buah/lab
Ketelitian 0,01 mm.
2.1.5
Kubus massa sama
6 set/lab
Massa 100 g (2%),4 jenis bahan.
2.1.6
Silinder massa sama
6 set/lab
Massa 100 g (2%),4 jenis bahan.
2.1.7
Plat
6 set/lab
Terdapat kail penggantung,bahan logam 4 jenis.
2.1.8
Beban bercelah
10 buah/lab
Massa antara 5-20 g,minimum 2 nilai massa,terdapat fasilitas pengait.
2.1.9
Neraca
1 buah/lab
Ketelitian 10 mg.
2.1.10
Pegas
6 buah/lab
Bahan baja pegas, minimum 3 jenis.
2.1.11
Dinamometer (pegas presisi)
6 buah/lab
Ketelitian 0,1 N/cm.
2.1.12
Gelas ukur
6 buah/lab
Bahan borosilikat.
Volume antara 100-1000 ml.
2.1.13
topwatch
6 buah/lab
Ketelitian 0,2 detik.
2.1.14
Termometer
6 buah/lab
Tersedia benang penggantung.
Batas ukur 10-110 oC.
2.1.15
Gelas beaker
6 buah/lab
Bahan borosilikat.
Volume antara 100-1000 ml,terdapat tiga variasi volume.
2.1.16
Garputala
6 buah/lab
Bahan baja.
Minimum 3 variasi frekuensi
2.1.17
Multimeter AC/DC 10 kilo ohm/volt
6 buah/lab
Dapat mengukur tegangan, arus dan hambatan.
Batas ukur arus minimum 100 mA-5 A.
Batas minimum ukur tegangan untuk DC 100 mV-50 V.
Batas minimum ukur tegangan untuk AC 0-250 V.
2.1.18
Kotak potensiometer
6 buah/lab
Disipasi maksimum 5 watt.
Ukuran hambatan 50 Ohm.
2.1.19
Osiloskop
1 set/lab
Batas ukur 20 MHz, dua kanal, beroperasi X-Y, tegangan masukan 220 volt, dilengkapi probe intensitas, tersedia buku petunjuk.
2.1.20
Generator frekuensi
6 buah/lab
Frekuensi luaran dapat diatur dalam rentang audio.
Minimum 4 jenis bentuk gelombang dengan catu daya 220 volt.
Mampu menggerakkan speaker daya 10 watt.
2.1.21
Pengeras suara
6 buah/lab
Tegangan masukan 220 volt, daya maksimum keluaran 10 watt.
2.1.22
Kabel penghubung
1 set/lab
Panjang minimum 50 cm, dilengkapi plug diameter 4 mm.
Terdapat 3 jenis warna: hitam, merah dan putih, masing-masing 12 buah.
2.1.23
Komponen elektronika
1 set/lab
Hambatan tetap antara 1 Ohm - 1 M Ohm,disipasi 0,5 watt masing-masing 30 buah, mencakup LDR, NTC, LED, transistor dan lampu neon masing-masing minimum 3 macam.
2.1.24
Catu daya
6 buah/lab
Tegangan masukan 220 V, dilengkapi pengaman, tegangan keluaran antara 3-12 V, minimum ada 3 variasi tegangan keluaran.
2.1.25
Transformator
6 buah/lab
Teras inti dapat dibuka.
Banyak lilitan antara 100-1000.
Banyak lilitan minimum ada 2 nilai.
2.1.26
Magnet U
6 buah/lab

2.2
Alat Percobaan


2.2.1
Percobaan adwood atau Percobaan kereta dan pewaktu ketik
6set/lab
Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data GLB dan GLBB.
Minimum dengan 3 kombinasi nilai massa beban.
6set/lab
Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data GLB dan GLBB.
Lengkap dengan pita perekam.
2.2.2
Percobaan papan luncur
6set/lab
Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data gerak benda pada bidang miring.
Kemiringan papan dapat diubah, lengkap dengan katrol dan balok.
Minimum dengan tiga nilai koefisien gesekan.
2.2.3
Percobaan Ayunan Sederhana atau Percobaan Getaran Pada Pegas.
6set/lab
Mampu menunjukkan fenomena ayunan dan memberikan data pada pengukuran percepatan gravitasi.
Minimum dengan tiga nilai panjang ayunan dan tiga nilai massa beban.
6set/lab
Mampu menunjukkan fenomena ayunan dan memberikan data pada pengukuran percepatan gravitasi.
Minimum dengan tiga nilai panjang ayunan dan tiga nilai massa beban.
2.2.4
Percobaan Hooke
6 set/lab
Mampu memberikan data untukmembuktikan hukum Hooke dan menentukan minimum 3 nilai konstanta pegas.
2.2.5
Percobaan Kalorimeter
6 set/lab
Mampu memberikan data untuk membuktikan hukum kekekalan energi panas serta menentukan kapasitas panas kalorimeter dan kalor jenis minimum tiga jenis logam.
Lengkap dengan pemanas, bejana dan kaki tiga, jaket isolator, pengaduk dan termometer.
2.2.6
Percobaan Bejana Berhubungan
6 set/lab
Mampu memberikan data untuk membuktikan hukum fluida statik dan dinamik.
2.2.7
Percobaan Optik
6 set/lab
Mampu menunjukkan fenomena sifat bayangan dan memberikan data tentang keteraturan hubungan antara jarak benda,jarak bayangan dan jarak fokus cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung, dan lensa cembung.
Masing-masing minimum dengan tiga nilai jarak fokus.
2.2.8
Percobaan Resonansi Bunyi atau Percobaan Sonometer
6 set/lab
Mampu menunjukkan fenomena resonansi dan memberikan data kuantisasi panjang gelombang, minimum untuk tiga nilai frekuensi.
6 set/lab
Mampu memberikan data hubungan antara frekuensi bunyi suatu dawai dengan tegangannya, minimum untuk tiga jenis dawai dan tiga nilai tegangan.
2.2.9
Percobaan Hukum Ohm
6 set/lab
Mampu memberikan data keteraturan hubungan antara arus dan tegangan minimum untuk tiga nilai hambatan.
2.2.10
Manual percobaan
6 buah/percobaan

3
Media pendidikan


3.1
Papan tulis
1 buah/lab
Ukuran minimum 90 cm x 200 cm.
Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas.
4
Perlengkapan lain


4.1
Kotak kontak
9 buah/lab
1 buah untuk tiap meja peserta didik, 2 buah untuk meja demo, 2 buah untuk di ruang persiapan.
4.2
Alat pemadam kebakaran
1 buah/lab
Mudah dioperasikan.
4.3
Peralatan P3K
1 buah/lab
Terdiri dari kotak P3K dan isinya tidak kadaluarsa termasuk obat P3K untuk luka bakar dan luka terbuka.
4.4
Tempat sampah
1 buah/lab

4.5
Jam dinding
1        buah/lab




[1] Permendiknas No. 24 Tahun 2007.  hlm. 6
[2] Ibid., hlm 10-11
[3] Permendiknas No. 24 Tahun 2007, hlm. 21
[4][4] Permendiknas No. 24 Tahun 2007, hlm. 25-29
[5] Permendiknas No. 24 Tahun 2007, hlm. 41
[6] Permendiknas No. 24 Tahun 2007, hlm. 51-56




c.       Letak dan Tata Ruang Laboratorium IPA[1]

Untuk menunjang kegiatan proses belajar-mengajar dalam bidang ilmu pengetahuan alam, fisika, bilologi dan kimia terutama disekolah lanjutan, selain memberikan bahan atau materi pelajaran secara klasikal, maka diperlukan juga pembuktian dengan realita (nyata) berupa praktikum. Kegiatan praktikum memerlukan wadah atau tempat untuk melakukan eksperimen-eksperimen sekaligus meningkatkan daya nalar siswa. Melalui latihan ini dibuktikan kebenaran teori-teori yang diberikan didalam kelas dan juga merangsang suatu percobaan tertentu secara terpimpin atau menemukan sendiri. Wadah atau tempat tersebut disebut laboratorium.
Pembangunan laboratorium di sekolah sangat menunjang proses kegiatan belajar-mengajar, maka untuk itu diperlukan ruangan yang cukup. Dengan demikian disain laboratorium disesuaikan dengan kebutuhan.
Letak laboratorium di sekolah pada umumnya agak sulit untuk menentukan tempat yang tepat, karena lahan yang tersedia sangat terbatas. Luas laboratorium ilmu pengetahuan alam di sekolah lanjutan disamping disesuaikan dengan lahan yang ada, juga perlu diperhatikan jumlah siswa yang akan melaksanakan praktikum. Ruangan yang harus ada pada laboratorium yang dikatakan cukup baik yakni minimal mempunyai ruang untuk kegiatan belajar-mengajar (ruang praktikum); ruang persiapan; ruang penyimpanan; ruang gelap; ruang timbang dan kebun sekolah

Letak laboratorium terhadap lingkungan[2]

Menurut buku             Penuntun Perencanaan Pembangunan yang diterbitkan oleh Proyek Penyediaan Fasilitas Laboratorium Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, persyaratan umum lokasi laboratorium dalam hubungannya dengan bangunan sekolah yang ada jalan sebagai berikut:
a.       Tidak terletak di arah angin, untuk menghindarkan pencemaran udara. Gas sisa-sisa reaksi kimia yang kurang sedap agar tidak terbawa angin ke ruangan-ruangan lain.
b.      Mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, untuk menghindari dari pencemaran sumber air.
c.       Mempunyai saluran pembungan sendiri, untuk menghindarkan pencemaran saluran air penduduk.
d.      Mempunya jarak cukup jauh terhadap bangunan yang lain, untuk memberikan ventilasi dan penerangan alami yang optimum dan jarak minimal sama dengan tinggi bangunan terdekat, kira-kira 3 meter.
e.       Terletak pada bagian yang mudah dikontrol dalam kompleks dalam hubungannya dengan pencegahan terhadap pencurian, kebakaran dan sebagainya.
Dalam buku petunjuk juga disebutkan persyaratan lain yang berhubungan dengan pemilihan lokasi laboratorium. Persyaratan itu adalah persyaratan pembangunan laboratorium terhadap sekolah yang telah ada:
a.       Tidak membongkar fasilitas lain yang masih berfungsi sehingga menghilangkan fungsi tersebut, kecuali bila fisik bangunan dari fasilitas itu telah dinyatakan secara teknis tidak dapat memenuhi syarat-syarat keamanan (telah tua atau lapuk).
b.      Tidak memakai tanah yang berfungsi lain, umpamanya lapangan olahraga, dengan garis sepadan bangunan sebagai ventilasi alam.

Pengaturan Ruangan Laboratorium IPA

1.Laboratorium
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa persyaratan umum untuk suatu laboratorium adalah cukup luas. Berapankah luas suatu laboratorium ini dan bagaimanakah ukurannya? Tim penyusun Buku Penuntun Perencanaan Pembangunan yang telah disebut di atas mengambil ketentuan bahwa luas lantai labomorium di mana perlengkapan laboratorium termasuk meja, kursi, lemari dan rak yang ada didalamnya ialah 100 m2 termasuk ruangan persiapan dan gudang. Luasnya ini didasarkan atas perhitungan bahwa Iaboratorium tersebut dipakai oleh 40 siswa, yang berarti tiap siswa menempati ruangan kira-kira 2,00 m2- 2,5 m2. Laboratorium dengan ukuran inilah yang sekarang dibangun pada SMP dun SMA di Indonesia.
Penentuan luas lantai 100 m2 ini terutama didasarkan atas fasilitas dan biaya yang sangat minim, di samping keperluan akan laboratorium pada sekolah-sekolah yang sangat mendesak.

2. Ruang untuk Kegiatan Belajar-mengajar (Ruang Praktikum)
Luas  ruangan praktikum yang akan dipakai siswa untuk melaksanakan proses belajar-mengajar lebih kurang 90 m2, tidak termasuk ruangan persiapan dan ruangan gudang. Bentuk ruangan laboratorium yang dipakai hendaknya jangan sampai mengakibatkan jarak pcnglihatan yang jauh bagi siswa yang menyenangkan bagi siswa yang duduk di tepi, ke arah papan tulis. Sebaiknya ruangan praktikum laboratorium, mengambil ukuran yang 90 m2 luas lantai, dengan panjang 11-12 m dan lebar8-9 m.
3. Ruangan Persiapan
Merupakan ruangan yang digunakan untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam laboratorium, baik untuk percobaan yang akan dilakukan oleh siswa maupun oleh guru sebelum melakukan demonstrasi. Ruangan ini juga dapat berfungsi sebagai ruangan penyimpanan apabila laboratorium sekolah yang bersangkutantidak memiliki ruangan penyimpanan tersendiri, letak ruangan persiapan sebaiknya berdampingan dengan ruang laboratorium dan dinding persekutuannya pada dinding tempat papan tulis digantungkan. Dari luas laboratorium keseluruhannya, ruang persiapan seluas-luasnya lebih kurang 20 m2.
4. Ruang Penyimpan (Gudang)
Sesuai dengan namanya yaitu untuk penyimpanan alat-alat dan bahan-bahan yang jarang dipakai dalam kegiatan sehari-hari sedangkan alat-alat dan bahan-bahan yang sering dipakai diletakkan di dalam ruangan persiapan laboratorium. Perlu diperhatikan agar alat dan bahan disimpan dalam ruangan yang terpisah untuk menghindari terjadinya karat pada alat-alat. Dengan demikian penyimpanan bahan-bahan yangberbahayadipisah dengan bahan-bahan lain yang kurang berbahaya. Luas dari ruangan penyimpanan (gudang) tidak lebih dari 4 x 5 meter2, karena diharapkan ruangan yang cukup untuk lemari dan rak-rak.
5. Ruang Timbang
Sesuai dengan namanya ruang ini digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang akan dipakai dalam percobaan yang akan dilaksanakan oleh siswa atau oleh guru yang akan mendemonstrasikan. Sebaiknya bahan-bahan yang akan ditimbang, dikerjakan oleh guru atau laboran, karena timbangan tersebut sangat sensitif dan perlu ketelitian yang tinggi dari pemakainya. luas yang diharapkan lebih kurang 2 x 2 m2, supaya dapat bekerja dengan leluasa.
5. Ruang Gelap
Ruang gelap adalah ruangan yangdapat digelapi secara permanen. Ruangan ini digunakan terutama pada Percobaan-percobaan yang menghendaki sekatan cahaya-cahaya matahari seperti pecobaan mengenai pengaruh cahaya matahari terhadap pembentukan tepung, kegiatan fotografi dan beberapa percobaan cahaya. Rnang gelap harus dilengkapi dengan listrik dan lampu khusus ruangan gelap, ventilasi yang baik dan aliran air.
7. Kebun Sekolah dan Rumah Kaca (Green House)
Fungsi kebun sekolah adaiah untuk melakukan percobaan yang berhubungan dengan tanaman dapat juga dipergunakan untuk memelihara hewan-hewan percobaan misalnya kelinci. Percobaan yang ada hubungannya dengan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan juga di rumah kaca, sesuai dengan lahan yang tersedia dan yang ada.[3]
Semenara itu, Dalam Richard (2013) menyatakan Pengaturan ruangan laboratorium IPA adalah hal yang tidak kalah penting dalam sistem pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Ada beberapa ruangan pokok yang harus ada dalam sebuah laboratorium IPA yang menjadi syarat kelancaran kegiatan di laboratorium. Ruangan-ruangan tersebut adalah sebagai berikut.[4]
1.         Ruang Utama, Ruangan ini berfungsi untuk kegiatan penelitian, uji coba teori, praktikum, ataupun eksperimentasi. Ruangan ini juga bisa dijadikan sebagai tempat praktik dan pengajaran teori.
2.         Ruang Penunjang, Ruangan ini berfungsi untuk tempat kegiatan penelitian jika sewaktu-waktu diperlukan, atau jika sewaktu-waktu ruangan utama penuh dengan peserta.
3.         Ruang Guru, Ruangan ini dikhususkan untuk para pembimbing peserta kegiatan penelitian, para tenaga ahli, para guru IPA, serta para pengelola laboratorium
4.         Ruang Laboran,Ruangan ini ditempati oleh para petugas lapangan seperti koordinator laboratorium. Tetapi, para pengelola yang lain juga bisa menempati ruangan ini.

 

Perlengkapan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam[5]

            Suatu sekolah yang mengajarkan ilmu pengetahuan alam hendaknya mempunyai laboratorium, karena dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam siswa tidak hnaya sekedar mendengarkan keterangan dari guru dari pelajaran yang diberikan, tetapi yang melakukan kegiatan sendiri untuk mencari keterangan lebih lanjut tentang ilmu yang dipelajari. Karena sifat kegiatan dari pelajaran ilmu pengetahuan alam tidak dapat diajarkan tanpalaboratorium.
Sebagai tempat melaksanakan pendidikan ilmu pengetahuan alam, laboratorium memerlukan perlengkapan. Perlengkapan itu adalah:
1. Perabot
Yang dimaksud dengan perabot ini adalah meja, kursi (baik untuk siswa maupun untuk guru), lemari (untuk alat-alat bahan), dan rak. Perabot ini terdiri dari bermacam-macam antara lain:
a.       Meja Demonstrasi
Meja demonstrasi sangat diperlukan bagi suatu laboratorium, lebih-lebih jika ruang praktek laboratorium itu digunakan juga untuk keperluan mengajar dan tidak hanya untuk parktikum siswa saja.ukuran meja demonstrasi kira-kira 300-400 cm panjang 80-90cm. lebar dan 90 cm tinggi. Meja ini biasanya dipasang secara permanen dan dilengkapi dengan lemari-lemari atau rak-rak dibawah meja. Jarak antara meja demonstrasi dan papan tulis hendaknya jangan terlalu sempit hingga mengurangi kebebasan guru untuk melakukan kegiatan demonstrasi dan tulis-menulis di papan tulis, tetapi juga jangan terlalu lebar. Antara kedua meja ini cukup ada ruangan bagi siswa tidak untuk memperhatikan alat-alat yang ada di atas meja demonstrasi itu setelah demonstrasi selesai. Kadang-kadang jika jumloah siswa tidak terlalu banyak, guru dapat meminta siswa mengelilingi meja demonstrasi untuk memperlihatkan lebih dekat apa-apa yang sedang dikerjakan oleh guru.jarak antara kedua meja ini kira-kira 150 cm.
      Meja demonstrasi bagian atas hendaknya terbuat dari kayu yang cukup baik dengan tebal kira-kira 2,5- 3cm. Agar meja ini tampak baik hendaknya dipelitur. Permukaan meja juga dapat dicat, dan dipilih cat yang berwarna hitam. Ini biasanya dilakukan untuk meja-meja yang digunakan untuk percobaan kimia, di mana bahan-bahan kimia merupakan penyabab noda-noda pada meja. Meja-meja untuk percobaan biologi dan fisika biasanya tidak dicat hitam.
        Meja demonstrasi dilengkapi dengan bak cuci dengan ukuran 54x35x20 cm3 (ukuran dalam) terbuat dari porselin. Bak cuci ini diletakkan pada ujung kanan meja dipandang dari pihak guru jika fasilitas memungkinkan dan alangkah baiknya jika pada meja demonstrasi ini dipasang dua bak cuci dan diletakkan pada ujung keduanya.
      Jika aliran gas pembakaran ada, maka pada bagian tepi depan meja demonstrasi dipasang pipa gas yang masing-masing mempunyai dua kran. Sedang stop kontak untuk sumber listrik dipasang pada sisi meja pada pihak guru, akan lebih baik  jika sekedar sumber listrik dan sumber gas untuk keperluan dalam laboratorium dipasang di bawah meja demonstrasi, dengan demikian mudah bagi guru untuk mengontrol dan menjaga keamanannya.
b.      Meja Kerja (Praktikum) Siswa
Bentuk kerja praktikum siswa yang digunakan bergantung pada jenis laboratorium. Laboratorium kimia menghendaki meja praktikum siswa itu dipasang secara permanen. Dengan meja yang permanen pemasangan aliran gas, listrik dan air menjadi lebih mudah. Di samping itu meja yang permanen tidak mudah bergeser oleh singgungan siswa yang sedang bekerja. Laboratorium fisika telah banyak menghendaki bentuk meja yang tidak permanen artinya bentuk meja yang mudah untuk dipindah-pindah. Bentuk meja demikian diperlukan bagi laboratorium fisika karena beberapa percobaan fisika menghendaki meja yang lebih panjang atau lebih lebar. Dengan meja yang mudah dipindah-pindahkan kebutuhan akan percobaan dapat dipenuhi. Sedang laboratorium biologi biasanya tidak memerlukan bentuk meja yang tertentu. Atas dasar uraian diatas maka disarankan untuk menggunakan meja yang tidak permanen.
            Tinggi meja praktikum siswa bergantung juga pada jenis laboratoriumnya. Untuk laboratorium kimia diperlukan meja yang tingginya tidak kurang dari 80 cm, sedangkan untuk laboratorium fisika atau biodogi meja dengan ukuran 80 cm itu terlalu tinggi, lebih-lebih untuk keperluan mikroskop dimana diperlukan meja yang tingginya kira-kira 70cm. Atas dasar ini maka dapat digunakan meja yang seragam dengan tinggi 80 cm. Untuk keperluan mikroskop dapat digunakan meja dinding dekat jendela. Seperti juga meja demonstrasi meja kerja siswa bagian atasnya terbuat dari kayu yang baik dengan tebal kira-kira 2,5-3cm. Panjang meja kerja siswa bergantung pada lebar ruang laboratorium, sedang lebar meja bergantung pada cara menyusun. Ada tiga cara untuk menyusun meja kerjasiswa.

Di sampiug meja kerjasiswa terdapat pula meja dinding. Meja ini ukurannyalebihsempit dan lebih rendah. Ukuran untuk meja dinding ialah tinggi 20 cm dan lebar 40-50 cm. Guna meja ini di samping sebagai tambahan ruang untuk praktikum siswa juga dipakai sebagai tempat untuk menyimpan akuarium, terrarium dan alat-aalat lainnya. Sedang meja dinding yang berdekatan dengan jendela digunakan sebagai mejauntukmikroskop. Di bawah meja dindingdapatdipasanglemari atau rakuntuk tempat menyimpan alat-alat. Pada meja dinding hendaknya dipasang beberapa bak cuci. Pemasang bak cuci sangat penting terutama jika meja siswa berbentuk tidak permanen, di mana padanyatidak dipasang bak cuci.
c.       Lemari
Ada tiga jenis lemari yang digunakan dalam laboratorium yaitu: lemari biasa, lemarigantung,dan lemari meja. Ketiga jenis lemari itu berfungsi sama yaitu digunakan untuk tempat menyimpan alat bahan.
Lemari gantung dipasang pada dinding bagian belakang ruang praktikum. Tinggi lemari gantung kira-kira 60-100 cm dengan kedalaman 30 cm. Panjang lemari menurut kebutuhan. Jatak lemari gantung dengan lantai kira-kira 160 cm. Lemari gantung ini dilengkapi dengan pintusorong dari kaca.
 Lemari juga dipasang pada meja. Pertama di bawah meja dinding dan pada meja demonstrasi. Adanya lemari pada meja sangat bermanfaat sekali karena berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat dan bahan. Dengan demikian tidak semua alat akan berada di meja dan disimpan dalam gudang atau ruang persiapan. Lemari pada meja hendaknya berpintu sorong dan terbuat dari kayu atau triplek.
d.      Laci meja
Laci meja sama pentingnya dengan lemari sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat. Laci juga dapat dipakai untuk menyimpan buku siswa yang sedang melakukan pekerjaan. Dengan demiki mereka tidak meletakkan bukunya pada meja yang basah atau yang banyak alat-alat di atasnya. Ukuran laci meja antara 45-50 cm dengan kedalaman kira-kira 10 cm.
e.       Bak Cuci pada Meja
Air merupakan bahan yang sangat penting dalam laboratorium. Air tidak hanya dipakai untuk beberapa percobaan tetapi air juga dipakai keperluan untuk cuci-mencuci dan sebagai bahan pendingin. Air juga dipakai sebagai bahan pemadam kebakaran. Karena banyak keperluan akan air inilah maka diperlukan bak cuci dan kran. Bak cuci yang biasa digunakan terbuat dari teraso yang diglazum. Tetapi jenis bak cuci ini tidak tahan lama karena mudah pecah juga dasar baknya mudah rusak hingga bocor. Alangkah baiknya jika menggunakan bakcuci yang terbuat dari porselin. Banyaklaboratorium sekolah yang sekarang sedang dibangun menggunakan bak cuci dari plastik. Penggunaan bak cuci dari plastik tentu sangat kurang baik. Karena di samping bahan plastik itu mudah pecah juga tidak tahan terhadap bahan kimia dan benda-benda panas.
Laboratorium yang hanya digunakan untuk praktikum fisika dan biologi tidak memerlukan bak cuci pada setiap meja praktikum siswa. Terutama laboratorium fisika, adannya bak cuci pada meja pratikum siswa justru lebih banyak mengganggu dari pada gunanya. Tetapi ini tidak berani bahwa dalarn laboratorium Fisika tidak diperlukan bak cuci. Untuk laboratorium tisika bak cuci ini dapat dipasang pada mejasiswasangat diperlukan. Tetapi denganpemasangan bak cuci pada mejapraktilrum siswa akan mengurangi sifatkeanekagunaan dari laboratorium karena meja menjadi terlaluberatdan sukar untuk dipindahkan. Oleh sebab itu disarankan bagi laboratorium yang aneka guna, pemasangan bak cuci hanya pada meja demonstrasi (jika ada) dan pada meja dinding.
Setiap bak cuci hendaknya dilengkapi dengan kran airyangujungpipa krannya dapatdihubungkan dengan slang karet atau slang plastik. Tinggi kran ini kira-kira 45 cm di atas dasar bak cuci.
Bak cuci pada meja demonstrasi hendaknya dilengkapi dengan tiga buah kran, yang satu tingginya kira-kira 60 cm di atas dasar bak cuci sedang dua lainnya tingginya 45 cm dari dasar bak cuci. Ketiga ujung kran dapat dipasang slang karet atau slang plastik.
f.       Rak
Di samping lemari biasa dan lemari meja diperlukan rak-rak sebagai tempat menyimpan alat-alat dan bahan. Rak yang digunakan untuk menyimpan botol-botol yang barisi larutan lebarnya. Kira-kira 20 cm. Tinggi rak kira-kira 180 cm sedang panjangnya menurut panjangnya tempat yang ada atau menurut kebutuhan. Jarak rak yang terbawah dengan lantai kira-kira 40 cm. jarak ini diperlukan agar pada bagian bawah rak dapat dipakai untuk menyimpan botol-botol yang besar. Jarak rak yang satu dengan rak yang berikutnya makin ke atas makin berkurang, sedangjarang rak teratas dengan rak yang di bawahnya kira-kira 20 cm.
Untuk menyimpan boto-botol yang berisi zat padat dapat digunakan ukuran rak yang sama. Hal ini dikehendaki keseragaman atau rak yang keanekagunaan. Tetapi jika dikehendaki rak tersendiri dapatdiambil ukuran lebardan linggi yangsama dengan rak untuk botol-botolyangberisi larutan, tetapi jarak lapisan rak yang satu dengan yang lain kira-kim 30 cm. Jarang yang demikian digunakan karena biasanya zat padat tidak dimasukkan ke dalam botol-botol yang besar.
Untuk menyimpan alal-alat dan bahan di samping jenis rak yang disebut di atas, dalam gudang diperlukan rak yang lebih besar kira-kira 90 cm dengan tinggi 180 cm. Karena tinggi alat-alat dan botol itu sangat berbeda-beda maka jarak lapisan rak yang satu dengan lainnya kira-kira 40cm. Pada sebelah kiri-kanan rak ini hendaknya ada cukup ruangan bagi seseorang untuk menyimpan atau mengambil barang yang dikehendaki. Rak yang berukuran lebar ini dapat dipakai untuk menyimpan alat-alat dan bahan-hahan, termasuk pipa-pipa kaca, yang tidak sering digunakan.
2) Panggung
Yang dimaksud dengan panggung di sini ialah tempat yang ditinggikan di mana guru berdiri dan meja demonstrasi terletak tinggi panggung ini kira-kira 20 cm. Panggung ini hendaknya melebar ke kiri dan ke kanan melebihi panjang papan tulis. Jika panggung ini hanya sepanjang papan tulis saja, guru akan mendapat kaukaran berdiri jika akan menulis saja, guru akan mendapat kesukaran berdiri jika akan menulis pada ujung papan. Jika di dalam laboratorium tidak ada meja demonstrasi, adanya panggung di bawah papan tulis masih diperlukan. Lebarnya harus tidak kurangdari 80 cm supayacukup ruangan bagi guru untuk berdiri di atasnya, atau untuk melakukan tulis-menulis pada papan tulis. Dengan panggung ini pula guru akan dengan mudah dapat mengawasi apa yang tcrjadi dalam seluruh ruangan.
3) Papan Tulis
Ukuran papan tulis hendaknya tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar. Ukuran 300 cm panjang dan 100 cm lebar sudah cukup. Papan tulis yang panjang hendaknya terdiri dari dua atau tiga bagian, di mana bagian luamya dapat dilipat ke dalam. Dengan papan tulis semacam ini maka gambar yang penting dan sukar dibuat atau gambar grafik dapat dilukiskan pada bagian belakang papan tulis, yang sewaktu-waktu dapat digunakan dengan melipat papan tulis saja.
Papan tulis harus dipasang pada dinding yang tidak ada jendelanya, yaitu pada dinding terpendek dari ruangan yang berbentuk persegi panjang. Jarak papan tulis bagian bawah dengan lantai kira-kira 90 cm. Papan tulis bagian bawah dengan lantai kira-kira 90 cm. Papan tulis hendaknya mendapat penerangan yang cukup baik. Jika penerangan buatan sukar untuk diadakan maka masalah ini hendaknya mendapat perhatian pada waktu akan membangun laboratrium. Hendaknyajuga diusahakan bahwa jika siswa menghadap ke papan maka mereka mendapat penerangan dari sebelah kiri.
Di samping papan tulis yang dibicarakan di atas hendaknya di dalam laboratorium ada papan tulis Iain yang ukurannya lebih kecil, untuk papan pengumuman dan untuk menempelkan berkala serta guntingan-guntingan koran. Papan tulis ini dipasang pada bagian dinding ruangan yang kosong, tetapi tempatnya dengan mudah dapat dilihat oleh siswa.
4) Listrik
Tenaga listrik sangat penting untuk laboratorium. Baik digunakan untuk penerangan maupun untuk peroobaan-percobaan. Untuk percobaan biasanya digunakan listrik dengan tegangan tendah ini dapat diperoleh dengan mengubah listrik dari PLN melalui transformator dan pengarah arus. Jikalistrikdari PLN tidak ada disarankan menggunakan generator (tips Honda300 atau 800). Sekedaruntuktegangan rendah dapat digunakan aki atau baterai kering. Penggunaan ini mungkin masih merepotkan karena aki ini setiap saat harus diisi kembali. Yang Iebih praktis untuk mendapatkan listrik dengan tegangan rendah ialah menggunakan baterai kering dengan langkah-langkah penghematan arus dilakukan yaitu disimpan baik-baik. Untuk mengamanan arus listtik bolak-balik maupun searah, sebelum dialirkan kemeja-meja praktikum siswa sebaiknyamelalui sakelaryangdipasangpada bagian samping meja demonstrasi. Dengan demikian guru dapat dengan mudah mengawasi penggunaan arus listrik.
Untuk laboratorium SMA hendaknya diusahakan adanya arus listrik bertegangan 110 atau 220v. Karena banyak alat-alat yang digunakan untuk percobaan di SMA memerlukan tegangan sebesar itu, misalnya lampu mikroskop, osiloskop, sumber tegangan, pompa isap dan lain-lain.



[1]H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993.
[2]H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993.
[3]H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993.
[4]Richard Decaprio, Tips Mengelola laboratorium Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013. Hlm 150-151
[5]H. Muhsin Lubis, Pengelolaan laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993.



1.      Standar Tenaga Laboratorium[1]

§  KUALIFIKASI
1.        Kepala LaboratoriumSekolah/Madrasah
Kualifikasi     kepala  laboratorium  Sekolah/Madrasah adalah sebagaiberikut:
a.      Jalurguru
1)     Pendidikan minimal sarjana(S1);
2)     Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelolapraktikum;
3)     Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
b.      Jalurlaboran/teknisi
1)       Pendidikan minimal diploma tiga(D3);
2)       Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atauteknisi;
3)       Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
2.        Teknisi LaboratoriumSekolah/Madrasah
Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:
a.      Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan  tinggi yang ditetapkan olehpemerintah;
b.      Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
3.        LaboranSekolah/Madrasah
Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:
a.      Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan olehpemerintah;
b.      Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi yang ditetapkan olehpemerintah.

§  KOMPETENSI
1.        Kompetensi Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah
Dimensi Kompetensi
Kompetensi
Sub-Kompetensi
1. Kompetensi Kepribadian
1.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
2.1.1      Bertindak secara konsisten sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia
2.1.2      Berperilaku arif
2.1.3      Berperilaku jujur
2.1.4      Menunjukkan kemandirian
2.1.5      Menunjukkan rasa percaya diri
2.1.6      Berupaya meningkatkan kemampuan diri
1.2 Menunjukkan komitmen terhadap tugas
2.1.1    Berperilaku disiplin
2.1.2    Beretos kerja yang tinggi
2.1.3    Bertanggung jawab terhadap tugas
2.1.4    Tekun, teliti, dan hati-hati dalam melaksanakan tugas
2.1.5    Kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya
2.1.6    Berorientasi pada kualitas
2. Kompetensi Sosial
2.1  Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
2.2.1   Menyadari kekuatan dan kelemahan baik diri maupun stafnya
2.2.2   Memiliki wawasan tentang pihak lain yang dapat diajak kerja sama
2.2.3   Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif
2.2 Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
2.2.1   Berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan efektif
2.2.2   Memanfaatkan berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
3. Kompetensi Manajerial
3.1 Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah
3.2.1   Menyusun rencana pengembangan laboratorium
3.2.2   Merencanakan pengelolaan laboratorium
3.2.3   Mengembangkan sistem administrasi laboratorium
3.2.4   Menyusun prosedur operasi standar (POS) kerja laboratorium

3.2 Mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
3.2.1   Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru
3.2.2   Menyusun jadwal kegiatan laboratorium
3.2.3   Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium
3.2.4   Mengevaluasi kegiatan laboratorium
3.2.5   Menyusun laporan kegiatan laboratorium

3.3 Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/ madrasah
3.3.1   Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran
3.3.2   Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran
3.3.3   Mensupervisi teknisi dan laboran
3.3.4   Membuat laporan secara periodik

3.4 Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah/madrasah
3.4.1 Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat laboratorium
3.4.2    Memantau kondisi dan keamanan bangunan laboratorium
3.4.3    Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan pemanfaatan laboratorium

3.5 Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
3.5.1           Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium
3.5.2           Menilai hasil kerja teknisi dan laboran
3.5.3           Menilai kegiatan laboratorium
3.5.4           Mengevaluasi program laboratorium untuk perbaikan selanjutnya
4.Kompetensi Profesional
4.1 Menerapkan gagasan, teori, dan prinsip kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
4.1.1   Mengikuti perkembangan pemikiran tentang pemanfaatan kegiatan laboratorium sebagai wahana pendidikan
4.1.2   Menerapkan hasil inovasi atau kajian laboratorium

4.2 Memanfaatkan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan penelitian di sekolah/madrasah
4.2.1   Menyusun
a.         panduan/penuntun (manual) praktikum
4.2.2   Merancang kegiatan laboratorium untuk pendidikan dan penelitian
4.2.3   Melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan penelitian
4.2.4   Mempublikasikan karya tulis ilmiah hasil kajian/inovasi

4.3 Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
4.2.1   Menetapkan ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
4.2.2   Menerapkan ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
4.2.3   Menerapkan prosedur penanganan bahan berbahaya dan beracun
4.2.4   Memantau bahan berbahaya dan beracun, serta peralatan keselamatan kerja

2.        Kompetensi Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah
Dimensi Kompetensi
Kompetensi
Sub-Kompetensi
1. Kompetensi Kepribadian
1.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
1.1.1   Bertindak secara konsisten sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia
1.1.2   Berperilaku arif
1.1.3   Berperilaku jujur
1.1.4   Menunjukkan kemandirian
1.1.5   Menunjukkan rasa percaya diri
1.1.6   Berupaya meningkatkan kemampuan diri
1.2 Menunjukkan komitmen terhadap tugas
1.2.1    Berperilaku disiplin
1.2.2   Beretos kerja yang tinggi
1.2.3   Bertanggung jawab terhadap tugas
1.2.4   Tekun, teliti, dan hati- hati dalam melaksanakan tugas
1.2.5   Kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya
1.2.6   Berorientasi pada kualitas
2. Kompetensi Sosial
2.1  Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
2.1.1   Menyadari kekuatan dan kelemahan diri
2.1.2   Memiliki wawasan tentang pihak lain yang dapat diajak kerja sama
2.1.3   Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif

2.2 Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
2.2.1   Berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan efektif
2.2.2   Memanfaatkan berbagai peralatan TIK untuk berkomunikasi
3. Kompetensi Administratif
3.1 Merencanakan pemanfaatan laboratorium sekolah/madrasah
3.1.1   Merencanakan kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium
3.1.2   Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam merencanakan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium
3.1.3   Membuat daftar bahan, peralatan, dan suku cadang yang diperlukan laboratorium
3.1.4   Merencanakan kebutuhan bahan dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
3.1.5   Merencanakan jadwal perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
3.2 Mengatur penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan suku cadang laboratorium sekolah/madrasah
3.1.1   Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium dengan memanfaatkan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
3.1.2   Mengatur tata letak bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium
3.1.3   Mengatur tata letak bahan, suku cadang, dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
4. Kompetensi Profesional
4.1 Menyiapkan kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
4.1.1   Menyiapkan petunjuk  menggunaan peralatan laboratorium
4.1.2   Menyiapkan paket bahan dan rangkaian peralatan yang siap pakai untuk kegiatan praktikum
4.1.3   Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum
.

KOMPETENSI KHUSUS
Teknisi Laboratorium IPA, Fisika, Kimia, Biologi dan Program Produktif SMK
4.1.4 Membuat peralatan praktikum sederhana
4.1.5 Membuat paket bahan siap pakai untuk kegiatan praktikum

Teknisi Laboratorium Bahasa
4.1.6 Membuat rekaman audio visual dalam berbagai media  untuk kepentingan pembelajaran

Teknisi Laboratorium Komputer
4.1.7 Memelihara kelancaran jaringan komputer (LAN)
4.1.8  Mengoperasikan program aplikasi sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran

4.2 Merawat peralatan dan bahan di laboratorium sekolah/madrasah
4.2.1 Mengidentifikasi kerusakan peralatan dan bahan laboratorium
4.2.2 Memperbaiki kerusakan peralatan  laboratorium

4.3 Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
4.3.1 Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja
4.3.2 Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
4.3.3 Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan prosedur yang berlaku
4.3.4 Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku
4.3.5 Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan

3.        Kompetensi Laboran Sekolah/Madrasah
Dimensi Kompetensi
Kompetensi
Sub-Kompetensi
1. Kompetensi Kepribadian
1.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
1.1.1    Bertindak secara konsisten sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia
1.1.2    Berperilaku arif
1.1.3    Berperilaku jujur
1.1.4    Menunjukkan kemandirian
1.1.5    Menunjukkan rasa percaya diri
1.1.6    Berupaya meningkatkan kemampuan diri

1.2 Menunjukkan komitmen terhadap tugas
1.2.1   Berperilaku disiplin
1.2.2   Beretos kerja yang tinggi
1.2.3   Bertanggung jawab terhadap tugas
1.2.4   Tekun, teliti, dan hati-hati dalam melaksanakan tugas
1.2.5   Kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya
1.2.6   Berorientasi pada kualitas
2. Kompetensi Sosial
2.1 Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
2.1.1   Menyadari kekuatan dan kelemahan diri
2.1.2   Memiliki wawasan tentang pihak lain yang dapat diajak kerja sama
2.1.3   Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif

2.2Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
2.1.1   Berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan efektif
2.1.2   Memanfaatkan berbagai peralatan TIK untuk berkomunikasi
3. Kompetensi Administratif
3.1 Menginventarisasi bahan praktikum
3.1.1   Mencatat bahan laboratorium
3.1.2   Mencatat penggunaan bahan laboratorium
3.1.3   Melaporkan penggunaan bahan laboratorium

3.2 Mencatat kegiatan praktikum
3.2.1   Mencatat kehadiran guru dan peserta didik
3.2.2   Mencatat penggunaan alat
3.2.3   Mencatat penggunaan penuntun praktikum
3.2.4   Mencatat kerusakan alat
3.2.5   Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum secara periodik
4. Kompetensi Profesional
4.1 Merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah
4.2.1   Menata ruang laboratorium
4.2.2   Menjaga kebersihan ruangan laboratorium
4.2.3   Mengamankan ruang laboratorium

4.2 Mengelola bahan dan peralatan laboratorium sekolah/madrasah
4.2.1   Mengklasifikasikan bahan dan peralatan praktikum
4.2.2   Menata  bahan   dan peralatan praktikum
4.2.3   Mengidentifikasi kerusakan bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium
4.2.4   Menjaga  kebersihan  alat laboratorium
4.2.5   Mengamankan bahan dan peralatan laboratorium


Khusus untuk laboran biologi:
4.2.6   Merawat  tanaman  untuk kegiatan praktikum
4.2.7   Memelihara hewan untuk praktikum

4.3 Melayani kegiatan praktikum
4.3.1   Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun praktikum
4.3.2   Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun praktikum
4.3.3   Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan praktikum
4.3.4   Menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum (lembar kerja, lembar rekam data, dan lain-lain)

4.4 Menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
4.4.1   Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja
4.4.2   Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
4.4.3   Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan prosedur yang berlaku
4.4.4   Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku
4.4.5   Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan



[1] Permendiknas No. 26 Tahun 2008


1.           Struktur Organisasi Laboratorium dan Fungsinya


a.             Fungsi Struktur organisasi Laboratorium[1]

Organisasi laboratorium memiliki fungsi yang sangat strategis dalam pengelolaan laboratorium. Berikut ini beberapa di antara fungsi-fungsi strategis tersebut.
1.      Memperlancar Perencanaan Praktik dan Penelitian di Laboratorium
Hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan kegiatan penelitian (praktik) di laboratorium akan dapat dijalankan secara maksimal dengan adanya organisasi laboratorium. Struktur organisasi laboratorium juga akan dapat mengarahkan rencana kerja atau kegiatan penelitian serta rencana anggaran yang diperlukan, termasuk juga mengenai teknis pelaksanaannya. Hal tersebut dapat dijalankan dengan berbagai macam cara berikut ini.
a.        Rapat kegiatan para pengelola atau susunan struktur organisasi laboratorium yang membicarakan rencana-rencana kegiatan penelitian (praktik) di laboratorium serta mekanisme kegiatan praktik atau penelitian yang akan dilakukan dengan satu atau lebih target yang akan dicapai.
b.      Rapat anggaran kegiatan penelitian di laboratorium agar bisa menentukan berapa jumlah anggaran yang diperlukan untuk kegiatan penelitian atau untuk suatu kegiatan eksperimentasi di laboratorium.

2.    Memperlancar Manajemen (Pengaturan) Kegiatan Penelitian dan Praktik di Laboratorium
Dengan adanya struktur organisasi laboratorium, seluruh kegiatan penelitian akan berjalan berdasarkan manajemen yang kuat dan profesional sehingga kegiatan penelitian akan berjalan dengan lancar. Jika manajemen kegiatan di laboratorium berjalan dengan lancar, akan muncul sejumlah hal positif berikut.
a.       Hubungan yang berkesinambungan antarseluruh pengelola laboratorium, peneliti, termasuk juga dengan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan laboratorium tersebut. Dengan demikian, seluruh kegiatan akan berjalan lancar sesuai dengan harapan yang diinginkan.
b.      Job description yang jelas dan yang mampu rnenjelaskan tugas dari masing-masing bagian yang bertugas di laboratorium. Dengan demikian, seluruh individu yang terlibat dalam kegiatan laboratorium akan mengerti fungsi dan kerjanya masing-masing dan seluruh kegiatan penelitian (praktik) akan berjalan dengan penuh tanggung jawab.
c.       Koordinasi yang efektif antara setiap individu (bagian) yang terlibat dalam kegiatan penelitian (praktik) di laboratorium sehingga kegiatan di laboratorium dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
d.      Pengaturan administrasi laboratorium yang baik dan benar. Misalnya, penataan dan pendataan arsip serta inventaris organisasi laboratorium, penataan anggota atau peserta penelitian (praktik) secara teratur, persyaratan keikutsertaan dalam kegiatan penelitian yang simpel dan mudah, penyaluran keuangan yang bisa dipertanggungiawabkan, dan lain sebagainya.
3.      Memperlancar Pelaporan dan Pertanggungjawaban Seluruh Kegiatan di Laboratorium Sehingga Mudah Dievaluasi
Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus ada dalam seluruh kegiatan di laboratorium untuk menunjukkan sikap dan rasa tanggung jawab dari para pengelola laboratorium kepada lembaga yang menaunginya ataupun kepada manajer yang berada di pucuk pimpinan laboratorium tersebut. Wujud konkretnya adalah sebagai berikut.
a.       Progress report, yaitu laporan pengembangan dan proses berjalannya kegiatan penelitian, praktik, dan eksperimentasi di laboratorium (baik dari segi jumlah peserta, hasil yang diperoleh, peralatan yang dipakai, dan hal-hal lainnya yang bersifat teknis operasional).
b.      Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan penelitian secara keseluruhan, mulai dari teknis operasional, keuangan, mitra kerja sama, dan lainlain.

4.      Mempermudah Pengawasan (Controlling) Segala Kegiatan di Laboratorium
Pengawasan adalah salah satu unsur penting dalam kegiatan di laboratorium. Salah satu tugas pengelola laboratorium yang tidak boleh terlewatkan adalah melakukan pengawasan terhadap aktivitas laboratorium ataupun realisasi kegiatan dan penggunaan anggaran laboratorium. Bila pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan lancar, maka kegiatan praktik atau pun penelitian di pengawasan akan berjalan lancar.

c.       Jabatan dalam Organisasi Laboratorium dan Tugasnya[2]

Dalam Struktur organisasi laboratorium, terdapat jabatan atau bagian yang harus diemban oleh para pengelola laboratorium. Pengadaan struktur atau jabatan laboratorium ini sebenarnya tergantung kebutuhan masing-masing. Jika kebutuhan kegiatan laboratorium sangat banyak, tentu organisasi laboratorium membutuhkan struktur atau jabatan yang cukup banyak.
Sebaliknya, jika kebutuhan kegiatan laboratorium sedikit, maka struktur organisasi atau jabatan laboratorium cukup diisi dengan beberapa jabatan saja. Tetapi, secara garis besar, ada beberapa jabatan yang harus ada dalam setiap struktur organisasi laboratorium, apa pun jenis laboratorium tersebut. jabatan-jabatan tersebut adalah:
Ø  kepala laboratorium,
Ø  supervisor,
Ø  penanggung jawab teknis,
Ø  koordinator laboratorium, dan
Ø  laboran.
ltulah jabatan inti dari organisasi laboratorium. Setiap laboratorium minimal harus memiliki struktur yang diisi oleh jabatan-jabatan di atas untuk mengelola laboratorium. Ada pun tugas-tugas dari bagian-bagian dalam struktur organisasi laboratorium adalah sebagai berikut.
1.      Tugas Kepala Laboratorium
Dalam pengelolaan laboratorium, kepala laboratorium memiliki tugas-tugas sebagai berikut:
a.       Memberi tugas kepada penanggung jawab teknis, koordinator laboratorium, koordinator peserta kegiatan di laboratorium (kegiatan penelitian, praktik, eksperimentasi), dan memberi tugas kepada laboran. Selain itu, kepala laboratorium harus meminta penanggungjawaban dari setiap bagian di bawahnya mengenai pelaksanaan tugasnya masing-masing.
b.      Memberi bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada petugas laboratorium. Oleh karena itu, seorang kepala laboratorium harus memiliki keahlian tentang kegiatan di laboratorium yang dipimpinnya. Tanpa keahlian ia tidak akan bisa membimbing seluruh anak di bawahnya.
c.       Memberi motivasi kepada para peserta yang terlibat dalam kegiatan laboratorium. Di sinilah pentingnya seorang kepala laboratorium memahami fungsi dan tujuan dari kegiatan laboratorium sehingga ia bisa memberi motivasi kepada seluruh peserta.
d.      Menyediakan dana untuk keperluan operasional laboratorium. Dana ini tidak harus berasal dari dana pribadi. Seorang kepala laboratorium bisa memperoleh dana dari swadaya, sponsor, lembaga yang menaunginya, para peserta yang terlibat dalam kegiatan laboratorium, ataupun dari sumber sumber lain yang tidak mengikat.

2.      Tugas Supervisor
Seorang supervisor juga memiliki tugas yang cukup berat dalam pengelolaan laboratorium. Peran kerja supervisor dalam pengelolaan laboratorium ini berada di level tengah, yaitu di antara ketua laboratorium (para atasan pembuat kebijakan) dan di antara para staf pelaksana rutinitas kegiatan laboratorium. Dengan fungsi kerja yang berada di antara itu, maka tugas utama supervisor adalah melakukan supervisi terhadap para staf pelaksana rutinitas aktivitas laboratorium.
Adapun perincian tugasnya dalam pengelolaan laboratorium adalah sebagai berikut.
a.       Melakukan checklist day to day, yaitu selalu mengontrol kegiatan laboratorium setiap hari.
b.      Memonitor penataan barang-barang laboratorium, serta menjaga dan memonitor keutuhan fungsi dari barang-barang laboratorium tersebut. Misalnya, memonitor lemari, meja, kursi, komputer, LCD, dan lain sebagainya.
c.       Melakukan pengecekan penerimaan peserta penelitian di laboratorium serta melakukan pemantauan hasil penelitian, praktik, ataupun eksperimentasi yang dilakukan di laboratorium.
d.      Mengawasi kelancaran kegiatan penelitian, praktik, ataupun eksperimentasi yang dilakukan di laboratorium.
e.       Melakukan counseling dengan para bawahan di laboratorium.

3.      Tugas Penanggung Jawab Teknis Laboratorium
Seorang penanggung jawab teknis laboratorium memiliki tugas yang berkaitan langsung dengan kegiatan di laboratorium, khususnya yang berkaitan dengan hal-hal teknis (bukan substansi kegiatan laboratorium). Penanggungjawab teknis laboratorium harus mampu mengadministrasi segala kegiatan yang ada di dalam laboratorium dengan baik. Hal ini supaya kegiatan di dalam laboratorium dapat dikendalikan dan dapat terinventarisasi dengan baik. Adapun tugas-tugas seorang penanggung jawab teknis laboratorium adalah sebagia berikut.
a.       Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium. Contoh dari administrasilaboratorium di antaranya mencakup:
1)      Absensi,
2)      Kartu peserta (jika diperlukan),
3)      Buku inventaris barang laboratorium,
4)      Buku noninventaris barang laboratorium,
5)      Buku peminjaman barang laboratorium,
6)      Jurnal kegiatan praktik, penelitian, dan eksperimentasi di laboratorium,
7)      Buku servis peralatan laboratorium,
8)      Buku stok barang laboratorium, dan
9)      Buku pemeriksaan peralatan praktik laboratorium.
b.      Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan laboratorium. Sekecil apa pun kendala yang bisa terjadi saat kegiatan laboratorium berjalan harus dihindari.
c.       Mengusulkan pengadaan alat/bahan laboratorium Sebagai penanggung jawab teknis urusan laboratorium, mereka memiliki wewenang untuk menambah peralatan laboratorium dan menguranginya. Oleh karena itu, mereka harus mengecek semua peralatan laboratorium agar bisa mengetahui mana yang perlu ditambah dan dikurangi.
4.      Tugas Koordinator Laboratorium
Seorang koordinator laboratorium memiliki fungsi dan tugas yang sangat strategis dalam pengelolaanlaboratorium. Adapun tugas-tugasnya dapat diuraikan sebagai berikut.
a.       Mengkoordinir para peserta, pelatih, dan pembimbing dalam kegiatan penelitian, praktik,dan eksperimentasi di laboratorium.
b.      Koordinator laboratorium juga memiliki tugas (wewenang) yang sama seperti penanggung jawab teknis laboratorium, yaitu dalam hal pengusulan pengadaan alat/bahan laboratorium kepada ketua laboratorium.
5.      Tugas Laboran
Laboran adalah tenaga kependidikan yang bekerja di laboratorium dan membantu proses penelitian, praktik, dan eksperimentasi di laboratorium.Keberadaan laboran di suatu laboratorium sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan proses penelitian, praktik, dan ekperimentasi terhadap sebuah objek tertentu. Untuk ini, seorang laboran seyogyanya memiliki hard skill dan soft skills yang memadai. Insisiatif, ketekunan, kreativitas, kecakapan, keterampilan serta pengetahuan yang dikuasai oleh laboran sering kali membantu efisiensi dan efektivitas serta produktivitas dari laboratorium, apa pun jenisnya. Adapun tugas-tugas seorang laboran dapat diuraikan sebagai berikut.
a.       Mengerjakan administrasi laboratorium. Misalnya, laboran wajib mengabsen para peserta penelitian, praktik, dan eksperimentasi (bukan menyediakan absensi).
b.      Mengatur alat/bahan laboratorium. Misalnya, laboran harus menertibkan atau merapikan kursi, meja, dan lemari, yang mana alat-alat itu diperlukan dalam kegiatan penelitian, praktik, dan ekperimentasi di laboratorium.
c.       Bertanggung jawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium serta perlengkapannya. Dalam hal ini, seorang laboran harus datang ke laboratorium minimal 30 menit sebelum kegiatan penelitian, praktik, dan eksperimentasi dilaksanakan. Sebab, ia punya tugas untuk menyapu lantai laboratorium, membersihkan debu, mengecek LCD, mengecek fungsi-fungsi peralatan laboratorium, dan lain sebagainya.
d.      Membantu para pembimbing, guru, pelatih, selama kegiatan penelitian, praktik, dan ekperiemntasi berlangsung-meskipun hal-hal itu tidak berkaitan dengan hal-hal yang bersifat substantif.


[1]Richard Decaprio, Tips Mengelola laboratorium Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013. Hlm47-51
[2]Richard Decaprio, Tips Mengelola laboratorium Sekolah, Yogyakarta: Diva Press, 2013. Hlm. 51-58
 

3 komentar:
Write komentar
  1. artikel yang sangat bermanfaat, terima kasih penjelasannya
    Visit UMA
    Visit P2MAL

    BalasHapus
  2. Apa yang dimaksud dengan sikap ilmiah para peneliti, dan bagaimana laboratorium berkontribusi dalam membentuk sikap ilmiah tersebut? Kunjungi Kami Telkom University

    BalasHapus
  3. Pembelajaran atau riset-riset pengembangan ilmu tersebut dilakukan terhadap berbagai macam ilmu yang telah dikenal sebelumnya? Tel U

    BalasHapus